• Kolom
  • Steinmetz Memajukan Bandung

Steinmetz Memajukan Bandung

Herman Eduard Steinmetz tinggal di Bandung hanya selama sembilan bulan. Namun, ia berhasil merintis dan memimpin organisasi pertama yang bertujuan memajukan kota.

Atep Kurnia

Peminat literasi dan budaya Sunda

De Preanger-bode edisi 13 Januari 1898 mengabarkan tentang latar belakang pembentukan Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken. Perkumpulan ini menjadi pendahulu organisasi yang bertujuan hendak memajukan keadaan Bandung(Sumber: Delpher.nl)

6 Juni 2021


BandungBergerak.idAntara 17 hingga 19 Januari 1928, koran-koran berbahasa Belanda memuat kabar kematian mantan residen Herman Eduard Steinmetz (1850-1928). Het Vaderland (17 Januari 1928) dan De Telegraaf (18 Januari 1928) memuat riwayat singkat hidupnya, sementara De locomotief (18 Januari 1928) agak panjang lebar membahas kiprah Steinmetz dalam bidang pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Dari ketiga sumber di atas, saya jadi punya gambaran rekam jejak Steinmetz. Ia dilahirkan pada 28 November 1850 di Batavia. Pada September 1872, ia diangkat menjadi pejabat pamong praja di lingkungan Jawa dan Madura. Setahun kemudian, Steinmetz ditempatkan di Probolinggo, Jawa Timur. Kemudian ia secara berturut-turut diangkat menjadi kontrolir kelas dua (1875), asisten residen Jombang (1886), asisten residen Bondowoso (1892), asisten residen Bandung (1897), dan residen Pekalongan (1898). Di sela-sela itu, Steimentz aktif dalam konteraksi perluasan karesidenan Banten, Batavia, dan Priangan dan pembasmian penyakit ternak pada 1880.

Pada Agustus 1904, Steinmetz pensiun dari posisinya sebagai residen, namun segera diangkat sebagai ketua komisi penyelidikan kesejahteran masyarakat pribumi di Pulau Jawa dan Madura (“commissie van onderzoek naar de oorzaken van de mindere welvaart der inlandsche bevolking op Java en Madoera”) atau Mindere Welvaarts-Commissie. Tempat dinasnya di Batavia.

Di sela-sela tugas barunya, Steinmetz dianugerahi ridder in de orde van den Ned. Leeuw oleh Ratu Belanda pada 1912. Selain itu, ia juga menjadi ketua kehormatan Algemeen Nederlandsch Verbond bagian Hindia Belanda, anggota Nederlandsch Indie Vereniging voor Ziekenzorg, dan menulis risalah tentang emansipasi perempuan. Kemudian, setelah tugas Mindere Welvaarts-Commissie dianggap selesai, Steinmetz memasuki masa pensiun sejak September 1914.

Sebagai informasi tambahan, dari situs penyedia kekerabatan, saya dapat memberikan keterangan latar belakang keluarga Herman Eduard Steinmetz. Ia adalah anak pertama pasangan Carl Philip Conrad Steinmetz (1806-1865) dan Maria Hermina Philippina Carolina Woutera. Adik-adiknya adalah Wilhelmina Jeanne Marguerite (1858-1930) dan Eduard August (1860-1932). Pada usia 32 tahun, Steimetz menikahi Johanna Maria Gertrude de Waal (1860-1905) di Jawa. Dari istrinya yang dinikahi pada 18 Juni 1883 itu, Steinmetz beroleh anak Carl Philip Conrad Edy (1885-1953).

Baca Juga: Ahli Kembang Ulrich Teuscher
Jejak Pieter Sijthoff
Panduan Buys ke Bandung

Mempromosikan Kepentingan Bandung

Sebagaimana yang diuraikan di atas, Herman Eduard Steinmetz sempat menjadi asisten residen Bandung pada 1897. Bila menilik Regeeerings Almanak voor Nederlandsch Indie untuk 1897 dan 1898, secara rinci saya jadi tahu bahwa ia menjabat sebagai asisten residen Bandung antara 20 Juni 1897 hingga 20 Maret 1898 atau sekitar sembilan bulan. Namun, dalam waktu sesingkat itu, Steinmetz sempat merintis dan bahkan menjadi ketua pertama perhimpunan yang hendak memajukan Bandung: Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken.

