Sejak Vaksinasi Covid-19 di Jabar, terdapat 107 KIPI Ringan dan 36 Serius
Monitoring yang dirancang untuk KIPI pada vaksinasi Covid-19 berbeda dengan program imunisasi yang selama ini sudah dilakukan di Indonesia.
Penulis Iman Herdiana4 Mei 2021
BandungBergerak.id - Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) mencatat terdapat 107 Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) yang bersifat ringan dan 36 KIPI bersifat serius sejak dimulainya program vaksinasi Covid-19 pada 14 Januari 2021. KIPI ringan umumnya terdiri dari ngantuk, merah di tempat penyuntikan, dan lapar.
Sementara 36 KIPI serius langsung diaudit oleh Komite Daerah (Komda) KIPI Jabar. Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Marion Siagian menyebut, ke-36 KIPI serius tersebut tidak ada yang hubungan langsung akibat vaksin Covid-19.
Salah satu KIPI serius yang mencuat baru-baru ini terjadi pada seorang guru honorer dari Kabupaten Sukabumi berinisial SA yang mengalami kelumpuhan dan buram penglihatan. Hasil audit Komda KIPI Jabar menyatakan bahwa keluhan yang dialami guru SA tidak terkait langsung dengan vaksin Covid-19.
Marion berharap kasus SA merupakan kasus terakhir pada KIPI di Jabar. “Tidak ada lagi kasus KIPI ringan maupun berat,” kata Marion Siagian, dalam siaran pers Senin (3/5/2021).
Anggota Komda KIPI Jabar Rodman Tarigan menambahkan, KIPI serius kebanyakan pasien tidak sadarkan diri atau pingsan setelah menerima vaksin. Hal itu dikarenakan adanya kecemasan, ditambah melihat jarum suntik.
“Ada ketakutan sehingga muncul gejala sakit sampai pingsan. KIPI serius itu sampai dirawat dan itu ternyata tidak ada kaitannya dengan vaksinasi,”ucap Rodman.
Sedangkan Ketua Komda KIPI Jabar Kusnandi Rusmil mengatakan, kasus KIPI berat rasionnya 1 juta banding satu orang. Adapun reaksi alergi berat dan ringan angkanya berkisar 2,5-5 persen. “Efek samping yang terjadi sangat sedikit memang ada yang gatal, merah di tempat penyuntikan itu bawah 2,5 persen,”ujar Kusnandi.
Ia menjelaskan, KIPI bisa terkait dengan vaksin dan bisa juga tidak. Contoh yang terkait vaksin ialah panas badan atau demam dan bengkak di tempat suntikan. Sedangkan contoh KIPI yang tak terkait vaksinasi, misalnya, salah suntik atau jarum suntiknya tertukar.
“Ketukar itu yang harus dicegah dan kita belum pernah ketemu KIPI seperti itu, kebanyakan reaksi individu yang terjadi. Biasanya 2,5-5 persen dari semua populasi itu KIPI ringan. Yang berat itu sangat jarang dari sejuta itu satu,” paparnya.
Ia menegaskan, keuntungan vaksinasi jauh lebih besar daripada reaksi minor yang muncul pasca-vaksinasi. Keuntungan vaksinasi adalah pencegahan vaksinasi. Sehingga ia meminta masyarakat tidak takut divaksinasi untuk mencegah penyakit.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Lansia di Bandung Lambat
Rencana Sekolah Tatap Muka di Bandung Terkendala Cakupan Vaksinasi Covid
50 Ribuan Pelaku Pasar Kota Bandung Perlu Vaksinasi COVID-19
Sekolah Tatap Muka di Bandung Ditargetkan Setelah Vaksinasi Covid-19
Bagaimanapun, KIPI Tetap Harus Diwaspadai
Sukamto Koesnoe, Satgas Imunisasi Dewasa Pengurus Besar Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) mengingatkan tentang pentingnya monitoring terhadap KIPI terkait vaksinasi Covid-19. Vaksin Covid-19 merupakan vaksin baru. "Sehingga untuk menilai keamanannnya perlu dilakukan surveilan baik aktif maupun pasif yang dirancang khusus," ungkapnya, dalam "Teknis Pelaksanaan Vaksin Covid dan Antisipasi KIPI" di papdi.or.id yang dikutip Selasa (4/5/2021).
Surveilan yang dirancang khusus tersebut perlu dilakukan karena KIPI pada vaksinasi Covid-19 bukan KIPI biasa, berbeda dengan KIPI-KIPI pada program imunisasi yang selama ini sudah dilakukan di Indonesia. Alasannya, sekali lagi, karena vaksin Covid-19 adalah vaksin baru.
Sehingga KIPI yang perlu dipantau dalam program vaksinasi Covid-19 digolongkan sebagai Kejadian Ikutan dengan Perhatian Khusus (KIPK). "KIPI yang tidak terkait dengan vaksin atau koinsiden harus diwaspadai. Penapisan status kesehatan sasaran yang akan divaksinasi harus dilakukan seoptimal mungkin," katanya.
Dalam hal ini, tentunya Komite KIPI harus bekerja keras dan serius melakukan monitoring KIPI pada vaksinasi Covid-19.