• Opini
  • Cara Menghindari Kerugian dari Investasi Saham

Cara Menghindari Kerugian dari Investasi Saham

Investasi saham kini didominasi oleh generasi muda dengan usia di bawah 30 tahun sebanyak 59,23 persen dengan total aset sebesar 39,93 trilliun Rupiah.

Sandra Christella Gunawan

Mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. (Sumber: Bursa Efek Indonesia)

8 Februari 2022


BandungBergerak.idSaat ini, investasi saham menjadi salah satu kegiatan yang diminati masyarakat Indonesia, terutama kaum milenial. Hal ini terbukti dari data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang menunjukkan bahwa jumlah single investor identification (SID) di Pasar Modal Indonesia meningkat sebanyak 65,73 persen setahun terakhir. Per September 2021, jumlah investor Pasar Modal Indonesia telah mencapai lebih dari 6,4 juta SID, dan 2,6 juta SID di antaranya merupakan investor saham. Jumlah ini didominasi oleh para generasi muda dengan usia di bawah 30 tahun sebanyak 59,23 persen dengan total aset sebesar 39,93 trilliun Rupiah.

Peningkatan dari jumlah investor di Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, terutama generasi yang lebih muda, telah memiliki kesadaran mengenai keuntungan berinvestasi dan memanfaatkannya. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak orang awam yang memiliki pengetahuan minim terhadap investasi, mereka berinvestasi hanya karena mengikuti tren saja. Alasan lain yang mendorong hal ini adalah anggapan bahwa investasi hanya menghasilkan keuntungan. Anggapan tersebut tentu saja salah, karena pada saat berinvestasi, akan ada risiko yang harus dihadapi.

Ada beberapa hal yang harus dihadapi sebelum terjun ke dunia investasi. Memiliki pemahaman yang baik sebelum berinvestasi menjadi salah satu faktor untuk menghindari kerugian.

Bahaya Minimnya Pengetahuan Berinvestasi Saham

Saham menjadi salah satu jenis investasi yang digemari dewasa ini. Pada dasarnya, saham disebut juga sebagai tanda penyertaan modal atau bukti kepemilikan suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham pada suatu perusahaan, itu berarti dia merupakan salah satu pemilik perusahaan dan juga memiliki hak untuk mendapat bagian penghasilan dari perusahaan tersebut. Jadi, investasi saham dapat didefinisikan sebagai kegiatan penanaman modal pada suatu perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (Aro, 2021).

Dalam berinvestasi saham, ada suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, yaitu “high risk – high return”. Artinya, investasi saham memiliki keuntungan yang besar. Tetapi, tidak hanya memiliki banyak keuntungan, risiko dari investasi ini juga tinggi. Fakta ini sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena mereka hanya mementingkan keuntungan yang akan didapat. Hal ini mengakibatkan banyak orang membeli saham tanpa memiliki pengetahuan yang cukup.

Tentu saja, berinvestasi tanpa pertimbangan akan membawa kerugian. Bahkan, orang tersebut akan berpotensi kehilangan seluruh modal awalnya. Misalnya, seseorang menanamkan modalnya di suatu saham sebesar Rp 1 miliar dengan tujuan untuk mendapat keuntungan. Tetapi, sahamnya mengalami penurunan sebanyak 20 persen, artinya ia telah kehilangan 200 juta. Kondisi ini dapat diperparah jika perusahaan tersebut bangkrut atau dihapus dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Dana orang tersebut akan hilang dan tidak dapat diambil kembali. Semua ini dapat terjadi hanya karena orang tersebut tidak memiliki pemahaman dan rencana yang jelas. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut terjadi pada kita, kita harus terlebih dahulu memiliki pemahaman yang baik sebelum terjun ke dunia investasi saham.

Mempelajari Investasi Saham

Sebelumnya, telah dibahas mengenai kerugian yang bisa didapatkan akibat tidak adanya pengetahuan yang cukup sebelum berinvestasi. Jadi, apa saja hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan investasi saham?

Risiko Investasi

Risiko merupakan salah satu aspek yang penting dalam berinvestasi, khususnya pada investasi saham. Hal ini dikarenakan investasi saham memiliki risiko yang tinggi, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah karena investasi saham tergolong pada investasi yang memiliki jangka waktu panjang. Dalam jangka waktu yang panjang ini, tentunya kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi.

Salah satu contoh saham yang dapat berfluktuasi secara signifikan adalah saham IPO, di mana saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) mengalami peningkatan sebanyak 5,11 persen dalam 2 tahun sejak IPO (Benedicta Prima, 2019), berkebalikan dengan saham PT. Bukalapak.com (BUKA) yang mengalami penurunan hingga 6,76 persen dalam 3 hari sejak IPO (Hidayat, 2021).

Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terjadinya risiko, yaitu turunnya harga saham. Salah satu solusi yang telah banyak diterapkan oleh investor adalah dengan menetapkan cut loss. Pada dasarnya, cut loss menggambarkan upaya yang dilakukan oleh investor untuk membatasi jumlah kerugian dengan menjual saham saat harga saham menurun (Fauzia, 2021).

