• Kolom
  • NGABUBURIT MENYIGI BUMI #17: Gunung Cinta untuk Laboratorium Kegunungapian

NGABUBURIT MENYIGI BUMI #17: Gunung Cinta untuk Laboratorium Kegunungapian

Gunung Cinta di Ciater, Kabupaten Subang, lebih mirip kerucut skoria, ketimbang kerucut lava hasil kegiatan kerucut parasit di lereng Gunung Tangkubanparahu.

T. Bachtiar

Geografiwan Indonesia, anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung dan IAGI Jabar Banten (Ig: @tbachtiargeo)

Citra satelit Gunung Cinta, yang memperlihatkan bukit dengan bagian tengah yang cekung, dengan bukaan ke arah utara. Rona bumi itu sebagai penanda pernah terjadinya letusan eksplosif di sana. (Sumber: Citra satelit Google maps)

8 April 2023


BandungBergerak.id – Ada bukit kecil di Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, namanya Gunung Cinta. Gunung ini dijadikan contoh oleh Dr. J. A. Katili dalam bukunya Pengantar Geologi Umum (Vulkanologi, Seismologi, dan Geotektonik), Jilid II, yang diterbitkan oleh Balai Pendidikan Guru, Departemen P dan K di Bandung tahun 1963. Juga nama gunung ini terdapat dalam Peta Geologi Gunungapi Tangkubanparahu karya Soetoyo dan RD Hadisantono, yang diterbitkan oleh Direktorat Vulkanologi tahun 1992.

Lokasinya hanya 700 meter dari jalan raya Subang. Kalau dari arah Bandung, bila sudah sampai di Jalan Raya di sekitar Ciater, masih menerus sejauh 4,5 km, atau 3 km sebelum Jalan Cagak.

Soetoyo dan RD Hadisantono (1992) menulis dalam keterangan Peta Geologi Gunungapi Tangkubanparahu, Gunung Cinta itu berupa kerucut lava hasil kegiatan kerucut parasit di lereng Gunung Tangkubanparahu. Batuannya berupa lava basal yang sangat vesikular pada bagian permukaan, yang menyerupai sarang lebah. Pada bagian tubuh dan puncak kerucutnya berupa tumpukan lava basal dan skorea kemerahan.

Dr. M. Nugraha Kartadinata (komunikasi lisan, 4 April 2023), lebih meyakini bahwa Gunung Cinta itu bukan kerucut parasit, tetapi merupakan kerucut sinder (cinder cone). Letaknya sudah tidak di lerang Gunung Tangkubanparahu, tetapi sudah di bagan yang datar melandai. Dari Gunung Tangkubanparahu, jaraknya 9 km, dan dari Kaldera Gunung Sunda sejauh 10,5 km. Magma yang menerobos melalui rekahan-rekahan atau bidang lemah di dalam bumi yang berada dalam garis patahan yang berarah Timur Laut – Barat Daya.

Gunung Cinta itu berupa kerucut sinder, atau kerucut terak, kerucut skoria, yaitu bukit yang berbentuk kerucut curam yang disusun oleh bagian-bagian dari bahan-bahan letusan gunungapi, seperti abu vulkanik dan terak atau skoria yang diembuskan saat letusan eksplosif. Namun, karena tekanan gasnya lemah, maka pecahan-pecahan lava yang terlontar itu kembali jatuh di sekitar lubang letusan. Lama-kelamaan akan menumpuk membentuk kerucut. Batu yang menyusun tubuh bukit ini adalah skoria yang menyerupai kue bika ambon, berupa pecahan-pecahan lava yang penuh dengan lubang pelepasan gas, berongga, dan lebih ringan. Warnanya abu-abu kehitaman, sedangkan yang sudah terkena pelapukan, akan menjadi berwarna merah kecokelatan.

Baca Juga: NGABUBURIT MENYIGI BUMI #16: Jangan Tunggu Terjadi Longsor di Desa Pasanggrahan Purwakarta
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #15: Gunung Singa Fosil Gunungapi Berumur 4 Juta Tahun
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #14: Semua Belajar dari Letusan Gunung Galunggung Untuk Kemanusiaan
NGABUBURIT MENYIGI BUMI #13: Gunung Gelap di Garut, Penangkal Halilintar dan Gelegar Guntur

Bukit Kecil Berupa Timbunan Skoria

Timbunan skoria ini membentuk kerucut sinder yang bernama Gunung Cinta. Bukit kecil yang keliling kaki bukitnya 1.120 m, dengan luas lingkaran kaki bukitnya 94.150 m. Tinggi kerucut skoria ini hanya 60 meter diukur dari dasar bukit sampai puncak. Di bagian tengah, atau di bagian dalam bukit, terdapat bagian yang cekung, dengan sedikit bukaan ke arah utara selebar 100 m. Ini merupakan tanda yang memperkuat, bahwa kerucut skoria ini merupakan hasil dari letusan eksplosif satu periode letusan, lalu beristirahat sampai sekarang.

Tentang kerucut skoria ini, ada contoh paling baru, yaitu yang berada di tengah kawah Gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya. Kerucut skoria ini terbentuk pada pase akhir letusan Gunung Galunggung tahun 1982-1983, yang sekarang bagian tengah kerucut ke bawah, ke kakinya, sudah tergenang oleh danau kawah.

Letusan-letusan ekplosif Gunung Cinta ini terjadi pasca letusan Gunung Sunda, menjelang lahirnya Gunung Tangkubanparahu, 90.000 tahun yang lalu. Letusannya membentuk lubang letusan dengan diameter 60 m, yang sekarang sudah dipenuhi tumbuhan. Bahkan, di dindingnya sudah ditanami sayur.

Nama geografi yang memakai kata cinta, terdapat di banyak tempat. Selain di Kabupaten Subang, terdapat juga di Kota Bandung, di Kabupaten Bandung, di Kabupaten Bandung Barat, di Kabupaten Sumedang, di Kabupaten Tasikmalaya, di Kabupaten Garut, dan di Kabupaten Bogor.

Bagaimana asal-usul penamaan Gunung Cinta? Saya belum mendapatkan keterangan tentang hal ini. Namun, kata cinta dalam Kamus Kawi – Indonesia karya S Wodjowasito (1997), cintâ berarti pikiran, ingatan, cininta, dingat-ingat, dipikir-pikir. Sedangkan cinta dalam A Dictionary of the Sunda Language, karya Jonathan Rigg (1862), cinta, berarti mencintai (love), memiliki perhatian yang lembut.

Apakah nama geografi yang memakai kata cinta itu menggambarkan bentang alam yang megah, indah, sejuk, sehingga selalu terpikirkan, selalu teringat akan kemolekan kawasan tersebut.

Gunung Cinta yang berada di Desa Cisaat itu sesungguhnya merupakan gunungapi yang pernah meletus. Walaupun hanya satu atau dua periode letusan. Wujudnya menyerupai gunungapi kecil, kerucutnya dibangun dari tumpukan pecahan-pecahan lava yang diempaskan ke udara, lalu turun kembali di sekitar lubang letusan. Di bagian tengah kerucut terdapat bekas lubang letusan yang cekung, dengan bukaan kawah ke arah utara.

Keberadaan Gunung Cinta menjadi sangat penting dalam geoliterasi, dapat menjadi sumber belajar bagi pelajar SMP, SMA, dan mahasiswa. Kerucut sinder ini sangat baik bila dikelola menjadi laboratorium kebumian, tempat para siswa dan para mahasiswa melakukan pengenalan lapangan yang berkaitan dengan kegunungapian.

 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//