• Kampus
  • Dekan FISS Unpas Menerbitkan Buku Antologi Haiku

Dekan FISS Unpas Menerbitkan Buku Antologi Haiku

Haiku adalah puisi Jepang. Senny Suzanna Alwasilah menerbitkan buku antologi haiku dari hasil perjalanan ke Amerika Serikat.

Buku puisi Rhyme of Tears yang ditulis Dekan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan Senny Suzanna Alwasilah bersama Sharon Lynn Pugh, 2023. (Sumber Foto: Unpas)*

Penulis Iman Herdiana1 Maret 2023


BandungBergerak.idPerjalanan bisa menginspirasi banyak orang. Ini dialami Dekan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan Senny Suzanna Alwasilah yang menerbitkan buku antologi haiku (puisi Jepang) dari hasil perjalanan ke Amerika Serikat (USA).

Senny menerbitkan buku puisnya yang berjudul Rhyme of Tears bersama Sharon Lynn Pugh, seniman dan akademikus Indiana University, Bloomington, Amerika Serikat.

Haiku merupakan puisi Jepang yang hanya terdiri dari tiga baris dan 17 suku kata, masing-masing tersusun atas 5-7-5 suku kata secara berurutan.

Tidak seperti puisi pada umumnya, haiku memiliki pakem khusus. Haiku mesti mengandung kigo atau penanda waktu, seperti pagi, siang, atau malam. Misalnya, suasana malam digambarkan dengan bulan.

Sebagian haiku ia tulis saat perjalanan Visiting Scholar ke Amerika, 2021 lalu. Selama di Amerika, ia kembali bertemu dengan Sharon yang tak lain adalah dosen pembimbingnya.

Enggan menyia-nyiakan kesempatan, momen pertemuan tersebut lantas ia abadikan menjadi sebuah karya. Ia menuturkan, buku berisikan 100 haiku ini jadi karya bersejarah. Selain menjadi antologi Haiku pertama yang ia tulis sendiri, ia juga mewujudkan mimpinya untuk menerbitkan karya bersama pembimbing panutannya.

Sebelumnya, ia dan anggota komunitas HaikuKu Indonesia juga pernah menerbitkan buku antologi Haiku, seperti Haiku Nanggala, Haiku Pandemi Corona, Haiku Hasanah, dan beberapa antologi haiku lainnya.

“Saya menulis 80 Haiku, sedangkan Sharon 20. Kebetulan, Sharon memang punya keahlian di bidang sastra. Dia sendiri baru mengenal Haiku, tapi setelah saya perlihatkan karya saya, dia antusias untuk belajar dan ternyata bisa membuatnya,” katanya, dikutip dari laman Unpas, Rabu (1/3/2023).

Buku antologi haiku ini ditulis dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ia bahkan menerjemahkan sendiri teks bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, karena makna, suku kata, dan pola haiku dalam bahasa apa pun harus tetap sama.

“Proses pengerjaan memakan waktu kurang lebih satu tahun. Sebetulnya banyak yang bisa digarap bersama, seperti jurnal, esai, atau karya akademik lainnya. Tapi itu perlu waktu, data yang cukup, dan duduk bersama untuk menyamakan pemikiran. Ditambah, esai dan jurnal mesti mempertimbangkan kebaruan,” terangnya.

Baca Juga: Pola Pikir Guru Dituntut Berubah
Inovasi ChatGPT, Kemajuan Teknologi atau Ancaman?
Sanksi Keras dan Tegas Perlu Diterapkan pada Pelaku Kekerasan Seksual di Kampus

Seni Haiku

Kata pengantar antologi Haiku Rhyme of Tears ditulis langsung oleh Otsuka Hiroko, doktor program studi Sastra Jepang Universitas Padjadjaran yang mendefinisikan seni Haiku sebagai minimalist in the extreme, menghargai kesederhanaan yang disimbolkan melalui struktur puisi sederhana.

“Karena ini puisi Jepang, saya berusaha mencari orang Jepang asli untuk menuliskan kata pengantar dan akhirnya ditulislah oleh Otsuka Hiroko. Saya tuliskan namanya di sampul buku ‘A Word from Otsuka Hiroko’,” ungkapnya.

Rencananya, buku ini bakal diluncurkan di Soka Gakkai Indonesia, pusat kebudayaan dan lembaga perdamaian dunia yang berisikan orang-orang asal Jepang.

Tidak hanya antologi Haiku, dalam waktu dekat ia dan penulis yang tergabung di Asian Women Writers Association (AWWA) akan meluncurkan antologi puisi dan cerpen untuk diterbitkan pada ulang tahun AWWA, April mendatang.

“Saya juga sedang menggarap puisi dengan kenalan saya di Amerika. Karena saya berkecimpung di bidang sastra, jadi proyek yang dikerjakan masih seputar itu. Kemarin puisi saya dimuat di salah satu majalah Korea dan diterjemahkan ke bahasa Korea. Hal tersebut tentu jadi kebangaan tersendiri bagi saya,” tukasnya.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//