Bagaimana proses terbentuknya perhimpunan tersebut? Adakah sumber pustaka yang menerangkan ihwalnya? Beruntung saya menemukan keterangannya dari De Preanger-bode edisi 13 Januari 1898. Menurut penulis reportase, pada malam tanggal 10 Januari 1898, sekitar 20 orang pegawai pamong praja dan kalangan swasta bangsa Eropa meriung di kantor Asisten Residen Steinmetz. Mereka berkumpul untuk merumuskan pembentukan Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken. Saat itu Residen Priangan Mr. C. W. Kist pun hadir, bahkan kemudian diberi kehormatan sebagai pelindung perhimpunan.

Harapan pembentukan organisasi tersebut dilandasi ungkapan “siapa tak kenal maka tak sayang” (onbekend maakt onbemind). Juga mengingat saat itu jumlah orang Eropa di Bandung sudah meningkat lebih banyak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya belasan rumah baru, sejumlah toko, banyak orang swasta dan pensiunan yang tinggal di Bandung, staf pegawai kereta api bertambah sekitar 60 keluarga, kesibukan dan keriuhan di kompleks militer di Cimahi, yang dalam beberapa tahun mendatang bisa berjumlah 4.000 orang. Dengan demikian, Bandung dengan iklimnya yang sejuk akan menjadi kota terbesar di Jawa (“de plaats onzer inwoning, met zijn heerlijk frisch klimaat, zal binnen korten tijd tot de grootste plaatsen van Java behooren”).

Dalam tulisan yang sama, ternyata inisiatif yang sama sebenarnya sudah digulirkan sejak 1894. Konon, pada 2 Juli 1894, atas undangan residen Priangan, sejumlah warga Bandung berkumpul untuk membentuk komite demi kepentingan Bandung. Dengan rintisan ini, seorang insinyur pengairan ditugaskan untuk mengelola penerangan jalan, yang pendiran dan pemeliharaannya dibebankan kepada warga. Selanjutnya, sebagian warga Bandung diundang lagi oleh residen Priangan untuk membincangkan pendirian Museum Priangan (Preangermuseum), yang namanya akan menggunakan Holle dan panitianya dari kalangan warga Bandung. Namun, karena pelbagai hal, niatan tersebut tidak terlaksana.

Dengan demikian, Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken sebagai perhimpunan baru dapat dianggap ringkasan dan perpanjangan dari komite yang pernah didirikan, demi memberi prinsip yang lebih bertahan lama dengan basis yang lebih luas. Dengan demikian pula, tugas baru organisasi baru tersebut adalah mengambil pendekatan yang tetap demi mempromosikan kepentingan-kepentingan Bandung, yang didukung kerja sama yang melibatkan bukan saja orang-orang Eropa, melainkan juga kalangan pribumi dan Tionghoa.

Berikut ini adalah hal-hal yang dicita-citakan Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken: a. Mempercantik Bandung, termasuk pemeliharaan pekuburan; b. Merangsang dan mempromosikan higienitas; c. Promosi pariwisata, seperti memfasilitasi perjalanan ke Cihampelas, Dago, Lembang, Tangkuban Parahu, Curug Cimahi, dll., misalnya dengan menyediakan pondok-pondok; d. Perhatian terhadap relaksasi publik, misalnya dengan mendirikan grup musik, memberikan ceramah, dll.; e. Pendirian bank bantuan; f. Mendukung pendirian Museum Holle (“Het steunen van het Musëum-Holle”); g. Mendukung pendidikan kanak-kanak atau Frobel; h. Menyediakan atau mendirikan penyegar dan pendidikan kerajinan; dan i. Memberantas kemiskinan.

