• Kampus
  • Unpar PTM 25 Persen, Unisba Menyelenggarakan Pesantren Daring

Unpar PTM 25 Persen, Unisba Menyelenggarakan Pesantren Daring

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya klaster penularan Covid-19, Unpar dan Unisba tetap melakukan pembatasan kuliah secara ketat.

Kampus Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) di Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, melangsungkan semua perkuliahan secara daring, pertengahan tahun 2021 lalu. (Foto: Miftahudin Mulfi/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana7 Maret 2022


BandungBergerak.idPandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga hari ini membuat kampus-kampus di Bandung tetap menjalankan pembatasan kuliah tatap muka. Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), misalnya, yang menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 25 persen. Begitu juga dengan Universitas Islam Bandung (Unisba) yang memilih menyelenggarakan pesantren secara daring.

Unpar menerapkan PTM terbatas 25 persen sesuai dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Namun demikian, Unpar akan terus melakukan evaluasi terhadap PTM terbatasnya dan menyiapkan opsi pembelajaran full online jika kasus Covid-19 melonjak signifikan.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unpar Tri Basuki Joewono menuturkan, dosen dan mahasiswa yang boleh terlibat PTM terbatas adalah mereka yang sudah mengikuti atau mendapatkan vaksinasi lengkap, dalam keadaan sehat, dan bersedia beradaptasi dengan perubahan yang baru.

Dia menuturkan, sekitar 4.000 mahasiswa Unpar mengambil opsi PTM terbatas. Jumlah ini bisa berubah mengingat situasi kondisi terkini dan mahasiswa diberikan kewenangan untuk memilih kembali ke kuliah daring.

“PTM terbatas dengan metode hybrid menjadi solusi bagi mereka yang bisa dan bersedia datang dan juga solusi bagi yang belum bisa. Semua melakukan perubahan, melatih diri, sambil mencari dan menyiapkan yang paling tepat. PTM terbatas ini juga penting untuk mencari pembelajaran yang pas untuk masa datang. Universitas merasa ini waktunya untuk menyiapkan diri dengan pembelajaran masa datang,” tutur Tri Basuki, Senin (7/3/2022).

Unpar juga telah menyiapkan Buku Saku Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Sejumlah ketentuan umum bagi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan yang terlibat pun diatur dalam buku saku tersebut. Dalam hal ini, Satuan Tugas Unpar Fights Covid-19 (Satgas UFC-19) turut memantau PTM terbatas yang dijadwalkan berlangsung hingga akhir Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022.

Menurut dia, PTM terbatas diperlukan guna mengoptimalkan keseluruhan proses pembelajaran. Walau secara umum semua aktivitas sudah dilakukan secara daring, namun ada hal-hal yang diperlukan untuk dilakukan secara fisik di kampus yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa.

“Opsi full online tentu telah kami siapkan. Bila diperlukan, bisa seketika (PTM terbatas) diputuskan (tidak dilanjutkan). Satu-satunya pertimbangan adalah kesehatan dan keselamatan sivitas akademika Unpar. Bila situasi meminta demikian, maka sistem akademik Unpar siap untuk full online,” ucapnya.

Tri Basuki pun memastikan PTM terbatas yang berlangsung berjalan sesuai prosedur yang ketat. Buku Saku AKB Unpar yang disiapkan hingga pemantauan secara kontinue di lapangan oleh Satgas UFC-19 dirancang agar PTM tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19.

“PTM dirancang untuk tidak menjadi klaster, dengan rancangan semua memenuhi syarat kesehatan, tidak melebihi kapasitas yang diatur, kegiatan berlangsung sesuai protokol kesehatan, dan adanya pemantauan kerumunan,” katanya.

Dalam Buku Saku AKB, juga diterangkan Prosedur Pemantauan, Identifikasi Kasus, dan Kemungkinan Penularan. Bagi mahasiswa yang baru melakukan kegiatan di kampus dan mengalami gejala terinfeksi, diimbau segera menghubungi Satgas UFC-19 melalui nomor WhatsApp 0813-6581-1143. Kemudian melalui tes (antigen dan/atau PCR), melakukan isolasi mandiri hingga hasil tes diperoleh, dan saat hasil pengetesan positif melakukan proses penyembuhan sesuai anjuran. Serta mengisi tautan ini.

