Menjaring Suara Gen Z
Suara pemilih muda dan pemilih pemula memiliki presentase terbesar di Pemilu 2024 atau Pilpres 2024, sekitar 52 persen dari total jumlah pemilih secara nasional.
Suara pemilih muda dan pemilih pemula memiliki presentase terbesar di Pemilu 2024 atau Pilpres 2024, sekitar 52 persen dari total jumlah pemilih secara nasional.
BandungBergerak.id - "Saya nomor 1 saja habis bapak sama ibu di rumah pilihannya itu."
"Kalau saya nomor 2 ada sosok milenialnya."
Begitulah celotehan ngalor ngidul sejumlah murid sekolah di salah satu sudut selasar kelas SMA Pasundan 3, Kota Bandung, 31 Januari 2024. Mereka ngomongin politik sambil menunggu giliran perekaman KTP elektronik di mobil Mepeling (Memberikan Pelayanan Keliling), kendaraan keliling untuk melayani perekaman atau pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil seperti KTP elektronik atau akta kelahiran.
Perekaman KTP untuk pemilih pemula terus digencarkan menjelang Pemilu 2024 atau Pilpres 2024. Pada 30 Januari 2024 lalu, lebih dari 100 pelajar di SMA BPI Bandung menerima KTP elektronik yang dibagikan oleh petugas Disdukcapil setelah sebelumnya dilakukan perekaman di sekolah melalui Mepeling.
Mobil Mepeling melakukan jemput bola secara intens untuk merekam data para pelajar yang telah berusia 17 tahun per 14 Februari 2024 agar bisa segera mencoblos di Pemilu 2024. Disdukacapil Kota Bandung memasang target perekaman KTP elektronik untuk 17.564 pelajar SMA atau pemilih pemula.
“Saya nggak mau negara diperintah oleh presiden robot," kata Ali (17 tahun) yang baru saja turun dari mobil Mepeling.
Ali berbicara soal penilaiannya terhadap calon presiden yang berpotensi menjadi robot, artinya disuruh-suruh partai politik. Ali lebih suka pada capres yang dia anggap bisa mewakili orang muda.
Hal serupa juga disampaikan Angelina Febriyani (17 tahun) yang mendukung capres dan cawapres yang bisa mewakili suara orang muda.
Bila Fauziah lebih mendukung pasangan capres yang menjadi pilihan orang tuanya. "Bingung lihat debat, pilih capres yang sama saja dengan pilihan orang tua," katanya. Bila dan teman-temannya lebih suka melihat kampanye via media sosial ketimbang spanduk-spanduk semerawut di pinggir jalan.
Beberapa pelajar lainnya mayoritas mendukung capres nomor dua, mereka bilang kagum dengan sosok Prabowo Subianto yang berlatar militer. "Tegas dan pemberani, Gibran mah nggak ngaruh ya, dia mah kebawa pesona bapaknya aja," kata Rahma, diamini teman-temannya.
Media sosial jadi senjata ampuh dalam Pemilu 2024 untuk menggaet suara pemula. Drone Emprit melansir data per Januari 2024 pasangan Anies-Muhaimin memiliki jumlah post 2,504 posts, Prabowo-Gibran 2,042 posts, dan Ganjar-Mahfud 1,755 posts. Data dikutip dari media sosial X akhir Januari 2024.
Semuanya demi meraih perhatian pemilih muda dan pemula yang memiliki presentase terbesar di Pemilu 2024 saat ini. Menurut data KPU, Perludem, dan IDN Research Institute, lebih dari separuh pemilih (sekitar 52 persen) nasional dari jumlah pemilih sesuai DPT yaitu 204.807.222 jiwa yang berhak mencoblos dalam Pemilu tahun ini adalah anak muda .
Tiga pasangan capres ini menyasar 57,486 juta jiwa pemilih Gen X, 68,822 juta Milenial, dan 46,8 juta Gen Z. Berdasarkan umur ada 63.953.031 pemilih berusia antara 17-30 tahun. Sebanyak 42.398.719 pemilih berusia antara 31-40 tahun.
Pemilih di atas usia 40 tahun sebanyak 98.448.775. Diluar mereka yang abstain atau golput, masih banyak anak-anak muda pemula yang antusias untuk menyalurkan suaranya pada tanggal 14 Februari 2024 nanti.
*Foto dan Teks: Prima Mulia
COMMENTS