• Berita
  • Lebah Tanpa Sengat untuk Membangkitkan Ekonomi Masyarakat Perkotaan

Lebah Tanpa Sengat untuk Membangkitkan Ekonomi Masyarakat Perkotaan

Bangkit dari pandemi bisa dilakukan dengan usaha mandiri, misalnya dengan budi daya lebah madu. Usaha ini dilakukan di Kelurahan Cibangkong, Bandung.

Peternakan lebah madu di Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Senin (7/6/2022). Lebah jenis trigona tepat dibudidayakan di perkotaan. (Humas Pemkot Bandung)*

Penulis Iman Herdiana7 Juni 2022


BandungBergerak.idPandemi meninggalkan dampak besar pada ekonomi masyarakat, tak terkecuali di perkotaan. Meski demikian, ekonomi masyarakat harus bangkit. Salah satu cara kebangkitan ini bisa dengan melakukan usaha mandiri, seperti budi daya lebah madu yang dilakukan di Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.

Di sana sudah berdiri 50 kotak ternak lebah. Usaha serupa dilakukan di Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Sukajadi yang memiliki 30-40 kotak ternak lebah. Adanya peternakan lebah di dua lokasi tersebut menunjukkan bahwa usaha produksi madu bukan mustahil dilakukan di tengah kota. Ternak lebah tidak harus dilakukan di hutan-hutan atau perdesaan.

Jenis lebah yang diternak pun telah disesuaikan, yakni lebah tanpa sengat trigona. Menurut penelitian ITB, dikutip dari laman ITB, Selasa (7/6/2022), trigona sp atau yang biasa dikenal masyarakat dengan sebutan lebah klanceng merupakan lebah yang tidak menyengat dan hidupnya tidak hanya bergantung dengan polen bunga seperti lebah madu jenis lainnya.

Ketua Kelompok Tani Hutan Tamalago, Risna Iriantina Lesmana merupakan salah satu orang yang berada di balik peternakan lebah di Batununggal. Ia membantu masyarakat dengan pelatihan dan pendampingan Urban Bee.

"Di tengah kota pun kita bisa melakukan budi daya lebah ini karena tidak membutuhkan lahan luas seperti hutan atau kebun. Ini bisa menjadi lahan ekonomi produktif untuk masyarakat," ujar Risna, dalam siaran pers.

Menurut Risna, tidak perlu lahan luas untuk beternak lebah trigona. Pinggir-pinggir rumah bisa dijadikan tempat tanaman rambat yang berbunga sebagai pakan lebah.

Di lahan 50-100 meter pun sudah bisa budi daya lebah trigona. Hal yang terpenting adalah perbandingan populasi dengan vegetasinya adalah 1:3. Jadi, satu kotak lebah diberikan pakan dari tiga pohon.

Beberapa jenis tanaman yang mengandung getah, seperti mangga, nangka, dan sukun bisa digunakan untuk pakan lebah trigona. Selain itu, bisa juga menanam tanaman yang menghasilkan nektar, seperti jambu dan air mata pengantin.

"Selain bisa jadi tempat budi daya, bisa juga memperindah lingkunga rumah kita," ucap Risna.

Saat musim panen, madu lebah bisa panen tiap tiga minggu sekali saat musim panas dan tiga bulan sekali di musim hujan. Dalam sekali panen mereka bisa menghasilkan 400 gram atau 0,4 ons per kotak lebah. Satu kilogram madu jenis trigona harganya bisa sampai 350.000 Rupiah.

“Berarti 0,4 ons itu bisa 150.000 Rupiah. Jadi memang nilai ekonominya termasuk tinggi," paparnya.

Ia berharap ke depannya petani-petani Urban Bee bisa semakin bertambah dengan banyaknya lahan penghijauan.

"Kami berharap, image budi daya lebah itu jangan hanya di tengah hutan atau hanya petani di pinggiran hutan, tapi orang perkotaan juga bisa jadi peternak lebah," imbuhnya.

Baca Juga: Sukarno dan Bandung sebagai Kota Pemuda
Kasus PMK Hewan Ternak di Bandung Bertambah, Pakar Meminta Pengawasan Diperketat
Film Horor Indonesia Dilihat dari Budaya dan Ekonomi Kreatif

Memaksimalkan Panen dengan Teknologi

Peneliti dari ITB telah melakukan penelitian terkait lebah trigona ini. Penelitian dilakukan tim dari Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk yang beranggotakan M. Yusuf Abduh, Syaripudin dan Robert Manurung.

Para peneliti terinspirasi untuk melakukan inovasi sarang lebah yang dapat menghasilkan propolis dengan produktivitas yang lebih tinggi serta menggunakan pelarut alami antioksidan tinggi untuk meningkatkan nilai tambah produk.

Propolis yang dihasilkan oleh lebah Trigona mengandung antioksidan berupa flavonoid ditambah berbagai jenis vitamin, mineral, serta asam amino esensial . Oleh karena itu, propolis dapat dimanfaatkan sebagai suplemen untuk membantu meningkatkan imunitas tubuh, mempercepat proses penyembuhan penyakit serta sebagai bahan baku perawatan kecantikan dengan mempercepat regenerasi sel dan menunda proses penuaan pada kulit.

Budidaya lebah Trigona secara konvensional menggunakan sarang bambu menghasilkan jumlah propolis yang relatif rendah yaitu 17-92 gram per tahun. Selain itu, perlarut yang umum digunakan untuk mengesktrak propolis adalah perlarut kimia seperti alkohol dan propilen glikol.

Inovasi sarang oleh tim ITB ini diberi nama Motive (Modular Trigona Hive) terdiri dari kotak utama untuk lokasi koloni, pot madu, dan propolis frame untuk pemanenan. Penggunaan Motive memungkinan peternak lebah dapat mengatur sistem produksi propolis dan madu sesuai dengan target yang diinginkan.

Pemanenan dilakukan dengan mengangkat propolis frame yang sudah dipenuhi dengan propolis yang selanjutnya digantikan dengan propolis frame baru sehingga meningkatkan produktivitas serta kualitas kehigienisan.

Penggunaan sarang Motive sudah diterapkan di beberapa lokasi perkebunan di Depok dan Bandung Barat dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas propolis sebesar 20 persen.

Selain itu, penggunaan pelarut nabati antioksidan tinggi untuk ekstraksi propolis memberikan nilai tambah ekstrak propolis, yaitu kandungan antioksidan yang tinggi dan memberikan rasa nyaman kepada konsumen muslim yang mementingkan aspek halal propolis.

Hasil uji lab membuktikan bahwa ekstrak propolis menggunakan pelarut alami antioksidan tinggi memiliki kandungan flavonoid yang lebih tinggi (0.71 g QE/100 ml) dibandingkan ekstraksi menggunakan proppilen glikol (0.26 g QE/100 ml).

Tak berhenti di penelitian, M. Yusuf Abduh bersama tim juga telah melakukan pengembangan formulasi berbahan dasar ekstrak propolis menjadi produk suplemen kesehatan dan perawatan kecantikan seperti facial oil, aromatic healing, body butter dan body scrub dan kini berbagai produknya sudah mulai dipasarkan.

”Teruslah positif dan semangat dalam berkarya, terutama para pegiat penelitian, karena tujuan mulia dari penelitian adalah tercapainya kemaslahatan,” kata M. Yusuf Abduh. 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//