Baca Juga: RIWAYAT JALAN DI KOTA BANDUNG (13): Kompleks Tokoh Kesehatan
BANDUNG HARI INI: Hubertus Johannes Van Mook Terbang dari Buahbatu ke Australia
JEJAK KAUM NASIONALIS DI BANDUNG (21): Pulang dari Belanda, Mohammad Hatta Berkiprah di Bandung

Pesantren Daring Unisba

Pandemi Covid-19 yang kembali merebak seiring munculnya varian omicron mendorong Unisba kembali menyelenggarakan Pesantren Mahasiswa Tahun Akademik 2021/2022 secara daring melalui Zoom Meeting.

Pesantren yang rutin dilaksanakan dan wajib diikuti oleh mahasiswa ini diikuti sebanyak 2.497 peserta dan akan berlangsung selama sembilan gelombang. Setiap gelombang pesantren akan dilaksanakan selama lima hari yakni Senin s.d. Jumat yang dimulai sejak Senin (31/1/2022) hingga Juli 2022.

Wakil Rektor III Unisba, Amrullah Hayatudin, mengatakan pesantren ini merupakan prasyarat untuk kegiatan-kegiatan mata kuliah Pendidikan Agam Islam (PAI) berikutnya terutama untuk dapat mengikuti Pesantren Calon Sarjana sebagai syarat mengikuti sidang skripsi.

“Syarat mutlak mengikuti Pesantren Calon Sarjana itu harus mengikuti lulus Pesantren Mahasiswa. Maka dari itu, ikuti pesantren ini dengan seksama, penuh tanggung jawab dan keseriusan,” ujar Amrullah Hayatudin.

Meski dilaksanakan secara daring, ia menegaskan pesantren tersebut tidak mengurangi esensi dari kegiatan dan kesakralannya. Pimpinan dan jajaran sudah mempersiapkan bagaimana esensi dan kulaitas pesantren tetap bernilai bagus meski dilakukan secara online.

Sementara itu, Kepala Bagian Pendidikan Agama Islam, Pesantren dan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, Asep Ahmad Siddiq, menjelaskan capaian pembelajaran dari pesantren ini adalah peserta memiliki kesolehan spiritual, menguasai pengetahuan dasar-dasar ke-Islaman sebagai agama rahmatan lil alamin, mampu bukan hanya sekedar memahami tetapi juga mampu menganalisi makna ayat-ayat Al Quran dan Hadist terkait dengan fikih ibadah, dan memiliki kemampuan serta mengamalkan ibadah sesuai tuntunan Al Quran dan Hadist, serta mampu membaca Al Quran secara lancar sesuai kaidah ilmu tajwid.

Menurutnya, fikih ibadah yag diberikan pada pesantren ini tidak hanya berupa materi saja, tapi mahasiswa akan mampu mengamalkan mulai praktek wudhu, tayamum sampai pemulasaraan jenazah.

Di samping itu lanjutnya, terdapat bobot lebih yang berkaitan dengan pembinaan mebaca Al Quran. “Bagaimana mahasiswa mampu membaca. Ada kelas tertentu yang selain membaca juga mampu menghafal ayat Al Quran terutama ayat / surat yang ada di juz 30,” katanya.

Materi lain yang diberikan tambahnya, terdapat pemantapan akidah dan pengembangan akhlakul karimah, tahajud, serta bimbingan muslimah (khusu bagi akhwat).

Lebih lanjut Asep menerangkan, pada kelas besar peserta diberikan materi yang disampaikan oleh pimpinan ditingkat universitas untuk memberikan bekal yang bukan  hanya berkaitan dengan 3M (mujahid, mujtahid dan mujaddid) saja, sekaligus juga bagaimana proses pembelajaran dan menanamkan sikap/akhlakul karimah.

Adapun 2.497 peserta terdiri dari Fakultas Syariah (170 orang), Fakultas Dakwah (74 orang), Fakultas Tarbiyah & Keguruan (189 orang), Fakultas Hukum (196 orang), Fakultas Psikologi (240 orang), Fakultas MIPA (290 orang), Fakultas Teknik (264 orang), Fakultas Ilmu Komunikasi (341 orang), Fakultas Ekonomi & Bisnis (491 orang) dan Fakultas Kedokteran (242 orang).

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//