Menetapkan cut loss bukan berarti investor memiliki ekspektasi bahwa ia akan mengalami kerugian, tetapi tujuannya adalah untuk mencegah investor dalam mengalami kerugian yang lebih besar. Dengan merencanakan hal ini, investor akan lebih siap dalam menghadapi penurunan harga saham.

Baca Juga: Peran Matematika dalam Mengasah Keterampilan Berpikir di Abad Kekinian
Karier Perempuan dalam Bayang-bayang Budaya Maskulin
Manusia tidak Bisa Lepas dari Matematika

Fundamental Perusahaan

Dalam berinvestasi saham, kita harus melakukan analisis terhadap fundamental dari perusahaan yang diminati. Salah satu aspek yang dapat dilihat dari fundamental perusahaan adalah kinerja pendapatan. Calon investor harus terlebih dahulu memperhatikan laporan keuangan dari perusahaan tersebut, apakah perusahaan berjalan dengan baik dari tahun ke tahun, atau tidak. Hal ini dapat tercermin dari pendapatan yang meningkat dengan stabil, termasuk kepada laba perusahaan tersebut.

Selain itu, kinerja pendapatan juga dapat diukur dari cash flow perusahaan tersebut. Cash flow menunjukkan informasi mengenai pergerakan keuangan yang keluar atau masuk dalam suatu perusahaan (Ramadhani, 2020). Jadi, cash flow positif menunjukkan bahwa pemasukan perusahaan tersebut mengalami kenaikan. Jika pendapatan perusahaan tidak mengalami peningkatan, maka tentu saja pembelian saham pada perusahaan tersebut harus dihindari.

Aspek lain untuk mengukur fundamental perusahaan adalah hutang. Debt to Equity Ratio (DER), atau biasa disebut juga dengan rasio hutang modal, dapat digunakan sebagai pengukur hutang sebuah perusahaan. Rasio hutang modal ini menunjukkan perbandingan jumlah hutang dengan ekuitas suatu perusahaan (Daya, 2021). Rasio hutang modal yang tinggi berarti bisnis tersebut didukung oleh kreditur, bukan oleh pendapatannya sendiri.

Sebagai investor, perusahaan dengan rasio hutang modal yang tinggi harus dihindari agar tidak mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan perusahaan yang berhutang menunjukkan bahwa mereka tidak dapat mencukupi kebutuhannya, terlebih lagi menghasilkan laba. Jadi, prospek mendapat keuntungan dari perusahaan dengan rasio hutang modal yang tinggi tergolong rendah.

Sektor Industri Perusahaan

Sebelum berinvestasi, kita harus memperhatikan apakah sektor perusahaan tersebut sedang berkembang, atau malah sedang merosot. Seperti contoh, banyak sektor industri yang terdampak oleh pandemi Covid-19, salah satunya adalah sektor maskapai penerbangan. Pandemi global menyebabkan maskapai penerbangan terpaksa harus mengurangi penerbangan internasional, bahkan memberhentikan aktivitas, untuk mengurangi penyebaran virus.

Akibatnya, saham dari perusahaan-perusahaan maskapai penerbangan mengalami kemerosotan. Salah satu contohnya adalah PT Garuda Indonesia Tbk yang mengalami penurunan pendapatan sebanyak 24 persen pada awal 2021 (Melani, 2021). Kondisi ini berbanding terbalik dengan sektor e-commerce yang meroket saat pandemi, karena menjadi satu-satunya sarana bagi masyarakat untuk menghibur diri. Maka dari itu, sektor industri dari perusahaan sangat penting untuk dipertimbangkan.

Manfaat Belajar

Setelah mengetahui apa saja yang perlu dipelajari sebelum kita bisa berinvestasi saham, tentunya banyak manfaat yang bisa kita dapatkan. Dengan memiliki pemahaman dasar, kita dapat memiliki rencana yang jelas dalam apa yang kita inginkan dan harapkan dalam kegiatan investasi saham ini. Terlebih lagi, investasi yang dilakukan sejak dini akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Dengan demikian, kita bisa memiliki dana yang cukup untuk rencana masa depan kita. Selain itu, pemahaman dalam investasi juga bisa membantu kita untuk bisa lebih aware mengenai masalah keuangan di Indonesia, maupun di dunia.

Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari lebih dalam mengenai investasi saham. Pemahaman yang baik mengenai investasi menjadi penentu hasil yang kita terima melalui investasi saham. Kita dapat memaksimalkan kemungkinan kita untuk sukses dalam berinvestasi saham dengan mempelajari hal-hal yang penting terlebih dahulu, seperti risiko, sektor industri, dan fundamental perusahaan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan investasi, terutama investasi saham, memiliki risiko yang tinggi. Tetapi dengan berbekal pengetahuan tersebut, niscaya kita akan terhindar dari kerugian. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi calon-calon investor yang memiliki minat tinggi terhadap investasi saham, untuk lebih dulu memiliki pengetahuan yang matang sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Selamat berinvestasi!

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//