GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA (21): Gunung Pipisan, yang Menawan dari Bukit Barisan Baleendah
Dari puncak Gunung Pipisan, yang unik dengan keberadaan bebatuan ukuran besarnya, kita bisa melihat pemandangan menawan di keempat arah mata anginnya.
Gan Gan Jatnika
Pegiat Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), bisa dihubungi via Fb Gan-Gan Jatnika R dan instagram @Gan_gan_jatnika
18 Februari 2022
BandungBergerak.id - Nama Gunung Pipisan memang cukup menarik dan sering membuat orang salah mengartikan. Karena pada umumnya orang Sunda mengenal kata ‘pipis’ yang artinya buang air kecil, banyak yang mengira arti dari nama Gunung Pipisan ada hubungannya dengan cerita buang air kecil atau pipis.
Namun, ternyata bukan itu maksudnya. Kata ‘pipisan’ berbeda makna dengan pipis. Pipisan artinya adalah sebuah alat yang terbuat dari batu, bentuknya datar dan persegi memanjang, digunakan untuk menghaluskan biji-bijian atau dedaunan, terutama dalam pembuatan ramuan obat.
Biji atau daun yang akan dihaluskan disimpan di atas batu pipisan, kemudian digiling dengan sebuah batu gilingan yang disebut dengan nama batu ‘gandik’. Ukuran batu gandik disesuaikan dengan batu pipisannya. Dalam tradisi Sunda, proses menghaluskan dengan batu pipisan disebut dengan ‘ngarieus’.
Lokasi dan Akses
Gunung Pipisan berjarak sekitar 15 kilometer ke arah selatan dari pusat Kota Bandung. Secara administratif, gunung ini berada di Kabupaten Bandung, dengan puncaknya berada di perbatasan Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Arjasari. Sisi lereng gunung bagian utara berada di Desa Jelekong, Kecamatan Baleendah, sedangkan sisi lereng bagian selatan berada di Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari.
Untuk menuju ke Gunung Pipisan, kita bisa mengarahkan kendaraan menuju Jalan Mohammad Toha atau Jalan Buahbatu. Dari sana, kita melintas di Jalan Bojongsoang yang mengarah ke Baleendah. Sesampainya di pertigaan Tugu Monumen Juang Baleendah, kita mengambil arah jalan ke kiri menuju Jalan Laswi Baleendah, selanjutnya berbelok ke kanan menuju Jalan Cangkring-Asem hingga tiba di kaki Gunung Pipisan
Untuk mempermudah perjalanan, kita bisa menggunakan bantuan internet dengan memasukkan kata kunci “Bumi Perkemahan Haruman” ke dalam mesin pencarian seperti Google. Akan ditampilkan pada kita, peta yang akan mengarahkan perjalanan menuju ke Gunung Pipisan.
Ketinggian Gunung Pipisan adalah 1.071 meter di atas permukaan laut ( mdpl). Data ini berdasar peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), lembar peta 1208-634, edisi: I – 2000, judul peta Pakutandang skala 1 : 25.000 . Di kalangan pendaki, ketinggian gunung ini lebih dikenal dengan 1.070 mdpl.
Baca Juga: GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA (20): Gunung Palasari Cilengkrang, Legenda Kerajaan Arcamanik di Titik Tertinggi Patahan Lembang
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA (19): Beragam Kisah di Puncak Jayagiri Lembang, dari Makam Junghuhn hingga Kampung Cilameta yang Hilang
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA (18): Gunung Bukittunggul Lembang, Yang Tertinggi di Bandung Utara
Mendaki Menuju Puncak Gunung Pipisan
Untuk mencapai puncak Gunung Pipisan, biasanya pendaki memulai dari basecamp di Bumi Perkemahan Haruman. Demikian juga parkir kendaraan serta registrasi dilakukan di tempat ini.
Perjalanan mendaki melalui jalur Bumi Perkemahan Haruman ini tidak terlalu sulit dan tidak memakan waktu lama. Hanya butuh 30-45 menit bagi kita untuk tiba di puncak.
