• Opini
  • Apakah Penerapan Arsitektur Organik Efektif Mengurangi Pemanasan Global?

Apakah Penerapan Arsitektur Organik Efektif Mengurangi Pemanasan Global?

Keseimbangan antara manusia, alam, dan bangunan dalam konsep arsitektur organik dapat mengurangi pemanasan global secara efektif.

Olivia Joyce Linardi

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)

Selasar Paviion di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, Jawa Barat, 21 Oktober 2022. Konsep bangunan sayap baru Selasar Sunaryo Art Space ini memadu dengan alam. (Foto: Iman Herdiana/BandungBergerak.id)

18 Januari 2023


BandungBergerak.idIndonesia merupakan salah satu dari 5 negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk di tanah air pun terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah hunian sebagai tempat tinggal manusia. Untuk membangun sebuah hunian, kita tentu memerlukan lahan hijau. Dengan begitu, banyak lahan hijau yang dialihfungsikan menjadi lahan pembangunan.

Alih fungsi lahan menyebabkan berkurangnya gas oksigen dan bertambahnya gas karbondioksida di atmosfer, sehingga suhu panas terjebak di dalam atmosfer dan terjadi pemanasan global. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global, salah satunya yaitu dengan merancang hunian organik. Penyatuan unsur alam pada sebuah bangunan menjadi solusi terbaik untuk mengurangi pemanasan global.

Berbagai Cara Mengurangi Pemanasan Global Melalui Hunian

Kita perlu membangun hunian yang dapat membantu mengurangi efek pemanasan global. Berbagai cara dapat dilakukan seperti membangun hunian yang ramah lingkungan atau dengan mengusung konsep arsitektur organik. Bangunan ramah lingkungan merupakan konsep bangunan yang efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, material bangunan menggunakan barang bekas, berbiaya rendah, dan memperhatikan kesehatan, dan kenyamanan penghuninya.

Lantas apa arsitektur organik? Konsep arsitektur ini merupakan sistem memanfaatkan lahan hijau tanpa menghilangkan unsur alam yang sudah ada dari asalnya. Melalui arsitektur organik, bangunan yang dibangun dapat memberikan banyak keuntungan bukan hanya pada penghuninya, tetapi juga pada lingkungan sekitar. Salah satu keuntungan bagi lingkungan adalah pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan keuntungan bagi penghuni adalah hunian yang sehat.

Seiring berjalannya waktu, arsitektur organik mulai diterapkan sejalan dengan isu meningkatnya pemanasan global. Sebuah bangunan dapat disebut sebagai arsitektur organik apabila desain dan proses pembangunannya selaras dan menyatu bersama lingkungan.

Namun, arsitektur organik memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penerapannya. Konsep ini akan terkesan monoton karena hanya menggunakan unsur alam seperti kayu, batu, dan warna-warna alam yang cenderung netral. Di balik itu, konsep ini membuat penggunanya merasa suasana nyaman, sejuk, dan dapat melepas penat dari kesibukannya. Di dalam gaya arsitektur organik terdapat keseimbangan antara manusia, alam dan bangunan. Konsep ini menciptakan kesatuan dari elemen alami dan membuat bangunan seolah tumbuh dari tanah.

Baca Juga: Potret Psikologis Ibu Bekerja dalam Bingkai Masyarakat Patriarki
Pola Hidup Sehat sebagai Investasi Masa Depan
Pajak Minuman Berpemanis dalam Kemasan, Apakah Perlu?

Memperhatikan Kondisi Alam

Untuk membangun sebuah hunian, kita perlu menganalisis tapaknya terlebih dahulu. Pada umumnya, ketinggian tanah di lahan yang akan dibangun tidak selalu rata. Ketidakrataan itulah yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin, misalnya dengan membangun hunian dengan tingkat elevasi yang berbeda-beda mengikuti kontur aslinya. Jadi, kita tidak menghilangkan atau mengubah apa yang sudah ada dari asalnya.

Selain itu, cara mengoptimalkan unsur alam yang sudah ada yaitu dengan menganalisisnya terlebih dahulu, misal kondisi tapak memiliki banyak pohon tinggi yang bersifat vertikal. Untuk mengimbanginya, kita dapat membuat bangunan lebar yang bersifat horizontal, bukan dengan cara menebang pohon tersebut. Penebangan pohon akan meningkatkan suhu permukaan bumi dan mengakibatkan pemanasan global. Penerapan konsep ini akan menciptakan hunian yang sehat karena semuanya bersifat organik dan tidak menghilangkan unsur alam.

Arsitektur organik merupakan sebuah konsep perancangan arsitektur yang menanamkan bentuknya kepada alam dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan bersifat harmoni dengan tapaknya. Konsep ini mengutamakan hunian yang tidak menghilangkan unsur alam yang sudah ada sebelumnya, melainkan menyatukan unsur alam tersebut dengan hunian yang akan dibangun. Dengan begitu, jumlah lahan dan pohon dapat membantu menurunkan suhu permukaan bumi sehingga pemanasan global dapat menurun. Oleh karena itu, keseimbangan antara manusia, alam, dan bangunan dalam konsep arsitektur organik dapat mengurangi pemanasan global secara efektif.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//