• Berita
  • Benang Kusut Angkot dan Kendaraan Pribadi di Kota Bandung

Benang Kusut Angkot dan Kendaraan Pribadi di Kota Bandung

Saat menjelang buka puasa sore hari, hampir di seluruh jalan alteri Kota Bandung disergap kemacetan.

Angkutan kota (angkot) di Terminal Cicaheum, Bandung, 5 September 2022. Sejak tahun 70an angkutan umum di Bandung tidak banyak berubah. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana6 April 2023


BandungBergerak.idPenggunaan kendaraan pribadi cenderung lebih tinggi di kota-kota negara berkembang daripada negara maju. Penyebabnya tidak lain karena kondisi pelayanan angkutan umum yang tertinggal, buruk, dan kurang nyaman.

Hal ini pula yang terjadi di Kota Bandung. Setiap hari, warga pengguna kendaraan pribadi kota kembang lebih dominan daripada yang memakai angkutan umum. Jika tak percaya, bisa ditengok sendiri saat menjelang buka puasa sore hari. Hampir di seluruh jalan alteri disergap kemacetan kendaraan pribadi baik roda dua maupun empat.

Bahkan jumlah kendaraan pribadi tersebut melebihi kapasitas infrastruktur jalan yang ada. Menurut data BPS Kota Bandung yang diakses Kamis (6/4/2023), antara kurun tiga tahun (2016-2018) panjang jalan di Kota Bandung hanya bertambah 12 kilometer saja. Pada 2016 panjang jalan Kota Bandung 1.160,80 kilometer, dan pada 2018 panjang jalan Kota Bandung menjadi 1.172,78 kilometer.

Jika penambahan jumlah jalan berlangsung sangat lambat, lain halnya dengan pertambahan kendaraan bermotor di Kota Bandung yang tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2005, jumlah potensi kendaraan di Kota Bandung tercatat sebanyak 651.584 unit. Empat tahun kemudian, pada 2019, jumlah potensi kendaraan meroket menjadi 1.102.115 unit.

Lemahnya sistem transportasi publik Kota Bandung menjadi penyebab meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi. Tidak adanya terobosan dari pemerintah daerah untuk membangun sitem transportasi publik kian memperparah penggunaan pribadi ini.

Baca Juga: Larangan Impor Pakaian Bekas, Pedagang Barang Thrifting Tergencet
PKL ISBI Bandung Berharap tidak Ada Penggusuran Lagi
Pemerintah Kewalahan dalam Membangun Infrastruktur Air

“Banyaknya kendaraan ini tentu saja mengakibatkan kemacetan di kota Bandung. Masalah ini hanya dapat dipecahkan dengan beralihnya masyarakat menggunakan kendaraan umum,” tulis Marnita Aprilyani dan Anita Silvianita, dalam penelitian ilmiah bertajuk “Analisis Kepuasan atas Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Bus Damri di Kota Bandung (Studi pada Trayek Leuwipanjang – Dipatiukur Non AC)”, diakses Kamis (6/4/2023).

Peneliti dari Program Studi S1 Ilmu Administrasi Bisnis dan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom itu menyatakan, semakin banyak masyarakat menggunakan kendaraan umum, maka akan semakin efektif pula penggunaan jalan raya.

Menurutnya, kendaraan umum merupakan salah satu pemecah masalah kemacetan yang dihadapi hampir semua kota besar di dunia. Tak heran jika banyak negara maju yang memprioritaskan membangun sistem transportasi publik.

Bagaimana potret angkutan umum di Kota Bandung? Di saat Bandung diserbu kendaraan pribadi, kondisi angkutan kota atau angkot justru memprihatinkan. Angkot-angkot yang beroperasi di Kota Bandung dimiliki swasta, sehingga segala pelayanan tergantung dari pihak swasta ini. Konsumen dalam hal ini berada dalam daya tawar rendah, tak bisa banyak menuntut.

Sampai saat ini, angkot di Kota Bandung masih eksis. Dan konsumen angkot juga tetap ada, terutama kaum hawa seperti ibu-ibu, pelajar, atau orang-orang yang tidak memungkinkan menggunakan kendaraan pribadi ataupun mengakses kendaraan daring.

Menurut data BPS Kota Bandung, jumlah armada angkutan kota di Kota Bandung sebanyak 5.521 unit (data terakhir dimutakhirkan 05 Mar 2021), yang terbagi ke dalam 36 rute.

Tercatat bahwa armada angkot terbanyak adalah rute Abdul Muis-Cicaheum Via Binong dengan jarak tempuh 16,3 kilometer. Rute ini memiliki 355 armada. Rute dengan armada paling sedikit adalah Abdul Muis-Mengger, yaitu 25 armada dengan panjang rute 10,55 kilometer.

Tercatat pula angkot Bumi Panyileukan-Sekemirung (Bumi Panyileukan/Gede Bage) sebagai rute terpanjang di Kota Bandung. Angkot menempuh utara timur Bandung yang dimulai dari Dago, Siliwangi, Sukaluyu, Cicaheum, Cisaranten, Babakan Penghulu, Gedebage.

Panjang rute Bumi Panyileukan-Sekemirung mencapai 24,35 kilometer. Trayek ini memiliki 125 armada. Ada pula angkot dengan rute terpendek, yaitu Cibogo-Elang dengan jarak tempuh 7 kilometer saja. Rute ini diperkuat 32 armada.

Banyak peluang yang bisa dilakukan pemerintah kota untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung, salah satunya dengan membeli rute-rute angkot tersebut dan menggantinya dengan sistem pelayanan yang lebih baik.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//