Tiga Jam di Lapas Anak Sukamiskin
Lapas khusus anak Sukamiskin Bandung menampung 180 orang, semuanya laki-laki. Hampir 60 persen anak-anak dan remaja tersandung kasus asusila.
Lapas khusus anak Sukamiskin Bandung menampung 180 orang, semuanya laki-laki. Hampir 60 persen anak-anak dan remaja tersandung kasus asusila.
BandungBergerak.id – Jumat, 28 Juni 2024 pukul sembilan pagi. Jim bergegas menuruni tangga aula di lantai dua Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung di Sukamiskin, Kota Bandung. Remaja 17 tahun itu berlari kecil menuju lapangan futsal yang ada di tengah kompleks LPKA.
"Mau ikut pelajaran olahraga gateball," katanya.
Langkah Jim diikuti oleh kawannya, Al, 18 tahun, yang juga bergegas turun tangga menuju lapangan futsal. Baru saja ia beres melakukan perekaman data untuk pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik.
Di lapangan, lebih dari 15 orang remaja mengikuti pelajaran olahraga gateball. Gateball adalah olahraga khas negara-negara persemakmuran Inggris yang banyak dimainkan oleh remaja dan lansia.
Bola-bola sebesar bola bisbol dengan tekstur keras seperti bola golf harus dipukul memakai tongkat pemukul, diarahkan ke gawang-gawang besi kecil berukuran sekitar 20x20 sentimeter. Ada angka-angka di setiap bola yang dipukul. Pemain tidak bisa memukul, mengarahkan bola secara langsung ke gawang. Harus ada dua bola yang sejajar menempel, lalu dipukul sampai bola paling luar meluncur ke arah gawang.
Sementara di aula, sebagian warga binaan LPKA masih disibukkan dengan perekaman data. Mereka antre bergantian di meja pemeriksaan data pribadi, lanjut ke perekaman sidik jari. Setelah sidik jari, mereka harus antre lagi di perekaman retina mata. Baru kemudian satu per satu warga binaan melakukan sesi pemotretan pas foto. Terakhir: membubuhkan tanda tangan digital.
"Program jemput bola ini sudah berjalan sejak beberapa tahun ke belakang, (dilakukan) berkala setiap enam bulan sekali," kata Dadang Sumardi, Kepala Seksi Registrasi LPKA Bandung.
LPKA Bandung berada di kompleks rumah tahanan kawasan Arcamanik, bertetangga dengan Lapas Perempuan Bandung dan Lapas Sukamiskin. Jumlah total anak binaan saat ini 180 orang, semuanya laki-laki. Anak binaan perempuan dititipkan di Lapas Perempuan Bandung. Hampir 60 persen anak-anak dan remaja di kedua rutan tersandung kasus asusila yang terkait dengan pasal 81 dan pasal 82 Undang-undang Perlindungan Anak.
Jim dan Al adalah potret remaja yang menjadi sasaran program jemput bola Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung untuk melakukan perekaman KTP elektronik. Bukan melulu ke sekolah-sekolah, tetapi juga rumah tahanan. Para remaja ini memiliki hak-hak sipil yang harus dipenuhi oleh negara. Apalagi, gelaran pemilihan kepala daerah serentak sudah di depan mata dan mereka berhak menyalurkan suara.
Usai proses perekaman, sebagian dari para remaja warga binaan kembali ke blok-blok di area steril, sementara sebagian yang lain langsung ke lapangan untuk ikut main gateball dulu.
Sekitar pukul 11 siang, semua warga binaan kembali ke blok untuk membersihkan diri dan bersiap ke masjid untuk melaksanakan salat Jumat. Beberapa warga binaan terlihat mendorong roda dengan tulisan Dapur LPKA Bisa. Rupanya mereka sedang mengantar makan siang.
Dari gerbang area steril juga mulai terlihat para remaja bersarung dan berpeci jalan kaki menyusuri jalur menuju masjid. Masjid ada di luar gerbang area steril, berseberangan dengan gerbang ke area lobi. Tak langsung masuk, remaja-remaja itu masih asyik mengobrol dengan kawan-kawan yang lain.
Mungkin mereka bercerita tentang permainan gateball atau pengalaman membuat KTP elektronik. Atau mungkin juga tentang rencana-rencana di masa depan seusai masa hukuman.
Foto dan teks: Prima Mulia
COMMENTS