Cerita Mahasiswa Kedokteran Praktik dengan Alat Seadanya di Masa Pandemi
Situasi pandemi Covid-19 memaksa mahasiswa kedokteran menjalani kuliahnya di rumah. Bagaimana dengan praktik di laboratorium yang sangat mereka butuhkan?
Penulis Iman Herdiana19 Maret 2022
BandungBergerak.id - Mahasiswa kedokteran banyak mengandalkan praktik selama proses pembelajarannya. Kuliah tatap muka pun menjadi keharusan. Namun situasi pandemi Covid-19 memaksa mereka menjalani kuliahnya di rumah. Bagaimana dengan praktik di laboratorium yang sangat mereka butuhkan?
Untuk itu, fakultas kedokteran dituntut melakukan inovasi agar kualitas pembelajaran terhadap mahasiswa kedokteran di masa pandemi sama dengan di masa tidak pandemi. Menghadapi persoalan ini, Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan (Unpas) tetap mewajibkan mahasiswa melakukan praktikum meski tidak langsung di laboratorium.
Adaptasi pendidikan kedokteran di era pandemi Covid-19 dilakukan secara virtual menggunakan alat peraga. Baik dosen maupun mahasiswa dituntut berpikir kreatif, terutama dalam memanfaatkan sarana dan prasarana untuk melakukan latihan skill.
Mahasiswi FK Unpas tahun kedua, Dina Anandita Irawan berbagi cerita selama dirinya menjalani kuliah daring. Praktikum yang semestinya menggunakan alat-alat laboratorium diganti dengan barang-barang yang ada di rumah.
“Untuk latihan menginfus, saya mengganti botol infus dengan botol air mineral. Ketika praktik, saya meminta bantuan orang tua, saudara, bahkan memakai boneka dan guling sebagai pasien,” kata Dina Anandita Irawan, dikutip dari laman resmi Unpas, Sabtu (19/3/2022).
Baca Juga: Unpar PTM 25 Persen, Unisba Menyelenggarakan Pesantren Daring
Daya Tampung Prodi-prodi Unpad pada SNMPTN 2022
Menghapus Kekerasan Seksual di Kampus dengan Sekolah Advokat Gender
Cerita unik lainnya yaitu saat Dina praktik menyuntik. Ia sempat kesulitan mencari pengganti manekin untuk disuntik, terutama yang memiliki struktur kulit, otot, dan daging seperti manusia.
“Disitulah kita harus kreatif. Akhirnya saya pakai ayam sebagai objek suntik karena strukturnya mirip. Dosen tetap mengawasi dari Zoom dan mengarahkan kita untuk berperan seolah-olah berada di ruang praktik,” lanjutnya.
Dosen juga kerap membuat video demonstrasi keterampilan klinis. Sebelum praktikum, dosen memperagakan praktik-praktik medis untuk diikuti mahasiswa. Menurut Dina, kreativitas dosen sangat diperlukan untuk praktik klinis.
“Walaupun kuliah daring, kompetensi pendidikan Kedokteran tetap menyasar pada praktik langsung terhadap pasien. Karena itulah, kita butuh objek pengganti. Praktik langsung berbeda dengan diagnostik saat belajar virtual,” lanjutnya.
Kemampuan diri pada standar kompetensi dokter, yakni skill dan tata laksana menangani pasien wajib dipahami. Mahasiswa dipastikan terlatih, misalnya praktik merawat luka, memeriksa keluhan pasien, dan lain-lain.
“FK Unpas sangat menekankan mahasiswa untuk menjalin kedekatan dengan pasien lewat komunikasi. Sesuai tujuannya, mahasiswa FK Unpas dibentuk sebagai calon dokter yang bernilai SAHAM, yaitu someah, akhlakul karimah, handap asor, dan motekar. Ini betul-betul saya rasakan meskipun praktikum di rumah,” tutupnya.