• Berita
  • Level PPKM Kota Bandung Diturunkan, Penularan Covid-19 Dikhawatirkan Naik

Level PPKM Kota Bandung Diturunkan, Penularan Covid-19 Dikhawatirkan Naik

Warga Kota Bandung diimbau tetap bersabar dan menjaga prokes ketat. Pemkot Bandung diminta tidak buru-buru mengambil kebijakan.

Warga antre di pelataran Sudirman Grand Ballroom saat vaksinasi massal di Bandung, Jawa Barat, 10 Juni 2021. Sebanyak 40.000 dosis vaksin dosis pertama diberikan bagi warga masyarakat selama dua hari lewat program Serbuan Vaksinasi Covid-19 Massal TNI Polri di Jawa Barat. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Bani Hakiki21 Oktober 2021


BandungBergerak.idStatus PPKM Kota Bandung baru saja diturunkan ke Level 2 atau risiko rendah penularan Covid-19. Turunnya level PPKM ini tentu kabar positif bagi kota yang pernah dilanda gelombang penularan Covid-19. Di sisi lain, penurunan status juga membuka jalan bagi gelombang penularan Covid-19 berikutnya.

Epidemiolog Institut Teknologi Bandung (ITB), Nuning Nuraini menyatakan angka tingkat penularan (posivity rate) Kota Bandung pada saat PPKM Level 3 antara Agustus-Oktober 2021 sempat meningkat. Maka, semakin diturunkannya level PPKM dikhawatirkan bisa mendorong potensi munculnya gelombang penularan baru.

Positivity rate yakni hitungan perbandingan antara total kasus penularan positif Covid-19 dan jumlah tes yang telah dilakukan. Diketahui, batas maksimal angka positivity rate yang ditetapkan Badan Kesehatan Nasional (WHO) berada di angka 5 persen.

“Sepanjang data yang terpantau dan perhitungan kita untuk Baraya (Bandung Raya) memang kondisinya cukup kondusif. Namun, di beberapa waktu untuk Kota Bandung nilai efektif reproduksi harian (positivity rate) sempat di atas satu (persen),” ungkap Nuning kepada Bandungbergerak.id, Rabu (20/10/2021).

Penurunan level PPKM yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung merupakan kebijakan yang diteruskan sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Imendagri) Nomor 53 Tahun 2021. Sementara itu, data termuktakhir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung pada bulan Oktober 2021 menunjukkan bahwa saat ini, posivity rate di Kota Bandung berada di angka 0,14 persen.

Diketahui, ada sebanyak 151 kelurahan yang tersebar di seluruh Kota Bandung. Saat ini, 99 kelurahan di antaranya dinyatakan terbebas dari penularan Covid-19, sementara 52 sisanya masih ditemukan kasus terkonfirmasi aktif.

Meskipun demikian, data tersebut dinilai tidak bisa dianggap sebagai realitas di lapangan. Apalagi pelacakan kontak (tracing) diperkirakan bakal lebih sulit dijalankan dari sebelumnya. Sementara mobilitas masyarakat terus meningkat secara signifikan.

Nuning mengimbau agar masyarakat maupun Pemkot Bandung tetap memperketat protokol kesehatan (prokes) di tengah meningkatnya aktivitas harian. Ia juga berharap agar seluruh warga Kota Bandung tidak euforia.

“Mengingat pandemi ini masih berlangsung di beberapa negara terutama negara-negara tetangga kita, ada baiknya kita masih bisa bersabar,” imbaunya kepada warga Kota Bandung. “Harapannya pandemi ini bisa benar-benar berakhir,” imbuhnnya.

Nuning berharap, Pemkot Bandung bisa lebih bijak dan tidak terburu-buru dalam membuat kebijakan. Aturan yang dibuat secara terburu-buru malah akan membuat warga semakin abai menerapkan prokes.

Baca Juga: BAYI-BAYI PANDEMI (1): Rasya dalam Gendongan Ibunya
BAYI-BAYI PANDEMI (2): Sebuah Kekhawatiran tentang Khalista
BAYI-BAYI PANDEMI (3): Stunting di Jamika dan Sekian Banyak Kendala Penanganannya
BAYI-BAYI PANDEMI (4): Qia, di antara Stunting dan Thalasemia
BAYI-BAYI PANDEMI (5): Arsya, Vonis Stunting, dan Pergulatan Keluarganya

Antisipasi Pemkot Bandung terhadap Gelombang Ketiga

Dinkes Kota Bandung mengaku sedang mengantisipasi terjadinya gelombang ketiga penularan Covid-19. Ada dua langkah yang dilakukan, yakni yakni menerapkan prokes 5M dan terus meningkatkan frekuensi penerapan testing, tracing, dan treatment (3T). Di samping itu, pemeriksaan Whole Genome Sequence (WGS) akan ditingkatkan untuk mendeteksi virus varian baru.

WGS akan diterapkan kepada seluruh masyarakat, termasuk para pendatang ke Kota Bandung yang berstatus WNI maupun WNA. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani memastikan bagi mereka yang terdeteksi positif akan segera dikarantina selama minimal 5-7 hari.

“Setelah karantina, mereka harus PCR lagi. Samplenya kita cek ulang, kemudian yang CT-nya rendah dibawah 25 itu dilakukan WGS,” tuturnya dalam program Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (19/10/2021).

Ia memastikan kesiapan ruang-ruang pasien di sejumlah rumah sakit rujukan. Dari sekitar 30 rumah sakit, angka bed occupancy ratio (BOR) di Kota Bandung berada di angka 6,52 persen. Artinya, hanya ada 69 tempat tidur pasien yang terisi dari total 1.059 kasur.

Sosialisasi Vaksin Perlu Ditingkatkan

Dalam proses penanggulangan pagebluk, proses percepatan vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu strategi yang paling diunggulkan. Namun, kecepatan proses tersebut akan percuma bila masyarakat tidak memahami kegunaan dan cara kerja vaksin dalam tubuh.

Hasil pemantauan yang dilakukan Nuning di Bandung Raya menggambarkan bahwa masih banyak warga yang tidak memahami vaksinasi secara menyeluruh. Kesalahan informasi yang paling fatal adalah ketika masyarakat yang telah tervaksin mengira bahwa vaksin bisa melindungi tubuh sepenuhnya. Padahal tujuan utama vaksin yaitu mencegah tingginya rasio kematian bagi para penyintasnya.

Melihat kondisi demikian, Pemkot Bandung didesak agar melakukan sosialisasi yang lebih intens dan terukur kepada seluruh warga secara merata. Ketidakmerataan informasi dan edukasi dikhawatirkan membuat sebagian masyarakat mudah mempercayai hoaks.

“Sebaiknya ada penjelasan dari pihak berwenang terkait proteksi yang diberikan oleh vaksin bahwa tidak sepenuhnya bisa melindungi 100 persen. Kalau saya lihat sudah ada (sosialisasi) sebenarnya, namun mungkin perlu ditingkatkan frekuensinya,” ujar Nuning  Nuraini.

Sosialisasi ini juga tidak hanya perlu dilakukan oleh Pemkot, melainkan oleh seluruh elemen masyarakat, terutama organisasi-organisasi kesehatan. Apalagi semakin banyak pihak yang terlibat dan menggelar program vaksinasi Covid-19 secara massal di Kota Bandung.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//