Anak Muda Diharapkan Aktif Berkomunikasi Politik di Media Sosial
Komunikasi politik anak muda memiliki peran sangat penting dalam menentukan sebuah kebijakan yang nantinya akan disahkan oleh pemerintah.
Penulis Iman Herdiana30 Maret 2023
BandungBergerak.id - Partisipasi anak muda atau pemilih pemula berperan menentukan pada tahun politik ini. Suara meraka akan signifikan dalam mengubah peta kekuasaan nasional maupun lokal. Terlebih Pemilu 2024 nanti berlangsung serentak yang terdiri dari Pilpres, Pileg, dan Pilkada.
Dosen sekaligus peneliti dari International Islamic University Islamabad, Pakistan, Muhammad Saud mengatakan partisipasi politik merupakan bagian dari komunikasi politik.
“Komunikasi politik memiliki peran yang sangat penting dan signifikan dalam menentukan sebuah kebijakan yang nantinya akan disahkan oleh pemerintah. Sehingga komunikasi politik yang sudah dirancang tersebut perlu dimanfaatkan oleh komunikator politik dengan sebaik mungkin agar tidak merasa terbebani dengan kebijakan-kebijakan yang ada,” papar Muhammad Saud, dikutip dari laman Unisba, Kamis (30/3/2023).
Muhammad Saud berbicara dalam Studium Generale “Youth Political Communication in Digital Era” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba) di Auditorium Unisba, Selasa (07/03).
Pembicara yang juga merupakan dosen dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu menjelaskan bahwa ada berbagai cara dalam komunikasi politik di era digital.
”Langkah-langkah melakukan komunikasi politik di era digital dipengaruhi oleh Social Media Persistence. Maraknya penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan media lainnya kini biasa digunakan oleh masyarakat untuk membahas masalah politik di ruang-ruang publik. Hal ini mampu menghasilkan aktivitas politik, praktik demokrasi, serta keterlibatan aktif pemuda di ranah media daring,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Dekan I Fikom Unisba M. Rochim menyampaikan bahwa memahami dan mengimplementasikan komunikasi politik diperlukan oleh para pemuda, khususnya mahasiswa, sebagai bentuk kontribusi anak muda di masyarakat pada bidang politik.
Baca Juga: Anak Muda Bukan sekadar Lumbung Suara
Jangan-jangan di Bandung Banyak Reklame tak Berizin, Mudah Roboh, dan tidak Membayar Pajak?
Menengok Patahan Lembang melalui Hutan Bambu di Gunung Arcamanik
Dalam Jurnal Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1 Juni 2022, Muhamad Abdul Aziz, dkk. membeberkan generasi muda sebagai tonggak masa depan bangsa yang memiliki peranan yang besar untuk keberlangsungan suatu bangsa.
“Berkaitan dengan hal tersebut, maka pemuda harus memiliki wawasan dan pendidikan yang memadai dalam rangka untuk ikut serta dalam memberikan yang terbaik untuk bangsa,” tulis Muhamad Abdul Aziz dkk, diakses Kamis (30/3/2023).
Selain itu, generasi muda merupakan para pemilih pemula yang memiliki suara cukup besar dibandingkan dengan yang lainya. Sehingga para pemilih pemula diharapkan mampu berkontribusi dalam kegiatan politik baik secara aktif maupun pasif.
Data yang didapat dari Kesbangpol Kota Bandung, bahwa di tahun ini ada penambahan sebesar 2.459 pemilih Pemula di Kota Bandung, data ini disiarkan dalam berita acara rekapitulasi daftar pemilih hasil PDPB Bulan April tahun 2022 yang dikeluarkan oleh KPU Kota Bandung.
Sementara berdasarkan data KPU Kota Bandung, pemilih muda diprediksi akan mendominasi pada pemilu 2024 nanti. KPU Kota Bandung merilis jumlah penduduk potensial pemilih tahun 2024 mencapai 1.893.082 jiwa. Jumlah ini naik sekitar 170.000 dari tahun 2019. Diperkirakan sebesar 70,7 persen pemilih berusia 17-39 tahun menyatakan akan menggunakan hak pilihnya.
Aziz menyatakan, anak muda membutuhkan pendidikan politik agar mereka sadar dan kritis tentang hak pilihnya. Dengan demikian mereka memiliki pemahaman akan pelaksanaan pemilu/pilkada yang merupakan bagian dari proses demokrasi yang dilakukan dengan sepenuh hati.
“Dengan begitu, siapa pun yang menduduki kursi kepemimpinan adalah mereka yang benar-benar berkualitas, memiliki integritas tinggi, jujur, adil, amanah, dan terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,” tulis Aziz.