Geografi Ingatan (13): Naluri Ensiklopedis
“Atep ngahaja sadidinten maca buku di rorompok. Ti enjing-enjing dugi ka ampir maghrib”
Penulis Atep Kurnia2 Juli 2021
BandungBergerak.id - Berjilid-berjilid buku bersampul putih seukuran B5 itu kini berderet di tepi rak kayu setinggi satu meter lebih. Raknya sekarang berada di ruang tamu rumah saya yang fungsinya sudah berubah menjadi semacam “gudang penyimpanan” koleksi buku.
Buku sebanyak 24 jilid tipis itu berjudul Disney’s Ensiklopediku yang Pertama. Dari kolofonnya, saya tahu bahwa buku ini merupakan terjemahan dari edisi Inggris yang bertajuk Disney’s My First Encyclopedia terbitan Groiler Enterprises, Inc dan hak ciptanya dipegang Walt Disney Productions. Edisi Indonesianya diterbitkan PT Widyadara pada 1983, penerjemahannya dilakukan oleh Penerbit Angkasa di Bandung dan disunting oleh Dadi Pakar.
Satu set buku itu saya beli dari pelapak di media sosial beberapa tahun lalu. Harganya terbilang murah bila mengingat kondisinya yang dapat dibilang masih sangat bagus, kertas dan jilidnya masih utuh, tidak ada yang rusak atau kotor. Sebelum saya boyong ke kampung pada 13 Juni 2020, ensiklopedia tersebut pernah lama menghuni kamar indekos saya di Cibiru, Kota Bandung.
Di Rumah Kawan Baik
Mengapa Disney’s Ensiklopediku yang Pertama saya beli? Jawabannya tentu saja harus digali dari ingatan atas pengalaman saya semasa SMP kelas dua. Saat itu saya melakukan penyalinan lema-lema dari Disney’s Ensiklopediku yang Pertama ke dalam buku tulis khusus yang saya maksudkan untuk merekam pelbagai fakta. Lalu, di mana dan milik siapa ensiklopedia tersebut? Untung, kawan baik saya Y. H. Yogaswara mengingatkan. Ayahnya yang memiliki buku tersebut dan saya, antara lain, melakukan penyalinan di rumahnya.
Rumah Yogaswara ada di daerah Kebon Kalapa, Panenjoan, beberapa ratus meter di sebelah barat Alun-Alun Cicalengka. Ayahnya, almarhum Pak Aminudin Endang bin Adria Dinata, adalah guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) V Cicalengka, spesialis pengajar kelas satu. Menurut Yogaswara (komunikasi via WA, 5 Juni 2021), kawan sekelas ketika kelas dua SMP, “Atep ngahaja sadidinten maca buku di rorompok. Ti enjing-enjing dugi ka ampir maghrib” (Atep sengaja seharian membaca buku di rumah saya. Dari pagi-pagi hingga menjelang magrib).
Lalu kapan peristiwa tersebut terjadi? Jawaban ini dapat diperoleh dari buku tulis berjilid hijau dan berbingkai hitam yang berisi kumpulan fakta. Di atas lema-lema yang saya tuliskan kembali itu, saya juga menuliskan titimangsa penulisannya. Barangkali itulah kali pertama saya mempunyai kesadaran untuk mencatat waktu atas yang telah saya lakukan.
Pada jilid depan buku tulis itu ada tulisan “Buku Pengetahuan, Sejarah, & Tokoh2 Dunia, Bag I”. Barangkali itulah yang dulu saya maksudkan sebagai judul. Di halaman pertama dalam buku, saya juga menuliskan identitas pribadi waktu itu. Di sana tertulis antara lain: Pengumpul data2: Atep Kurnia; sekolah: SMPN 1 Cicalengka; dan kelas: II G. Dengan tulisan tersebut, jelas sudah bahwa penulisan fakta-fakta dalam buku tersebut mulai saya lakukan saat sedang duduk di kelas dua SMP.
