Mengurangi Sampah Plastik dengan Membudayakan Isi Ulang

Diperlukan usaha yang ambisius untuk mengurangi sampah plastik, di antaranya menggalakkan budayakan isi ulang.

Mesin isi ulang produk kebersihan di QYOS. Isi ulang dapat mengurangi sampah kemasan plastik. (Tangkapan Layar laman QYOS)

Penulis Iman Herdiana24 Februari 2022


BandungBergerak.id - Sampah plastik tidak akan habis dibicarakan selama bumi terus terancam kelestariannya. Diperlukan cara-cara yang ambisius untuk mengurangi sampah plastik, antara lain dengan membudayakan paraktik isi ulang. Sayangnya, praktik isi ulang saat ini dianggap tidak praktis.

Meski demikian, isi ulang merupakan satu cara terbaik di tengah banjir plastik saat ini. Sebagai contoh di Bandung, setiap hari menghasilkan 1.000-1.500 ton sampah yang sebagian besar sampah plastik. Belum lagi dengan sampah kota besar lainnya.

Budaya isi ulang ini dibahas Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) melalui webinar dengan judul “Disrupsi Teknologi 4.0: Antar Dampak dan Dunia Meta”, Selasa (15/2/2022). Salah satu narasumber webinar adalah Co-Founder QYOS, Darina Maulana (Desain Interior’2014).

Darina menyampaikan materi tentang “Revolusi Konsumsi Zero-waste dengan Refill-tech”. Disebutkan bahwa isu tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan di Indonesia, terutama di Jakarta sudah sangat memburuk. Setiap harinya ada 2.000 ton sampah plastik di Jakarta.

“Maka dari itu, diciptakanlah perusahaan teknologi refill untuk produk harian FMCG, untuk mengurangi sampah plastik bernama QYOS,” jelas Darina, mengutip laman resmi ITB, Kamis (24/2/2022).

Ia menjelaskan, QYOS menerapkan berbagai strategi dalam setiap proses produksi, distribusi, dan juga konsumsi. Untuk mempersiapkan proses produksi, QYOS menghimpun para consumer insight dan melakukan produksi yang responsible terhadap alam. Untuk proses distribusi, dilakukan distribusi yang ramah lingkungan, dan untuk konsumen, QYOS memberikan produk yang terjangkau dan familier.

Target pasar utama dari QYOS adalah para ibu-ibu di perkotaan. Sementara itu, strategi promosi QYOS memanfaatkan Tiktok dan Instagram. Hasil konkretnya, dalam satu tahun, QYOS mengklaim telah mengurangi pemakaian kantong plastik sebanyak 5.000 kantong plastik dalam satu tahun.

Baca Juga: Elang Jawa Bernama Iskandar Dilepasliarkan setelah Dipasang GPS
Bumi dalam Tekanan Covid-19 dan Sampah Paket
Indonesia Dihadapkan pada Krisis Air Bersih

Isi Ulang Bersama QYOS

Secara sederhana, QYOS bisa dibilang sebagai perusahaan isi ulang dengan misi mengurangi sampah kemasan plastik sekali pakai. Mengutip laman resmi QYOS, disebutkan bahwa  Indonesia adalah produsen plastik terbesar ke-2 di dunia. Jumlah sampah plastik yang berlebihan membuat Indonesia berisiko tinggi terkena dampak samping kesehatan, pencemaran air, udara, dan kerugian ekonomi.

QYOS didirikan tahun 2020, yang merupakan start up berbasis digital yang menyediakan stasiun refill otomatis untuk produk rumah tangga. Saat ini, QYOS baru memiliki 1 vending point di Jakarta.

“QYOS by Algramo adalah proyek oleh Enviu, sebuah perusahaan sosial yang berfokus untuk memberikan dampak positif bagi sosial dan lingkungan,” demikian menurut laman resminya.

Dengan stasiun refillnya, QYOS by Algramo berupaya keras untuk memanggil dan mendorong semua orang untuk menghasilkan perubahan yang radikal dalam kebiasaan konsumsi sehingga dapat menyelamatkan planet bumi ini tepat waktu.

Bagaimana Isi Ulang di QYOS?

QYOS menjual produk kebutuhan sehari-hari. Saat ini produk yang tersedia adalah produk kebersihan pribadi dan rumah tangga, seperti sabun. Perusahaan ini menjanjikan akan terus menambah variasi produk isi ulangnya.

Konsumen dapat melakukan isi ulang sesuai dengan kebutuhan. Karena pembelian dilakukan dengan aplikasi, konsumen juga akan mendapat tanggal kadaluarsa produk melalui riwayat pembeliannya.

“Tujuan utama kami adalah untuk mengubah perilaku dari konsumsi plastik sekali pakai menjadi konsumsi secara zero waste melalui kenyamanan dan harga yang lebih rendah dengan aplikasi pintar yang terintegrasi. Kami terbuka untuk kemitraan, baik Anda pengecer, FMCG, distributor, vendor atau lainnya. Bersama-sama kita bisa lebih baik!,” kata QYOS.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//