• Foto
  • Mencari Aman untuk Bermain

Mencari Aman untuk Bermain

Kota Bandung memiliki jumlah taman yang tidak sedikit, tapi tak semua mudah dijangkau anak-anak. Sebagian dari mereka bermain di rel kereta api atau bahu jalan raya.

Fotografer Choirul Nurahman23 Juli 2022

BandungBergerak.id - Pada suatu sore yang cerah tak jauh dari Stasiun Kiaracondong, warga ramai beraktivitas di sepanjang rel kereta api. Mereka bersantai dan mengobrol. Anak-anak menerbangkan layang-layang. Yang lain berlarian mengejar layang-layang yang putus.

Di lokasi itu dulu, berada sangat dekat dengan rel kereta api, pernah ada permukiman padat. Kini tersisa puing-puing yang belum dibereskan.

Dari kejauhan terlihat kereta api melaju ke arah kerumunan orang. Sontak dengan sigap mereka segera berlari menuju pinggiran rel. Bunyi klakson panjang yang dibunyikan oleh masinis dibalas dengan lambaian tangan dan sorak-sorai anak-anak

Laju kereta yang cukup kencang tidak membuat anak-anak takut meskipun empasan angin menerbangkan debu dan pasir ke arah mereka. Kawasan di sepanjang rel kereta api itu sudah menjadi tempat bermain mereka. Di sanalah, di lokasi yang rentan dan membahayakan itulah, anak-anak menghabiskan waktu.

Bisa bermain secara aman dan nyaman adalah hak setiap anak. Dengan bermain, mereka meningkatkan keterampilan bahasa dan berkomunikasi, keterampilan sosial, dan keterampilan motoriknya. Tanpa disadari, kegiatan yang menyenangkan dapat membuat anak menjadi lebih mudah untuk menyerap banyak hal dalam perkembangannya. 

Sayangnya, di kota urban seperti Bandung, semakin jarang kita menyaksikan anak-anak menghabiskan waktu dengan bermain bersama teman sebayanya di tengah lapangan yang luas. Ruang terbuka terus hilang tergerus oleh laju pembangunan.

Jumlah penduduk Kota Bandung per 2020 tercatat sebanyak 2,5 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 558,172 orang di antaranya adalah anak-anak. Kota yang semakin padat memaksa tidak sedikit anak-anak harus bermain di tempat-tempat yang tidak seharusnya. Mulai dari rel kereta api, sungai tercemar, hingga bahu-bahu jalan raya.

Di Anyer Dalem, misalnya, anak-anak harus bermain sepakbola di jalan raya. Tanpa alas kaki, dan dengan risiko sewaktu-waktu bisa terserempet kendaraan yang melintas, mereka tetap bergembira.

Sejak 2013 Pemerintah Kota Bandung secara bertahap membangun taman-taman kota yang difungsikan sebagai ruang terbuka hijau serta tempat masyarakat untuk beraktivitas. Termasuk juga sebagai tempat bermain anak-anak secara aman. Per 2021, tercatat sebanyak 768 taman tersebar di tiap kecamatan, dengan total biaya penemeliharaan taman kota tak kurang dari 65 milyar rupiah per tahun.

Namun, dari lapangan kita tahu, jumlah taman dan besaran dana pemeliharaannya belum mampu menjamin hak setiap anak di Bandung untuk bisa bermain dengan aman.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//