Di sepanjang perjalanan, kita akan melewati jalur pendakian yang sudah jelas dengan hamparan kebun warga di kiri kanannya. Sesekali kita juga akan melewati rumpun bambu dan pohon-pohon khas daerah pegunungan, seperti saliara dan kaliandra. Juga bunga-bunga dari pohon perdu, seperti wedelia kuning dan bunga jambrong atau bunga pecut kuda berwarna ungu yang tampak menghias di sisi kiri dan kanan jalan.
Di sepanjang jalur pendakian dan di puncak Gunung Pipisan, kita akan kesulitan menemukan sumber air. Jadi, jangan lupa menyiapkan air sebagai bagian bekal pendakian!
Mendaki dari Bumi Perkemahan Haruman, kita akan tiba di bagian sisi utara puncak Gunung Pipisan. Di puncak, batu-batu berukuran sedang dan besar menyambut kedatangan para pendaki.
Jika cuaca mendukung, beristirahat di area bebatuan ini merupakan pilihan yang sangat tepat karena dari titik ini kita bisa menikmati pemandangan terbuka yang sangat indah. Sisi empat penjuru mata angin yang dapat kita nikmati sebagai berikut:
- Di sebelah utara, terhampar cekungan Kota Bandung dengan gunung-gunung di kawasan Bandung utara sebagai batasnya, yakni Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Bukittunggul, Gunung Palasari, serta Gunung Manglayang
- Di sebelah barat, terlihat puncak tertinggi dari Pegunungan Bukit Barisan Baleendah, yaitu Gunung Geulis, dan terlihat pula puncak Gunung Sela dan Gunung Pabeasan
- Di sebelah timur, terlihat Gunung Nini dan Gunung Bukitcula, serta di kejauhan Gunung Mandalawangi menghiasi sudut pandang kita
- Di sebelah selatan, tampak Pegunungan Malabar yang megah
Bentuk puncak Gunung Pipisan berupa punggungan cukup luas yang melintang dari selatan ke utara. Sangat menyenangkan bisa berjalan dari ujung ke ujungnya. Banyaknya bebatuan yang muncul ke permukaan tanah menjadi daya tarik yang unik, yang tentu saja sangat cocok dijadikan lokasi berpose untuk mengabadikan keindahan puncak gunung ini.
Berkemah di Gunung Pipisan diperbolehkan. Tentu saja sebelumnya kita harus melapor ke petugas di basecamp.
Saat malam tiba, pemandangan indah lampu-lampu kota tampak di depan mata, keindahan cekungan Bandung tampak menarik dinikmati malam hari dari ketinggian. Dan saat pagi tiba penampakan sunrise atau matahari terbit dari ufuk timur menjadi aktraksi alam yang mempesona, ditemani secangkir minuman hangat tentu semakin melengkapi keindahan suasananya.
Bumi Perkemahan Haruman dan Agrowisata
Selain sebagai basecamp untuk kegiatan pendakian menuju puncak Gunung Pipisan, Bumi Perkemahan Haruman yang terletak di Kampung Sukatinggal-Gentong, Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung memiliki sejumlah paket wisata yang menarik. Terdapat paket untuk outbond dan agrowisata pertanian serta perkebunan yang memungkinkan para wisatawan secara langsung ikut merasakan pengalaman berkebun.
Beberapa jenis tanaman yang bisa ditemui adalah cabai, wortel, kopi, pecay, dan ubi jalar atau hui boled. Ada catatan khusus tentang ubi jalar yang ditanam oleh petani di Desa Pinggirsari. Karena kualitas produksinya sangat bagus, pemasarannya mampu menembus mancanegara, seperti Hongkong. Wisatawan juga bisa berkunjung ke peternakan yang dikembangkan bersama masyarakat sekitar, berupa peternakan domba garut dan domba merino.
