• Kampus
  • Mengusir Demam Panggung dan Menguasai Keterampilan Berbicara di Depan Umum secara Daring dan Luring

Mengusir Demam Panggung dan Menguasai Keterampilan Berbicara di Depan Umum secara Daring dan Luring

Kemampuan public speaking kadang terhambat demam panggung alias grogi. Padahal kemampuan public speaking penting baik di dalam maupun di luar dunia kerja.

Pascalis Iswari dalam pelatihan Public Speaking In Practice yang digelar Kantor Pemasaran dan Admisi Universitas Katolik Parahyangan (KPA Unpar), Jumat (22/7/2022). (Sumber: Unpar)*

Penulis Iman Herdiana25 Juli 2022


BandungBergerak.id - Keterampilan berbicara di depan umum (public speaking) jadi hal wajib dikuasai setiap orang. Tidak hanya di dalam dunia kerja saja, berbicara di depan umum juga akan berguna untuk segala aspek kehidupan. Di era kekinian, kemampuan public speaking meningkat karena harus bisa menguasainya baik daring maupun luring (online dan offline).

Ada kalanya kemampuan berbicara di depan umum terhambat demam panggung alias grogi. Untuk menguasai kemampuan berbicara di depan umumdan demam panggung ini, Kantor Pemasaran dan Admisi Universitas Katolik Parahyangan (KPA Unpar) menggelar pelatihan Public Speaking In Practice, Jumat (22/7/2022).

Dikutip dari laman Unpar, Senin (25/7/2022), acara dalam rangkaian Ambassador Onsite Training bagi 27 anggota Unpar Ambassador Batch 2022 tersebut mengundang Pascalis Iswari selaku Business and Economy News Presenter di Kompas TV yang juga alumni Hubungan Internasional Unpar.

Pascalis Iswari mengatakan, seorang good story teller memulai penjelasan dari info penting yang terdiri dari 5W (What, Who, When, Why, dan Where). Selanjutnya, penjelasan bisa diikuti dengan proses atau kata kunci 1H (How). Di akhir, penjelasan bisa ditambahkan dengan berbagai fakta pendukung.

Lebih lanjut, ia memaparkan 3V yang harus dipersiapkan dalam berkomunikasi yakni: verbal, visual, dan vokal.

“Jangan lupa latihan dulu di satu hari sebelumnya dengan kamu ngaca, rekam diri sendiri, evaluasi, setelah itu baru kamu akan yakin kalau apa yang kamu sampaikan akan bisa tersampaikan dengan baik,” tutur perempuan yang akrab disapa Riri.

Riri memberikan beberapa tips jika dalam mengurangi rasa grogi. Adapun beberapa tipsnya ialah:

Eye Contact

Dalam dunia professional, lihatlah bagian dahi orang yang diajak bicara untuk mengurangi rasa grogi. Jika pembicaraan dilakukan bersama teman secara santai, lihatlah bagian mata ke bawah.

Ekspresi

Buatlah ekspresi yang sesuai dengan topik dan tema yang akan dibawakan.

Bahasa Tubuh

Gunakan bahasa tubuh yang terbuka untuk meminimalkan miskomunikasi kepada audiens.

Posisi Tubuh

Dekatkanlah tangan ke badan untuk mengurangi getaran akibat rasa grogi.

Riri berpesan untuk tidak pernah berbohong ketika kita berbicara. Jika kita ditanyakan sesuatu yang tidak kita ketahui jawabannya, lebih baik untuk kita menjawabnya dengan jujur. Sekalinya kita berbohong, orang lain akan meragukan apa pun yang kita bicarakan selanjutnya.

“Jangan ngarang, jangan pengin kelihatan kalau kalian tahu semuanya, tapi malah jawabannya salah. Itu akan mempengaruhi kredibilitas kalian sebagai Unpar Ambassador,” tuturnya.

Baca Juga: Pendafataran KIP Kuliah dan Beasiswa Silih Asuh Unpar
Unpar Menerapkan PTM 100 Persen Tahun Akademik 2022/2023
Meraih Peluang Beasiswa di Unpar dan Unpas

Menguasai Berbicara di Depan Umum Daring dan Luring 

Berbicara di depan umum tidak sekadar berbicara di depan banyak orang, namun pembicaraan antara satu individu dengan individu lainnya dapat dikatakan sebagai suatu public speaking. Dapat dikatakan berbicara di depan umummerupakan suatu cara mengantarkan informasi secara jelas kepada audiens.

Hal tersebut mengemuka dalam dalam Webinar Nasional Mahir Public Speaking 2022 yang diselenggarakan Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Katolik Parahyangan (BKA Unpar) Jumat (15/7/2022). Webinar bertajuk “Improve Your Public Speaking Skills” tersebut mengundang Marvin Sulistio selaku Jurnalis Metro TV sekaligus alumni Hubungan Internasional Unpar.

Marvin mengatakan bahwa sekarang era public speaking mulai memasuki secara luring kembali. Meskipun tidak dimungkiri kemudahan dalam sistem daring dapat menjadi sebuah solusi dalam sistem pengajaran atau acara saat ini.

“Ini pun memerlukan kemampuan public speaking yang berbeda antara offline dan online, dasarnya sama tapi triknya berbeda,” tutur Marvin.

Marvin pun memaparkan apa saja yang perlu diperhatikan sebagai basic rules dalam public speaking offline maupun online yaitu:

Tingkatkan nada vokal, kecepatan, kejelasan, kualitas, dan pengucapan;

Siapkan suara untuk berbicara di depan umum dengan latihan praktis dan pemanasan;

Siapkan penampilan fisik dan tunjukkan tanda kepercayaan diri melalui sikap dan postur;

Gunakan pergerakan dan gestur secara efektif untuk menjelaskan poin yang dimaksud.

Marvin mengatakan jika penampilan menjadi hal yang penting. Penampilan menjadi penting karena merupakan impresi awal saat berbicara.

“First impression waktu ngomong depan umum, itu penting sekali. Sesimpel mungkin kamu menggunakan polo shirt, tetapi rapi, tepat kamu menggunakannya. Orang akan melihatnya bahwa oh dia berarti cukup confident gitu ketika melihatnya,” kata Marvin.

Marvin juga menuturkan, membubuhkan konten yang relevan dapat meningkatkan kedekatan antara pembicara dan audiens.

“Memang sih enggak nyambung, tetapi relevan terhadap what is the current jokes yang memang ada saat ini. Itu bagian dari connect with your audience through meaningful interaction,” katanya.

Marvin juga memberikan penjelasan mengenai hal-hal penting yang harus dipersiapkan untuk presentasi secara online yaitu:

Mengerti penggunaan kamera dan fungsi lain gadget;

Sesuaikan background webinar (jangan terlalu polos/ramai);

Rehearsal dengan webinar software kita;

Decide in advance how you’ll handle audience participation;

Berikan waktu untuk partisipan menulis pertanyaan;

Menurutnya, dalam penyampaian berbicara di depan umum secara online harus ada mental yang harus disiapkan khusus. Karena kendala dapat datang kapan pun seperti kondisi internet yang tidak dapat ditebak, respons keterlambatan yang dapat mempengaruhi mood acara, atau saat ice breaking yang diberikan tidak sesuai rencana.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//