• Agenda
  • AGENDA BANDUNG: Peringatan Hari Pantomim Sedunia Bersama Wanggie Hoed, Selasa, 22 Maret 2022

AGENDA BANDUNG: Peringatan Hari Pantomim Sedunia Bersama Wanggie Hoed, Selasa, 22 Maret 2022

Peringatan Hari Pantomim Sedunia dipusatkan di Cudeto Digital Cafe Creative Community Space, Jalan Cilaki 34 Bandung, Selasa, 22 Maret 2022.

Pengunjung berlatih pantomime bersama Wanggi Hoed, Seniman Pantomim, pada pameran bertajuk Sampurasun di Griya Seni Popo Iskandar, Jalan Dr. Setiabudhi, Bandung, Sabtu (22/1/2022). Melalui pelatihan ini pengunjung diajak mengenal nilai toleransi. (Foto: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana20 Maret 2022


BandungBergerak.idTahun 2020-2021 adalah tahun yang sulit bagi seluruh manusia di bumi ini. Pagebluk menyerang dan kita musti mengkarantina diri masing-masing di rumah. Dunia seni pertunjukan juga redup redam, hening dan senyap tiarap di ruangnya. Demikian juga seni pantomim.

Namun dengan segala daya upaya dan caranya, seni pantomim berusaha tak hanya diam. Di tahun-tahun pagebluk seni pantomim mencoba merangkak dengan terus berkarya di medan alih wahana dan alih-alih lainnya. Di titik inilah siasat, strategi serta imajinasi diperlukan. Di sini pula imajinasi dan daya kreatif para seniman diuji guna mencari celah mengalirkan keberanian dan kebebasan berekspresi dan berkarya.

Kini tepat 11 tahun peringatannya sejak 2011, Hari Pantomim Sedunia (World Mime Day) 2022 diperingati di Bandung, Jawa Barat, yang digagas Pusat Studi Mime Wanggi Hoed berkolaborasi bersama Cudeto Digital Cafe Creative Community Space dan Suar Nusantara. Kolaborasi ini mengusung tema "Syair Hening, Jampi Jempe" .

Wanggi Hoed, seniman pantomim Bandung, mengatakan Hari Pantomim Sedunia merupakan salah satu penghormatan terhadap pemikiran dan karya-karya Marcel Marceau, aktor pantomim Prancis yang lahir 22 Maret 1923 (meninggal 22 September 2007). Selama lebih dari 60 tahun Marcel memainkan pantomim yang disebutnya sebagai "seni keheningan".

Hari kelahiran Marcel Marceau kemudian diperingati sebagai Hari Pantomim Sedunia. Ciri dari peringatan ini adalah kesunyian tanpa kata. “Seperti yang pernah diungkapkan Marcel Marceau, ‘Bukankah momen paling menyentuh dalam hidup kita menemukan kita tanpa kata-kata’,” kata Wanggi Hoed, dalam keterangan pers yang diterima BandungBergerak.id, Minggu (20/3/2022).

Baca Juga: Sisa Kejayaan Bioskop-bioskop Bandung
NGULIK BANDUNG: Masjid Cipaganti
Cerita Mahasiswa Kedokteran Praktik dengan Alat Seadanya di Masa Pandemi

Peringatan ‘Syair Hening, Jampi Jempe’ berusaha menjadi ruang untuk merayakan keheningan makhluk hidup terutama manusia di peradaban yang sedang dalam kondisi krisis dan pengebluk. Peringatan ini berusaha memupuk kembali nilai-nilai hidup melalui rapalan mantra sunyi di dalam lingkaran ekosistem seni.

Seni hingga hari ini masih memberi denyut pertemuan untuk dapat berbagi cerita dan perjalanan serta perjuangan bagi  para pendahulu yang telah tiada, namun karya dan pemikirannya masih terus disebarluaskan, dipelajari dan diamalkan dalam aktivitas hidup.

“Melalui perayaan sederhana ini, diharapkan dapat tersampaikan kisah perjalanan seniman pantomim dan kreativitasnya dari sudut pandang lain. Sehingga kisah ini bisa menjejak dalam ingatan kolektif yang kemudian berlanjut sebagai daya kreatif untu menjadi inspirasi bersama dengan masyarakat dunia lainnya,” ungkap Wanggi Hoed.

Rangkaian Hari Pantomim Sedunia: Syair Hening, Jampi Jempe telah diawali lokakarya pelatihan pantomim (selama 3 hari) dengan pemateri terdiri dari Mumu Mukrie, Dede Dablo dan Wanggi Hoed. Selanjutnya acara puncak berupa pertunjukan pantomim, pameran arsip jejak seni pantomim, hingga pertunjukan musik akustik dari Dimas Wijaksana, yang berlangsung di Cudeto Digital Cafe Creative Community Space, Jalan Cilaki no. 34 Bandung, Selasa, 22 Maret 2022. 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//