• Kampus
  • UPI Menargetkan 180 Penerima Vaksin Booster setiap Harinya

UPI Menargetkan 180 Penerima Vaksin Booster setiap Harinya

Vaksinasi booster UPI akan berlangsung selama 9 hari hingga Rabu, 2 Maret 2022.

Warga mendapatkan suntik vaksin Covid-19 dosis 3 jenis Pfizer di Taman Dewi Sartika, Bandung, Jumat (21/1/2022). Pemerintah terus mempercepat cakupan vaksin booster pada warga beresiko tinggi setelah kasus harian Covid-19 naik melebihi 2.000 kasus per hari. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana21 Februari 2022


BandungBergerak.idUniversitas Pendidikan Indonesia (UPI) memulai program vaksinasi booster bagi dosen dan tenaga kependidikannya. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dilakukan oleh tim Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Kesehatan UPI di Gedung Poliklinik UPI sejak Sabtu (19/02/2022). Pemberian vaksin booster ini akan berlangsung selama 9 hari, hingga Rabu (2/3/2022) mendatang.

Ditargetkan semua sivitas akademika UPI menerima vaksin dosis ketiga ini. Penerima vaksin booster dari kalangan dosen dan tendik UPI tercatat berjumlah sekitar 1.500 orang. Para penerima vaksin dibagi ke dalam jadwal yang telah ditentukan.

“Dari jadwal tersebut, UPT Layanan Kesehatan UPI menerima layanan vaksinasi bagi sekitar 180 penerima vaksin setiap harinya,” kata Kepala UPT Layanan Kesehatan UPI, Lucky Angkawadjaja, mengutip laman resmi UPI, Senin (21/2/2022).

Syarat vaksinasi booster UPI adalah penerima vaksin telah mendapat dosis vaksin kedua enam bulan sebelumnya. Selain itu, penerima vaksin harus terkonfirmasi sehat melalui serangkaian tes kesehatan dan telah memiliki e-ticket pada aplikasi PeduliLindungi. Vaksinasi memprioritaskan penerima dengan usia di atas 60 tahun. Adapun jenis vaksin booster yang digunakanadalah AstraZeneca.

Lucky Angkawadjaja menyampaikan vaksinasi booster diperlukan untuk meningkatkan fungsi imunitas sehingga tubuh terlindungi dari gejala berat Covid-19.

“Vaksinasi booster itu diperlukan karena ketika sudah mendapatkan vaksinasi, kadar titer dari antibodinya menurun, sehingga kita untuk ditingkatkan kembali maka diberikan vaksin booster,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan vaksinasi booster akanmemberikan rasa aman bagi para penerimanya. Namun demikian, protokol kesehatan tetap perlu diutamakan.

“Tentunya mau bersosialisasi itu silakan, asal tetap menjaga protokol kesehatan karena pemberian vaksinasi tidak melindungi seratus persen, tapi menurunkan risiko beratnya penyakit,” tambahnya.

Ia menganjurkan agar masyarakat, khususnya seluruh warga UPI untuk segera menerima vaksin booster. Peran vaksinasi adalah untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit.

“Jadi setelah divaksinasi, tingkat keparahan sakit Covid menjadi lebih rendah daripada yang tidak menerima vaksinasi. Oleh karena itu, sebaiknya kita mendapatkan vaksinasi secara lengkap.” pungkasnya.

Salah seorang penerima vaksin, Trisnawan, Pamdal UPT K3 UPI, mengungkapkan bahwa dirinya bersyukur karena telah menerima vaksinasi booster. Setelah divaksin, ia merasa lebih aman dan terlindungi. Ia berharap agar vaksinasi dapat membuat situasi dan kondisi kembali normal.

“Kalau vaksin sudah diberikan merata, yang saya harapkan mahasiswa, dosen, karyawan bisa bertatap muka kembali,” tutupnya.

Baca Juga: Indonesia Membutuhkan 9 Juta Ahli Teknologi Digital
Melestarikan Bahasa Ibu Mencegah Punahnya Kearifan Lokal
Buku Badujs en Moslims, Potret Hidup Berdampingan Masyarakat Baduy dan Muslim

Vaksinasi bagi Murid SD

Selain menggelar vaksin booster, UPI juga menyelenggarakan vaksinasi untuk murid SD. Penyelenggaraan vaksinasi dilakukan Sekolah Dasar Labolatorium Percontohan UPI Kamis dan Jumat (17-18/02/2022) lalu. Vaksinasi diberikan untuk dosis kedua setelah pada 6 Januari lalu siswa diberikan dosis pertama.

Jumlah total siswa yang divaksin dosis kedua berjumlah 301 orang yang terdiri atas siswa dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Vaksinasi menggunakan vaksin jenis Sinovac.

Program vaksinasi ini diselenggarakan melalui kerja sama SD Laboratorium UPI dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Kesehatan UPI. Program vaksinasi ini dilakukan untuk menunjang persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Disebutkan bahwa syarat sekolah yang diizinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka adalah guru selaku tenaga pengajar, harus sudah divaksin 100 persen. Siswa yang mengikuti vaksinasi dosis 1 dan 2 di SD Labolatorium Percontohan UPI adalah siswa yang telah mendapat persetujuan dari orang tua.

Melalui program vaksinasi ini, siswa mengaku senang karena merasa terlindungi. Kineta (kelas 3) dan Abi (kelas 2) berharap Covid-19 segera hilang agar mereka dapat kembali melakukan PTM. “Senang setelah divaksin, supaya nggak kena Covid dan bisa sekolah offline,” ujar keduanya.

Hal serupa disampaikan oleh Aghaz (kelas 2). Ia tidak merasa takut disuntik vaksin dan bahkan merasa senang karena berharap dapat segera melaksanakan PTM.

Nggak kerasa disuntiknya, cuma pegel tapi nggak takut karena pengen sekolah offline,” jelas Aghaz.

Dengan dilaksanakannya vaksin dosis kedua, SD Labolatorium Percontohan UPI telah semakin siap untuk melakukan PTM. Selain itu, seluruh tenaga pengajar di SD Labolatorium Percontohan UPI telah mendapat vaksin dosis lengkap.

Adapun program vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan oleh SD Labolatorium Percontohan UPI merupakan bagian dari percepatan vaksinasi yang gencar dilakukan oleh pemerintah, termasuk Pemerintah Kota Bandung. Program vaksinasi terus digalakkan, khususnya bagi kalangan pelajar.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//