• Kampus
  • Bagaimana Metaverse Mengubah Pendidikan Masa Kini dan Masa Depan?

Bagaimana Metaverse Mengubah Pendidikan Masa Kini dan Masa Depan?

Metaverse erat terkait dengan pengalaman dalam ranah pendidikan, termasuk mengajar yang merupakan penyampaian konten dan pemberian pengalaman.

Ilustrasi metaverse. Foto bersumber dari orasi ilmiah virtual dosen Fakultas Teknologi Industri Unpar Christian Fredy Naa dalam peringatan Dies Natalis ke-29 FTI Unpar, Rabu (27/4/2022). (Sumber: Unpar)

Penulis Iman Herdiana9 Juni 2022


BandungBergerak.idRealitas virtual yang disebut metaverse menjadi potensi besar dalam menunjang pendidikan. Metaverse bahkan disebut akan melahirkan masyarakat baru pada masa yang akan datang.

Fenomena metaverse ini dibahas oleh dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan (FTI Unpar) Christian Fredy Naa dalam peringatan Dies Natalis ke-29 FTI Unpar, Rabu (27/4/2022) lalu.

Pada orasi ilmiahnya, Christian mengangkat topik “Bagaimana Metaverse Mengubah Pendidikan Masa Kini dan Masa Depan?”. Dalam orasinya, Christian menuturkan bahwa Metaverse bukan hanya sekadar dunia Virtual Reality (VR) atau Augmented Reality (AR).

“Kalau kita hanya sekadar by invitation, ya itu VR doang. Tapi kalau kita masuk dan bertemu dengan banyak orang, sama seperti kita masuk di web, kita masuk di forum, kemudian kita bisa kasih komentar, itulah yang disebut dengan Metaverse,” tuturnya, dikutip dari laman Unpar, Kamis (9/6/2022). 

Metaverse memiliki kaitan erat dengan pengalaman dalam ranah pendidikan. Termasuk didalamnya yaitu mengajar yang merupakan penyampaian konten dan pemberian pengalaman belajar pada yang diajar.

“Pengalaman belajar dari yang kita ajar juga penting untuk kita lihat. Pengalaman itu soal kalau kita nurunin rumus, apakah pakai slide atau pakai papan tulis. Kadang yang kita lihat, patut diakui bahwa yang kita deliver adalah kontennya, kita enggak pernah pikirin gimana experience belajar,” katanya.

Menurutnya, pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman dalam cara memberikan pengajaran adalah spektrum bagi para pengajar.

“Kenapa saya mau katakan antara konten dan experience, karena disitulah Metaverse dan Virtual Reality masuk. Memberikan experience yang berbeda,” ucap Christian.

Mengambil dari Boud & Pascoe, Christian mengatakan terdapat tiga elemen penting dalam pengalaman belajar siswa atau mahasiswa, yaitu kontrol, refleksi, dan keterlibatan/engagement.

Baca Juga: PAYUNG HITAM #1: Suara-suara Baru di Pekan Penghilangan Paksa
Duit 1,4 Miliar Rupiah APBD Kota Bandung untuk Belanja Jasa Tenaga Ahli
Salah Arah Pembangunan akan Menuai Bencana di Bandung Selatan

Pengalaman Belajar

Semasa pembelajaran sepanjang pandemi yang dilakukan secara daring, pengalaman belajar tersebut hilang. Salah satunya menghilangnya percakapan sehari-hari.

“Jadi yang hilang itu bukan kesempatan belajar, jadi waktu kita balikin dari belajar luring ke daring yang kita kasih itu hanya kontennya kalau boleh kita akui. Pembelajarannya saja. Situasi akademiknya, diskusinya, kemudian ngobrol ringannya, ngerjain kelompok barengnya, ya hilang. That’s why orang orang merasa lelah,” katanya.

Christian berkata bahwa penggunaan VR memiliki konten yang tetap sama, namun memiliki pengalaman yang berbeda dalam belajar terlebih di masa pandemi yang bahkan menghilangkan lingkungan akademik.

“Hanya pengalaman yang berbeda yang bisa membuat seseorang belajar lebih dalam,” kata Christian.

Adapun dia menuturkan, terdapat peluang dan tantangan yang akan dihadapi, di antaranya: open minded dan stay relevant, akses, mengembangkan pembelajaran berbasis VR dan AR.

Sementara itu, Rektor Unpar Mangadar Situmorang, menyampaikan apresiasinya kepada FTI Unpar atas capaian prestasi yang telah diraih atas akreditasi unggul dari program-program studinya.

“Unpar sangat berterima kasih. Demikian juga dengan capaian-capaian yang boleh diraih oleh para dosen. Baik dari sisi pendidikan formal menjadi doktor, dari jabatan fungsional akademik dosen menjadi lektor kepala dan guru besar,” tutur Rektor.

Rektor juga mengajak terus bertransformasi untuk adanya pengembangan agar terus semakin berkembang.

“Semangat bertransformasi itu harus tetap kita jaga. Dan itu in line dengan kebijakan kampus merdeka. Jadi dalam hal ini hendak disampaikan bahwa implementasi program-program kampus merdeka akan sangat penting sebagai bagian dari perwujudan transformasi Unpar saat ini dan ke depan,” ucap Rektor.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//