• Kampus
  • Mahasiswa UPI Mengajak Rekannya Terjun ke Program Kampus Mengajar

Mahasiswa UPI Mengajak Rekannya Terjun ke Program Kampus Mengajar

Pitriani mendapatkan informasi tentang Program Kampus Mengajar dari kakak kelasnya. Ia kemudian merasa tertantang untuk terjun ke program lapangan ini.

Pitriani saat Podcast Dikti Menyapa episode 16 pada 10 September 2021. (Sumber: UPI)

Penulis Iman Herdiana23 Maret 2022


BandungBergerak.idMahasiswa kini memiliki kesempatan mengikuti program Program Kampus Mengajar, yaitu agenda lapangan yang dicanankan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Bagaimana praktik program ini? Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mengisahkan pengalamannya.

Pitriani, mahasiswa UPI tersebut, merupakan peserta Program Kampus Mengajar angkatan 2. Mahasiswa Program Studi PGSD UPI Kampus Daerah Purwakarta mengatakan, program Kampus Mengajar merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Program MBKM sendiri dicetuskan untuk membekali mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan dan keahlian dengan menjadi partner guru dan sekolah dalam menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran, sehingga berdampak pada penguatan literasi dan numerasi.

Pitriani mendapatkan informasi tentang Program Kampus Mengajar dari kakak tingkat di Kampus. Informan tersebut mengatakan Program Kampus Mengajar banyak peminatnya, serta bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat sekitar. Hal inilah yang membuat Pitriani tertarik mendaftar Program Kampus Mengajar.

Pitriani banyak mendapatkan pelajaran berharga selama mengikuti Program Kampus Mengajar. Pelajaran berharga tersebut, yakni pengalaman pribadi untuk mengajar siswa SD secara langsung, kemudian mengetahui kesulitan para guru menghadapi siswa di masa pandemi, terutama dalam hal literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi.

Pitriani pun berpesan kepada para pemirsa khususnya mahasiswa untuk mengikuti program ini Program Kampus Mengajar. Menurutnya, program ini menawarkan ilmu yang tidak dipelajari di bangku kuliah.

“Jika kalian ingin menjadi pahlawan pendidikan di masa pandemi seperti saat ini, kalian bisa mengikuti Program Kampus Mengajar angkatan 3 karena kalian akan mendapatkan pengalaman yang sangat banyak, yang tidak kalian dapatkan di dunia kampus,” ujar Pitriani, dikutip dari laman resmi UPI, Rabu (23/3/2022).

Baca Juga: Mengenal Diri Bersama Seniman Pantomim Bandung
Menanti Gerakan Pemkot Bandung dalam Menyediakan Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Jalan Berkabut Keluarga Kecil Penjual Tisu di Bandung

Mengajar di SD Kristen Harapan Bagi Bangsa

Pitriani melakukan kegiatan mengajar di SD Kristen Harapan Bagi Bangsa, Cilincing, Jakarta Utara. Pitriani bercerita bahwa dirinya disambut hangat oleh pihak SD Kristen Harapan Bagi Bangsa.

SD Kristen Harapan Bagi Bangsa menjalankan sistem mengajar setiap satu bulan bergulir satu kelas, jadi peserta Program Kampus Mengajar bisa merasakan mengajar di seluruh kelas.

Menjadi peserta Program Kampus Mengajar merupakan pengalaman pertama kali Pitriani mengajar para murid secara langsung di kelas. Selama mengajar, Pitriani menemukan fakta yang mengejutkan, terutama masih banyak siswa yang belum paham akan materi-materi yang disampaikan.

Peserta Program Kampus Mengajar diberikan kesempatan untuk mengajar satu kelas sehingga pengalaman mengajar lebih berasa karena mengajar secara langsung, tidak dengan bantuan guru, hanya fokus dengan RPP yang diberikan oleh guru sekolah tersebut.

“Guru dan peserta Program Kampus Mengajar saling membantu sama lain meningkatkan literasi, numerasi, adaptasi teknologi,” katanya.

Peserta Program Kampus Mengajar sering mengadakan Sharing Session, yakni mendengarkan cerita-cerita dari para mahasiswa, pengalaman mereka mengajar di pulau-pulau tertentu. Mahasiswa menceritkan keluh kesahnya untuk berjalan menuju ke tempat mengajar karena akses kendaraan dan internet yang tidak mendukung.

Kisah Pitriani tersebut menjadi topik Podcast “Dikti Menyapa” episode 16 pada 10 September 2021 lalu. Pada kesempatan tersebut, Pitriani berbincang dengan Nizam, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//