Secara berkala, demi merawat dan melestarikan lingkungan, dilakukan kegiatan melak tangkal yang menggambarkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Bumi Perkemahan Haruman ini sering melibatkan Komunitas Pepeling atau disebut “Murangkalih Pepeling”. Contohnya, kegiatan bertajuk “Kembar atau Kemping Bareng” yang dilangsungkan pada tanggal 18-19 Desember 2021, berupa silaturahmi antarkomunitas dan tentu saja kegiatan penanaman pohon.
Atraksi lain bagi pengunjung adalah rapelling atau menuruni tebing dengan menggunakan tali karamantel atau tali khusus untuk kegiatan panjat tebing. Menariknya, begitu selesai menuruni tebing dari puncak gunung, kita akan tiba di sebuah panggungan terbuat dari besi yang dipagari dengan aman. Panggungan ini disebut Sky Glamping Gunung Pipisan.
Tidak jauh dari Sky Glamping itu ada juga sebuah tempat menarik dengan keberadaan bangunan unik berbentuk segitiga. Dinamai Rumah Elang, bagnunan ini didirikan oleh salah seorang pegiat kegiatan luar ruangan (outdoor) dan petualangan (adventure) senior di Bandung yang dikenal dengan panggilan Mang Oben.
Geomorfologi dan Toponimi
Geomorfologi atau bahasan tentang sejarah dan pembentukan Gunung Pipisan memiliki riwayat yang panjang. Seperti banyak dibahas oleh para ahli geologi, diketahui bahwa pembentukan pegunungan di kawasan cekungan Bandung diawali sejak 4 juta tahun yang lalu dengan awal pembentukan di daerah pegunungan Soreang (Soreang Vulkanologi), setelah itu bergerak membentuk pegunungan di daerah Baleendah (Baleendah Vulkanologi) dengan puncak tertingginya adalah Gunung Geulis (1.154 mdpl).
Berdasar analisis morfostratigrafi yang dilakukan oleh para ahlinya, fase paling tua dari pegunungan Baleendah ada di bagian timur, yaitu di Gunung Bukitcula yg berumur 3,2 juta tahun. Fase kedua adalah sisi baratnya, termasuk Gunung Geulis dan Gunung Pipisan, yang berumur 2,8 juta tahun. Fase terakhir dari pembentukan pegunungan ini adalah Gunung Tikukur yang ketinggiannya hampir sama dengan Gunung Pipisan.
Ditengarai dahulunya ada sebuah gunung api tua yang berevolusi bentuk menjadi seperti sekarang. Bentuk fasies proksimal dari gunung api tersebut bisa dilihat dari arah Gunung Geulis sampai ke Gunung Koromong.
Toponimi Gunung Pipisan seperti diuraikan di awal, bukan bermakna pipis atau buang air kecil, tetapi bermakna batu pipisan. Konon, di puncak gunung ini terdapat sebuah batu yang menyerupai batu pipisan.
Menariknya, karena masyarakat telanjur mengenal nama pipisan sebagai air pipis, maka basecamp pendakiannya memilih menggunakan nama Haruman. Alasannya, agar nama kawasan menjadi lebih enak dikenal. Seperti itulah setidaknya yang pernah dituturkan oleh Kang Opik, salah satu pemilik dan pengelola kawasan Bumi Perkemahan Haruman.
Sementara itu, mitos dan legenda mengenai Gunung Pipisan tentu saja tidak jauh dari cerita gunung-gunung sekitarnya, yaitu tentang seorang pemuda yang ingin menikahi seorang wanita cantik tetapi gagal, padahal lamaran dan barang bawaan sebagai hadiah sudah disiapkannya. Nantinya sang putri menjelma menjadi Gunung Geulis dan sang pemuda menjadi Gunung Bukitcula. Ada pun sepasang kakek-nenek yang mengasuh sang putri menjelma menjadi Gunung Nini dan Gunung Pipisan.
*Tulisan kolom Gunung-gunung di Bandung Raya merupakan bagian dari kolaborasi www.bandungbergerak.id dan Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB)