• Berita
  • Kota Bandung dan Lembang Menjadi Destinasi Wisata Favorit selama Pagebluk Versi Google

Kota Bandung dan Lembang Menjadi Destinasi Wisata Favorit selama Pagebluk Versi Google

Minat wisatawan terhadap destinasi wisata di Kota Bandung dan Lembang bertumbuh pada pertengahan 2021, meski terpukul kembali karena Omicron.

Laporan Google berjudul Year in Search 2021: Look back to move your business forward, menunjukkan Kota Bandung dan Lembang sebagai destinasi wisata favorit. (Sumber: Google)

Penulis Iman Herdiana26 Februari 2022


BandungBergerak.idMinat orang Indonesia terhadap pariwisata tumbuh cukup signifikan sepanjang 2021. Bandung dan Lembang menjadi destinasi paling favorit, menurut data Google yang dirilis dalam laporan Year in Search 2021: Look back to move your business forward.

Meski demikian, pertumbuhan tersebut terkoreksi dengan munculnya varian Omicron dan penaikan status PPKM Level 2 ke level 3, menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat. Pemerintah pun disarankan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster daripada menggenjot pembangunan fisik atau infrastruktur.

PHRI Jabar mencatat jumlah hotel dan restoran di Jawa Barat sebanyak 3.000 unit yang semuanya terdampak pagebluk. Dari jumlah itu, per Juni 2020 terdapat 500 hotel dan restoran yang gulung tikar. Jumlah ini terus meningkat pada gelombang pagebluk dua yang terjadi pada paruh pertama tahun 2021.

Bandung dan Lembang

Dalam laporan Year in Search 2021, Google menyatakan minat masyarakat Indonesia terhadap perjalanan untuk pariwisata atau traveling tumbuh cukup besar. Penelusuran kata kunci terkait perjalanan di mesin pencari Google lebih pesat dibandingkan 2020, tetapi mengalami fluktuasi akibat situasi Covid-19.

“Konsumen makin terbiasa dengan ketidakpastian saat melakukan perjalanan dan lebih cepat membuat keputusan,” terang Google, melalui laporan Year in Search 2021 yang diakses Sabtu (26/2/2022).

Peningkatan mencolok terutama terjadi pada perjalanan domestik yang oleh Google disebut “tumbuh pesat pada 2021, bahkan terkadang mencapai level sebelum pandemi”.  Mayoritas wisatawan memilih tujuan domestik yang nyaman seperti kota-kota di Jawa, dengan penelusuran terbanyak berasal dari wilayah Jawa, didorong oleh perjalanan darat yang makin populer.

Disebutkan bahwa permintaan perjalanan domestik tumbuh 30 persen year-on-year pada November 2021, bahkan telah mencapai level yang sama seperti Januari 2020 sebelum pandemi.

“Seiring meningkatnya perjalanan wisata pada pertengahan 2021, Bandung, Yogyakarta, Cisarua, Semarang, Batu, dan Lembang (Kabupaten Bandung Barat) merupakan destinasi dengan pertumbuhan tertinggi. Destinasi domestik terpopuler berdasarkan pertumbuhan jumlah pencarian, September 2021 - Desember 2021,” lanjut Google.

Persentase pertumbuhan penelusuran untuk wisata domestik tumbuh 57 persen. Minat penelusuran untuk road trip keluarga meningkat tiga kali lipat. Data ini diperkuat dengan tumbuhnya minat penelusuran untuk sewa mobil lepas kunci sebesar 23 persen pada 2021, yang anjlok 68 persen pada 2020.

Google melaporkan ada pertumbuhan minat perjalanan ke luar negeri. Namun minat perjalanan di dalam negeri lebih dominan. Mereka memilih aktivitas rekreasi yang dekat dari rumah dan relatif aman. Kegiatan yang sempat tren pada era pandemi terus tumbuh pada 2021, seperti menjelajahi dunia secara virtual, dengan minat penelusuran 108 persen.

Minat penelusuran untuk staycation tumbuh 85 persen, minat penelusuran untuk makan di mobil tumbuh 47 persen karena banyak orang yang ingin makan di luar dengan aman. Perpustakaan umum di ruang terbuka juga makin populer, dengan minat penelusuran untuk taman baca meningkat 60 persen.

Baca Juga: Melihat Geliat Wisata Bandung dari atas Bus Bandros
Gunung Batu dan Potensi Wisata Edukasi Bencana Sesar Lembang
Warga Merana dengan masih Ditutupnya Wana Wisata Batu Kuda

Terpuruk karena Omicron

Sektor pariwisata yang paling terpuruk pada gelombang pandemi tahun pertama dan kedua memang bangkit pada pertengahan 2021. Ketua PHRI Jawa Barat Herman Muchtar mengonfirmasi bahwa pertumbuhan itu terjadi antara Agustus hingga Desember 2021, tetapi nyungsep kembali di awal 2022.

“Agustus dan Desember ada peningkatan 40 persenanlah untuk hotel, restoran, transportasi, destinasi wisata. Bangkit. Lumayanlah. Tapi Januari ini nyungsep lagi karena Omicron, kemudian ada kebijakan buka tutup PPKM Level 3,” kata Herman Muchtar, saat dihubungi BandungBergerak.id.

Meski dikatakan nyungsep, sektor pariwisata Jawa Barat pada Januari dan Febuari sebenarnya tidak terlalu minus. Herman mencatat ada pertumbuhan 20 persen. Angka ini relatif lumayan dibandingkan gelombang pertama dan kedua pandemi yang menghancurkan bisnis pariwisata. 

Herman juga merasa optimis dalam menghadapi gelombang Omicron ini. Ia yakin tingkat keparahan infeksi akibat varian Omicron tidak seperti varian-varian virus Corona sebelumnya. Ia pun berharap pemerintah menggencarkan vaksin booster kepada masyarakat umum atau wisatawan.

Menurutnya, vaksin booster atau dosis ketiga harus menjadi prioritas agar masyarakat semakin kebal terhadap Covid-19. Vaksinasi booster inilah yang perlu menjadi prioritas ketimbang menggencarkan pembangunan infrastruktur.

Diketahui bahwa pemerintah pusat maupun daerah saat ini gencar menjalankan pembangunan infrastruktur. Baru-baru ini, Tol Cisumdawu yang memangkas Sumedang sudah dibuka. Tol ini tidak melintasi Cadas Pangeran yang rawan macet.

Di Kota Bandung, pembangunan sejumlah flyover juga digenjot. Yang terbaru adalah flayover Ciroyom sebagai penyokong kereta cepat Bandung dan Jakarta yang akan berdampak pada warga sekitar Jalan Arjuna-Ciroyom.

Herman mengatakan, pembangunan infrastruktur tentunya penting dalam menunjang sektor pariwisata. Misalnya dengan dengan dibukanya Tol Cisumdawu otomatis akan mendekatkan warga dengan Bandara Kertajati, Majalengka. Namun untuk situasi sekarang kuncinya ada di vaksinasi booster.

“Kuncinya tingkatkan vaksinasi booster harus di atas 75 persen. Negara lain juga begitu karena rakyat jadi imun. Dengan vaksin booster risiko jadi kecil. Di kita masih banyak yang belum booster,” paparnya.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//