Lema pertama yang saya tulis adalah Elizabeth I dari Inggris. Lema tersebut bila melihat sumber aslinya ada pada jilid ke-7 (Dokter-Garis Lintang), halaman 19. Namun, bila dibanding versi aslinya, ternyata tidak semua saya salin, melainkan ada yang tidak dimasukkan. Barangkali pertimbangannya adalah singkatnya waktu untuk menuliskannya. Yang terang, lema Elizabeth I saya tuliskan pada 2 Februari 1994, berbarengan dengan lema Feodalisme dan Fabel. Dengan demikian, dapat dikatakan kunjungan ke rumah Yogaswara itu kemungkinan besar mulai terjadi pada Rabu, 2 Februari 1994.
Setelah kunjungan pada 2 Februari itu, berdasarkan titimangsa yang saya catat dalam buku, saya berkunjung lagi ke rumah Yogaswara pada Senin, 7 Februari 1994. Pada tanggal tersebut saya antara lain menyalin lema Dokter, Domba, Dubuk, Egret dan Heron, Evolusi, dan Filipina.
Baca Juga: Geografi Ingatan (12): Pertama Kali Membeli Buku di Bandung
Geografi Ingatan (11): Hobi Filateli
Geografi Ingatan (10): Menyalin Kamus Sunda
Berlanjut ke SMA
Namun, selain dari Disney’s Ensiklopediku yang Pertama, ternyata saya juga melakukan penyalinan dari sumber-sumber pustaka lainnya. Bahkan ini yang saya lakukan sebelum berkunjung ke rumah Yogaswara. Pada 1 Februari 1994, saya mencatat pelbagai pengetahuan tentang orang Eskimo sebanyak dua halaman dari majalah Bobo edisi nomor 36, tahun ke-21, 1993. Entah dari siapa saya meminjam atau menumpang mencatat fakta-fakta tersebut. Apakah masih juga dari koleksi milik bapaknya Yogaswara? Atau dari sumber lainnya? Saya tidak lagi ingat.
Kemudian ada catatan tentang sepeda dari “Fantasiklopedi” yang saya tulis pada 15 Desember 1994. Istilah-istilah yang berkaitan dengan mata uang dan gelar kebangsawanan Inggris saya salin pada 10 Juni 1995. Selanjutnya ada daftar raja-raja Eropa yang barangkali saya salin dari Buku Pintar Seri Senior suntingan Iwan Gayo, milik guru mengaji saya, Ir. Amang Lukman. Buku tebal dari Penerbit Upaya Warga Negara, Jakarta, itu mula-mula dicetak pada 1986 dan pada 1991 sudah naik cetak sebanyak sebelas kali.
Kebiasaan mencatat fakta-fakta ini masih bertahan hingga saya masuk SMA. Karena terbukti, dari buku tulis yang sama, saya menemukan catatan-catatan singkat bertitimangsa 28 dan 29 Februari 1996 yang berisi tentang pengetahuan sekitar sejarah kedokteran. Dengan demikian, rentang pencatatan buku tulis tersebut antara 1994 hingga 1996. Dengan catatan, karena buku tulisnya berasal dari masa ketika kelas dua SMP tentu saja banyak catatan yang saya tulis di masa sekitar semester kedua tahun ajaran, yaitu tahun 1994. Sebagian kecil catatan dari 1995 dan sangat sedikit dari 1996.
Demi mengenang penyalinan berbaur keinginan memilikinya karena suka sekali pada gambar-gambar tokoh kartun Disney di dalamnya, saya membeli Disney’s Ensiklopediku yang Pertama. Demi merekonstruksi peristiwanya, saya bertanya kepada Yogaswara, dan menelusuri titimangsa-titimangsa yang disajikan dalam buku catatan.
Bila dikaitkan dengan apa yang saya lakukan pada masa-masa sebelumnya, buku tulis berisi kumpulan fakta-fakta itu dapat dianggap sebagai bukti atas naluri ensiklopedis saya yang memang ditunjang semangat zaman masa itu: meruyaknya penerbitan buku-buku himpunan pengetahuan semacam Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap (RPUL) untuk Sekolah Dasar terbitan Aneka Ilmu (Semarang) dan Apollo (Surabaya) atau Buku Pintar Seri Junior dan Seri Senior suntingan Iwan Gayo.