• Foto
  • Yang Tergusur dari Ganesha

Yang Tergusur dari Ganesha

Para perempuan pedagang kaki lima Jalan Ganesha mempertanyakan kelanjutan nasib mereka setelah tergusur dari tempat mengadu nasib selama berpuluh-puluh tahun.

Fotografer Virliya Putricantika8 Agustus 2023

BandungBergerak.idMengapa keindahan tata kota harus mengalahkan kemanusiaan? Demi keindahan, kehidupan para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Ganesha digusur. Seperti yang dialami Imas (58 tahun), warga Kecamatan Coblong yang sudah berjualan 15 tahun di sisi barat Jalan Ganesha, ITB. Gerobak jualan miliknya diangkut ketika ia sedang mengikuti mediasi tentang relokasi PKL.

“Harusnya, kalau memang harus diangkut harusnya ngomong, setelah ini (mediasi),” tambah Imas, di tengah situasi mediasi di Jalan Gelap Nyawang, Senin (7/8/2023).

Kurang lebih ada 130 pedagang kaki lima yang bertahun-tahun, bahkan belasan tahun, menggantungkan kehidupan di Jalan Ganesha. Jumat (21/7/2023) lalu Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyampaikan akan merelokasi seluruh pedagang Jalan Ganesha ke Jalan Gelap Nyawang, tanpa ada negosiasi. Sayangnya, hanya 51 PKL yang terdata oleh Dinas Koperasi dan UMKM.

"Mau dipindahin kan teh di sini, saya mah baru dua bulan, kasian yang lain. Kaya bunda (Iis Maryati) udah lama di sini," cerita Yanti Amiarti dengan mata berkaca-kaca.

Yanti adalah penjaga kios dimsum. relokasi PKL oleh Pemkot Bandung membuatnya harus berpikir ulang mengenai nasib pekerjaannya ke depannya.

Sebelum pandemi Covid-19 peringatan relokasi sudah ada, tapi saat itu pedagang masih bisa berjualan. Namun, baru pulih satu tahun dari keadaan ekonomi pascapandemi, bukan angin segar yang didapat, justru kebijakan pembangunan untuk mempercantik kota yang mereka dengar. Mereka akan dipindahkan ke tempat PKL yang sudah penuh.

Iis Maryati yang telah membuka warung jus di seberang ITB sejak 12 tahun lalu menuturkan, Ketua Paguyuban PKL Jalan Ganesha sempat bertanya kepada pihak ITB apakah pembangunan itu akan menggusur para PKL. ITB membantahnya.

"Sempat waktu itu Pa Ade (ketua paguyuban PKL) nanya ke kampus (ITB), ini teh mau ada pembangunan ke sini atau gimana. Katanya mah ga ada, da kita butuh pembeli (mahasiswa), mereka juga kasian kalau terlalu jauh," tutur Iis Maryati.

Namun jawaban 'ga ada’ dari Kampus ITB itu sepertinya hanya untuk menenangkan hati para pedagang saja. Melalui situs Institut Teknologi Bandung nyatanya disebutkan bahwa mereka mendukung langkah Pemkot Bandung melakukan relokasi PKL.

Mengutip data dari Dinas Sosial, pada tahun 2022 angka kemiskinan di Kota Bandung meningkat dari tahun sebelumnya dengan total 907.786 jiwa. Angka ini merupakan 36 persen dari jumlah penduduk Ibu Kota Jawa Barat ini. Pemindahan lokasi pedagang kaki lima tanpa kepastian dan kelayakan tempat dapat memperburuk kondisi ekonomi masyarakat Kota Bandung itu sendiri.

"Ga tahu, semoga masih bisa dagang di sini, mau ke mana lagi? Di sana (Jalan Gelap Nyawang) sudah penuh juga," cerita Sum, penjual mie ayam dan ayam tulang lunak, yang sudah berjualan di Jalan Ganesha sejak tahun 2005, Sabtu (22/7/2023).

Sum, Imas, Iis, Yanti adalah para perempuan yang mewakili nasib pedagang kecil yang tak memiliki daya tawar besar dalam negosiasi. Mereka menggantungkan hidup dari roda kaki lima, bukan dari korporasi.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//