Demi tercapainya cita-cita tersebut, konon diharapkan tiap warga yang bergabung dalam organisasi baru itu dapat berkontribusi mininum satu gulden per bulan. Untuk urusan tersebut, mereka dapat berhubungan dengan sekretaris perhimpunan, yakni E. Meertens. Selanjutnya, statuta dan regulasi perhimpunan akan dicetak secepatnya. Di antara syarat-syarat bagi yang turut bergabung dalam organisasi tersebut antara lain warga Eropa (termasuk perempuan) di Bandung, berumur 18 tahun, dan membayar uang keanggotaan. Dewan perhimpunannya terdiri dari sekitar 30 orang anggota.

Perintis

Salah satu kabar terpenting adalah informasi yang menyebutkan bahwa untuk yang pertama, kepala pemerintahan setempat akan menjadi ketua dan sekretaris daerahnya akan menjadi sekretaris perhimpunan (“Voor de eerste maal zal als voorzitter optreden het hoofd van plaatselijk bestuur en als secretaris de gewestelijke secretaris”). Dengan pernyataan tersebut sebenarnya memperkuat peran Steinmetz baik sebagai perintis maupun ketua pertama Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken.

Informasi selanjutnya berkaitan dengan didapatkannya status badan hukum bagi organisasi tersebut. Dalam Soerabaijasch handelsblad edisi 3 Maret 1898 atau sekitar dua bulan setelah rapat pembentukan di kantor asisten residen Bandung, disebutkan bahwa Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken sudah mendapatkan kekuatan hukumnya dari pemerintah kolonial pada 3 Maret 1898 berbarengan dengan gymnasiale tooneelvereeniging Euterpe di Batavia dan de societeit Gluck auf di Sawah Lunto.

Kabar status badan hukum dan ihwal lainnya terkait Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken diberitakan pula dalam De Preanger-bode (21 Maret 1898). Di situ antara lain terbaca bahwa pengakuan status perhimpunan tersebut adalah dengan terbitnya dekrit pemerintah gubernemen nomor 6 pada 3 Maret 1898. Menyusul kemudian adalah penyelenggaraan rapat umum pertama pada 15 Maret 1898 dengan mengangkat anggota yang tidak hadir sebagai anggota dewan. Uang yang terkumpul saat itu sejumlah 71.475 gulden. Dewan pengurus juga mengadakan uang lotere, berdasarkan keputusan nomor 7 tanggal 21 Februari 1898, dengan jumlah 10.000 gulden.

Namun, karena Herman Eduard Steinmetz diangkat sebagai residen Pekalongan pada 20 Maret 1898 atau 17 hari setelah Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken memperoleh status badan hukum, maka ia harus pula menyerahkan jabatan ketuanya. Mengenai perpisahan Steinmetz dengan para pejabat dan warga Bandung terjadi pada malam hari tanggal 20 Maret 1898. Ini dapat kita simak dari berita De locomotief (24 Maret 1898). Di situ disebutkan bahwa kebanyakan warga Bandung pada malam tersebut, termasuk para pemuka pribumi, mendatangi tempat tinggal atau kantor Steinmetz untuk memberi selamat bagi posisinya yang baru.

Di situ penulis berita menyayangkan bahwa Bandung akan kehilangan ketua sekaligus pendiri Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken, yang telah berkontribusi bagi kemajuan dan perkembangan Bandung (“Bandoeng verliest in den Heer Steinmetz een bestuurshoofd, dat de

Yang jelas, Vereeniging tot nut van Bandoeng en omstreken adalah pendahulu organisasi yang bertujuan hendak memajukan keadaan Bandung. Karena setelah organisasi ini kurang aktif lagi, maka pada 1915 muncul Comité tot Behartiging van Bandoeng's Belangen yang usianya tidak lama, lalu berujung dengan pembentukan Bandung Vooruit pada 1925 yang bertahan hingga datangnya Jepang.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//