AGENDA BANDUNG: Buku Bandoeng Waktu Itoe Siap Diterbitkan, Prapesan Mulai 26 Maret – 7 April 2022
Buku ini menjawab pertanyaan siapakah penghuni Bandung sebelum nama Bandung ada di atas panggung sejarah? Juga mengulas konflik Dipati Ukur versus Sultan Agung.
Penulis Iman Herdiana29 Maret 2022
BandungBergerak.id - Siapakah penghuni Bandung sebelum nama Bandung ada di atas panggung sejarah? Apakah Bandung sama dengan Tatar Ukur? Benarkah Kabupaten Bandung lahir dari “rahim sejarah yang berdarah-darah” akibat perseteruan politik tingkat tinggi antara Dipati Ukur versus Sultan Agung Mataram di abad XVII?
Pertanyaan tersebut berusaha dijawab buku Bandoeng Waktu Itoe yang ditulis Ojel Sansan Yusandi. Buku kategori sejarah yang terdiri dari 218 halaman ini siap diterbitkan Penerbit Propublic.info.
Melalui buku ini kita juga akan saksikan bahwa sepanjang abad XIX, Bandung masih merupakan kampung kecil tak penting dengan jalanan berdebu, kerap dilalui maung, penuh kubangan badak. Ya, Bandung sebelum abad ke-20 sangat pangling, jauh berbeda dengan Bandung yang kini kita kenal.
Bandoeng Waktu Itoe saat ini masuk dalam proses prapesan dengan harga yang berbeda dengan harga reguler ketika selesai dicetak. Proses prapesan dimulai 26 Maret – 7 April 2022. Betikut ini informasi prapesan buku Bandoeng Waktoe Itoe:
Penulis: Ojel Sansan Yusandi
Kategori: Sejarah
Tebal: 218 halaman
ISBN: 978-623-99666-1-4 (Jilid 1)
Penerbit: Propublic.info
Ukuran: 18,2 x 25,7 cm
Kertas: bookpaper, soft-cover
Harga Prapesan: Rp75.000,-
Harga Reguler: R̶p̶9̶4̶.5̶0̶0̶,-
Pemesanan hubungi:
LawangBuku
WA: 0856.200.99.50
IG/ FB/ Twitter: @lawangbuku
Baca Juga: Buku Asmara Hadi Sang Pengusul Istilah Pancasila segera Diterbitkan
AGENDA BANDUNG: Pameran Hitam Putih Titik Chaos di The Hallway Space Bandung, 29 Maret - 5 April 2022
AGENDA BANDUNG: MSB Mengajak Anak-anak Membuat Buku Puisi, Batas Pengumpulan Karya 10 Mei 2022
Catatan Penerbit
Deni Rachman dari Penerbit Propublic mengatakan penerbitan buku Bandoeng Waktoe Itoe saat ini sebagai momen yang tepat.
“Sebagai penerbit, kami melihat momen yang tepat jika buku ini segera diterbitkan, mengingat sang penulis baru-baru ini mendirikan Bandoeng Waktoe Itoe, sebuah komunitas penjejalah situs-situs bersejarah di Kota Bandung. Karena itu, judul buku yang semula Sejarah Bandung diganti dengan Bandoeng Waktoe Itoe—dengan subjudul yang sama,” katanya, dalam catatan penerbit Bandoeng Waktoe Itoe, 23 Februari 2022.
Kelebihan buku ini, salah satunya, adalah adanya bahasan mengenai kesejarahan Tatar Ukur berikut Dipati Ukur serta “pemberontakannya” terhadap Mataram di abad ke-17; juga adanya uraian sekilas mengenai sejarah Kabupaten Bandung lama di Krapyak, Citeureup, di Dayeuhkolot kini. Barulah, setelah itu ada uraian mengenai pemindahan ibukota Kabupaten Bandung ke sisi Cikapundung atas titah Daendels kepada Bupati Wiranatakusumah II, yang berjarak 10-11 km di utara ibukota lama tersebut.
“Selamat menyelami lorong Bandoeng Waktoe Itoe,” kata Deni Rachman yang juga pemilik LawangBuku.