• Kampus
  • Faisal Basri: Pandemi Membuka Kotak Pandora Rapuhnya Ekonomi Indonesia

Faisal Basri: Pandemi Membuka Kotak Pandora Rapuhnya Ekonomi Indonesia

Rapuhnya ekonomi Indonesia bisa dilihat dari data mikro Kota Bandung di mana jumlah penduduk miskin barunya bertambah karena pagebluk.

Ratusan tenda PKL menutup Jalan Sentot Alibasyah dan wilayah sekitar Gasibu, Kota Bandung, Januari 2014. Pagebluk membuat para PKL di Bandung terpukul. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana7 Mei 2022


BandungBergerak.idKasus Covid-19 di kota-kota Indonesia memang menunjukkan angka penurunan. Akan tetapi di sektor ekonomi dampak pagebluk masih terasa kuat. Banyak warga yang berusaha bangkit untuk menata tatanan kehidupannya terkoyak selama pagebluk berkepanjangan.  

Pandemi telah memicu krisis ekonomi global dan merosotnya stabilitas sistem keuangan. Dunia diprediksi menghadapi tantangan ekonomi yang lebih kompleks dan akan menjadi resesi terburuk sejak The Great Depression (1929-1939).

Bahkan pakar ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri melihat pandemi Covid-19 telah membuka kotak pandora atau fakta yang menunjukkan bahwa struktur ekonomi Indonesia rapuh. Krisis kali ini berbeda dengan The Great Depression yang dipicu sektor keuangan.

Ia menilai, masalah perekonomian Indonesia didominasi faktor domestik. Untuk itu, penyembuhan krisis ekonomi harus menggunakan pola pikir baru, lintas disiplin, dan melibatkan semua kepentingan.

“Sebelum pandemi Covid-19 melanda, detak jantung ekonomi Indonesia memang sudah lemah. Perbankan mengalami kondisi krisis dan belum mencapai pemulihan, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) tinggi, hingga masifny eksploitasi sumber daya ekstraktif,” ujar Faisal Basri, dikutip dari laman resmi Unpas, Selasa (25/4/2022).

Pagebluk di Kota Bandung

Kuatnya pukulan pagebluk dapat dilihat di Kota Bandung. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Bandung mencatat kota ini memiliki 22.003 orang pedagang kaki lima (PKL) yang sebagian besar beromzet tidak lebih dari 1 juta rupiah per bulan. Data ini menunjukkan betapa rentan ekonomi para pekerja sektor informal ini yang sewaktu-waktu bisa jatuh ke bawah garis kemiskinan.

Selain itu, tingkat pengangguran terbuka Kota Bandung tahun 2020 sebesar 11,19 persen atau setara 147.081 orang, berdasarkan dokumen Kota Bandung dalam Angka 2021 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung. Angka tersebut jauh lebih banyak dibandingkan jumlah penganggur terbuka tahun sebelumnya sebanyak 105.067 orang.

Pagebluk juga meningkatkan jumlah penduduk miskin Kota Bandung. Tercatat sebanyak 15.350 ribu orang terperosok ke bawah garis kemiskinan dan digolongkan sebagai penduduk miskin baru.

Negara Berpenghasilan Menengah ke Bawah

Senada dengan ekonom Faisal Basri, pakar Politik HI Unpad Teuku Rezasyah mengatakan, akibat pandemi Covid-19, Indonesia yang diproyeksikan sebagai negara dengan PDB terbesar ke-4 di dunia pada 2030 kembali turun sebagai negara berpenghasilan menengah ke bawah, sejalan dengan turunnya pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita.

“Dampaknya dapat menurunkan minat investasi asing, melemahkan daya saing ekonomi dan bisnis, mengurangi dukungan pembiayaan bank dunia dan negata lain, serta mempengaruhi bunga utang luar negeri,” katanya.

Indonesia dapat mengimplementasikan strategi Good Governance, meliputi pemberlakuan tata kelola pemerintahan yang baik, menerapkan prinsip SDGs, menjaring pimpinan di tingkat legislatif dan eksekutif dengan transparan.

“Perlu juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mempraktikkan pembangunan yang sejalan dengan stabilitas negara, mempertahankan nama baik Indonesia di mata dunia, dan mampu menggerakkan PBB untuk mendukung proses demokrasi dan pembangunan nasional,” tutupnya.

Namun data Bank Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi domestik dinilai masih kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Hingga triwulan I 2022, perbaikan ekonomi terus berlanjut, didukung oleh peningkatan konsumsi, investasi non-bangunan, dan lain-lain.

Sejumlah indikator dini pada Maret 2022 mengindikasikan adanya pemulihan ekonomi domestik, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, dan PMI manufaktur.

“Ditopang juga dengan kinerja positif di berbagai lapangan usaha, seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi, pergudangan, serta informasi dan komunikasi,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//