BandungBergerak.id - Pendidikan berperan penting dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia. Menempuh pendidikan dapat dilakukan di sektor formal seperti institusi sekolah dan sektor informal seperti kelompok-kelompok belajar atau bahkan keluarga.

Pendidikan juga menentukan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu kota atau negara. Potensi kemajuan suatu kota dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia ini yang diukur berdasarkan dimensi Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah penduduk yang pernah mengenyam bangku sekolah.

Merujuk pada data yang diambil dari buku Sejarah Kota Bandung (2016) yang diterbitkan Pemerintah Kota dan dokumen Profil Kesehatan Kota Bandung 2014-2019, perkembangan Rata-rata Lama Sekolah penduduk Kota Bandung yang berusia di atas 25 tahun, masih berada di bawah angka 11 tahun dalam kurun waktu tujuh belas tahun.

Itu berarti rata-rata dari penduduk Kota Bandung hanya menempuh sekolah hingga kelas 10 SMA saja. Jika melihat tren perkembangan, Rata-rata Lama Sekolah di Bandung terlihat fluktuatif dengan angka terlamanya berada di tahun 2014 yakni 10,85 tahun. Sementara Rata-rata Lama Sekolah terpendek adalah 10 tahun pada 2004.

Selain Rata-rata Lama Sekolah, penentuan IPM juga dipengaruhi angka Harapan Lama Sekolah (HLS).  Harapan Lama Sekolah adalah kurun waktu sekolah yang diharapkan dijalani oleh anak berumur 7 tahun ke atas di masa mendatang.

Baca Juga: Keputusan Pembelajaran Tatap Muka seharusnya Melibatkan Anak-anak
Kuliah Tatap Muka: ITB dan Unpas tidak mau Gegabah
Minimnya Fasilitas Pembelajaran Jarak Jauh Bebani Masyarakat dari Kalangan Ekonomi Lemah

Data menunjukkan poin HLS Kota Bandung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Poin HLS mengacu pada pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang. Jika sistem pendidikan semakin membaik, maka HLS pun akan semakin meningkat.

Di tahun 2020, Harapan Lama Sekolah Kota Bandung mencapai 14,20 poin yang artinya penduduk di atas usia 7 tahun berkesempatan untuk meneruskan pendidikannya hingga jenjang perguruan tinggi yang setara dengan tingkat diploma I atau II.

Selain terus memperbaiki sistem pendidikan, salah satu upaya untuk meningkatkan poin HLS adalah sosialisasi pendidikan. Rifki Irawan dalam jurnal Peningkatan Harapan Lama Sekolah Melalui Program Sosialasi Pendidikan mengatakan, masyarakat perlu terus dimotivasi agar semangat menjalani pendidikan.

Penulis dari Universitas PGRI Yogyakarta tersebut menambahkan, angka HLS dapat ditingkatkan dengan cara mengintegrasikan kegiatan sosialisasi pendidikan, mengadakan perpustakaan-perpustakaan mini di kampung-kampung, dan kegiatan pendampingan belajar.