• Kampus
  • Pola Pikir Guru Dituntut Berubah

Pola Pikir Guru Dituntut Berubah

Guru mesti pandai membaca karakter masing-masing muridnya. Setiap murid memiliki karakter yang berbeda-beda.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemenristek Dikti Nunuk Suryani saat acara Prosesi Pengambilan Sumpah Profesi Guru di UPI, Kamis (23/02/2023). (Sumber Foto: UPI)*

Penulis Iman Herdiana1 Maret 2023


BandungBergerak.idGuru dituntut mampu melakukan inovasi dalam memberikan pelajaran kepada anak-anak didiknya. Pahlawan tanpa tanda jasa ini juga harus mampu mencari solusi untuk pemecahan masalah-masalah di sekolah.

Dalam melakukan pengajaran, guru juga mesti pandai membaca karakter masing-masing muridnya. Sebab, setiap murid memiliki karakter yang berbeda.

“Kami (guru) bisa melihat di sekolah kondisinya seperti apa, anak-anak didik kita bagaimana, mereka berbeda satu dengan yang lain,” papar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nunuk Suryani, dikutip dari laman UPI, Rabu (1/3/2023).

Nunuk Suryani berbicara saat memberikan sambutan pada acara Prosesi Pengambilan Sumpah Profesi Guru di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tahun 2023, Kamis (23/02/2023). Dengan semangat inovasi itu, kata Nunuk, lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) sangat diharapkan mampu engimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dan melakukan perubahan.

Nunuk menegaskan bahwa pola pikir guru harus berubah agar bisa melahirkan murid atau lulusan yang berkarakter Pancasila.

“Kalau kita ingin melahirkan profil pelajar Pancasila yang indikatornya adalah karakter, maka tentu kita harus melakukan banyak sekali penyesuaian yang sudah ada sebelumnya. Penyesuaian ini dapat dicapai melalui perbaikan pada infrastruktur dan teknologi; kemudian kebijakan, prosedur, dan pendanaan; kepemimpinan, masyarakat, dan budaya; serta kurikulum, pedagogi dan asesmennya,” ungkapnya.

Semangat perubahan penting dimiliki para guru. Alasannya, di tangan para gurulah masa depan anak-anak didiknya.

Nunuk menggarisbawahi bahwa program PPG dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas guru agar mampu melahirkan perubahan. Ujungnya diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan berkualitas.

Menurutnya, PPG merupakan pilar dari transformasi yang menjadi penyangga bagi lahirnya lulusan berkarakter Pancasila. Program lain untuk melahirkan guru berkualitas adalah seperti PGP singkatan dari Pendidikan Guru Penggerak, Balai Guru Penggerak (BGP), Program Organisasi Penggerak (POP), dan transformasi Tata Kelola SDM Guru dan Tenaga Kependidikan.

Baca Juga: Difteri, Wabah yang Berulang di Jawa Barat
Wacana Pembangunan Jalan Layang Bojongsoang, Warga Khawatir Tambah Macet
Inovasi ChatGPT, Kemajuan Teknologi atau Ancaman?

Pelajar Pancasila

Dari semua program tersebut diharapkan lahir Pelajar Pancasila, yaitu perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pengembangan SDM unggul harus bersifat holistik dan tidak terfokus kepada kemampuan kognitif saja.

“Pelajar Pancasila indikatornya adalah beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kebhinekaan global, gotong royong dan kreatif,” kata Nunuk.

Namun untuk mencapai pelajar Pancasila dinilai tidak mudah. Diperlukan transformasi untuk seluruh proses pembelajaran.

”Kultur budaya, kita sesuaikan kemudian lakukan perubahan asesmen, karena karakter ini juga harus terukur. Inilah strategi holistik kita, yaitu transformasi Pendidikan dan Pelatihan Guru, dengan demikian, ini menjadi fokus kajian kita bersama,” katanya.

Akhirnya, Nunuk berharap kepada 2.229 guru yang lulus dan mengikuti prosesi Pengambilan Sumpah Profesi Guru di UPI sudah berubah semua mindset-nya.

“Saya yakin peta yang diberikan oleh UPI kepada Bapak Ibu Guru pasti cukup, kalau tidak cukup Bapak Ibu tidak akan lulus. Diharapkan, anda menjadi pribadi-pribadi, tokoh-tokoh di dalam sekolah yang benar-benar guru-guru luar biasa, yang sudah berubah mindset-nya, yang benar-benar guru-guru hebat, yang benar-benar mampu mengimplementasikan pembelajaran dan menghasilkan anak-anak kita menjadi Pelajar Pancasila,” pungkasnya.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//