Indonesia Kelebihan Tenaga Kerja, Jepang Sebaliknya
Atase Tenaga Kerja Kedutaan Jepang menjalin kerja sama dengan UPI untuk menggelar pelatihan kerja yang akan menyerap tenaga kerja Indonesia di Jepang.
Penulis Iman Herdiana9 Juni 2022
BandungBergerak.id - Indonesia dan Jepang sama-sama menghadapi masalah ketenagakerjaan. Bedanya, Jepang kekurangan tenaga kerja, sementara Indonesia dengan jumlah penduduk yang banyak, mayoritas belum memiliki pekerjaan.
Atase Tenaga Kerja Kedutaan Jepang yang diwakili oleh Sasaki Hiroki mengatakan, kekurangan tenaga kerja di Jepang bahkan sudah menjadi masalah sosial. Saat ini, perusahaan-perusahaan di Jepang sangat membutuhkan tenaga kerja asing, khususnya dari Indonesia.
”Di Jepang, karena populasi terus menurun, kekurangan tenaga kerja telah menjadi masalah sosial. Di sisi lain, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan rata-rata usia penduduknya masih muda, sehingga mempromosikan pemuda Indonesia untuk bekerja di Jepang dianggap sebagai situasi yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Namun, belajar bahasa Jepang merupakan salah satu tantangan berat bagi orang Indonesia yang ingin bekerja di Jepang,”kata Sasaki Hiroki, dikutip dari laman UPI, Bandung, Kamis (9/6/2022).
Sasaki Hiroki berbicara dalam acara pertemuan dengan pimpinan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Ruang Rapat Partere, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa (7/6/2022).
Melalui pertemuan ini, ujarnya, banyak informasi tentang tenaga kerja di Indonesia, khususnya di UPI. Menurutnya, pertemuan ini menjadi catatan penting untuk dituangkan ke dalam tindak lanjut berikutnya.
“Oleh karena itu, kedatangan kami ini dimaksudkan untuk bertukar pendapat tentang bagaimana bekerja di Jepang dan pendidikan bahasa Jepang, hal ini bertujuan dalam rangka memahami permasalahan di bidang pendidikan bahasa Jepang di Indonesia,” tegasnya.
Ia mengatkaan, Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu universitas yang cukup dikenal di Jepang. Hal ini, karena UPI menyelenggarakan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang bagi sarjana dan magister, di mana para lulusannya memiliki kualifikasi tinggi.
Kualitas lulusannya memenuhi keinginan Jepang. Demikian juga dengan calon pekerja dari luar UPI, mereka akan digembleng oleh tim dari UPI agar sesuai dengan yang disyaratkan perusahaan-perusahaan di Jepang.
Staf Ahli Universitas, Ace Suryadi, mengatakan kehadiran Atase Tenaga Kerja Kedutaan Jepang Sasaki Hiroki ke UPI memberikan keyakinan bahwa UPI harus mengembangkan program yang terarah dan sistematis yang mudah direalisasikan.
“Adapun program yang dibangun adalah pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga kerja yang akan dikirim ke Jepang. Kedua, membuat program internship. Program ini sudah dilakukan oleh tim dari Prodi Pendidikan Bahasa Jepang, dan selanjutnya akan dilanjutkan dan diperluas,” tegasnya.
Baca Juga: Janji dan Pengkhianatan dalam Lakon Sokasrana
Duit 1,4 Miliar Rupiah APBD Kota Bandung untuk Belanja Jasa Tenaga Ahli
Salah Arah Pembangunan akan Menuai Bencana di Bandung Selatan
Indonesia dan Jepang Bekerja Sama Menjalankan Program Pelatihan
Indonesia dan Jepang akan bekerja sama untuk pelatihan ini. Salah satunya adalah persiapan mendirikan fakultas vokasi dam 5 bidang pelatihan.
“Kita bekerja sama dengan PT. UPI Edun agar program lebih flexible, di Subang maupun di Kuningan. Kita tahu bahwa Bandung, Subang dan Kuningan mempunyai tingkat pengangguran yang termasuk tinggi terutama untuk lulusan SMA dan SMK. Kita bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten masing-masing untuk mengelola program pelatihan ini,” katanya.
Program pelatihan ini memiliki dua orientasi. Pertama, menyiapkan tenaga kerja di dalam negeri. Kedua, menyiapkan tenaga kerja yang siap untuk bekerja di Jepang.
Program ini ada kemungkinan berada di 3 tingkatan. Pertama, D0 (Diploma Nol), yaitu program pelatihan untuk bekerja di Jepang. Kemudian D2 (Diploma 2), program pendidikan satu tahun, serta D3 (Diploma 3) dalam 5 keahlian prioritas, yaitu Keperawatan (caregiver), Hospitality (hotel & restaurant), Pengolahan (manufactured), Bangunan (construction), Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), Pengolahan makanan (food factory), Pemeliharaan & Perawatan (cleaning management), serta Aviation (Ground Handling).
“Programnya dibagi 2, yaitu, Program Keahlian dan Program Bahasa Jepang. Di dalam program keahlian, kita ingin bekerja sama dalam pengembangan kurikulum, kurikulum yang disesuaikan dengan kurikulum industri di Jepang atau di Indonesia. Untuk sertifikasi bahasa Jepang dan sertifikasi kompetensi keahlian itu langsung di sertifikasi oleh Jepang, jadi di sini kita hanya mengelola saja. Kami sudah punya jejaring di Jepang, jadi lulusan kami sudah bisa bekerja di Jepang atas dasar kerjasama yang jelas,” ungkapnya.
Diharapkan, mahsiswa aktif UPI bisa bekerja di industri di Jepang selama 1 tahun, kemudian bisa mengikuti proses pendidikan bahasa Jepang. Mereka kemudian akan mendapatkan sertifikasi skill dan penempatan lulusan di Jepang untuk pekerja.