ESAI TERPILIH OKTOBER 2025: Dari Nonton Bareng Bersama Difabel Netra hingga Kritik terhadap Seksisme yang Disuarakan Demonstran
Sepanjang bulan Oktober 2025 BandungBergerak menayangkan 62 esai dari KawanBergerak. Para penulis terdiri dari penulis umum, mahasiswa, dan pelajar.

Tim Redaksi
Awak Redaksi BandungBergerak.id
5 Desember 2025
BandungBergerak - Sepanjang bulan Oktober 2025, kanal Esai BandungBergerak.id menayangkan sidikitnya 62 esai dari KawanBergerak (sapaan dari kami untuk audiens BandungBergerak). Seperti bulan-bulan sebelumnya, kami umumkan tiga Esai Terpilih sebagai berikut:
Koesroyo dan Teman Netra: Mereka yang Kerap Terlupakan
Esai ini ditulis Samuel Krisna Surya Hanggara, Alumni Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung. Samuel menceritakan acara nonton bareng bersama kawan netra di Paskal 23, Bandung, Sabtu, 18 Oktober 2025.
“Akhir pekan itu merupakan waktu yang istimewa di mana teman-teman netra dari Wyata Guna berkesempatan untuk menikmati sebuah film di salah satu bioskop di Paskal 23,” tulis Samuel.
Bagi nondifabel, nonton film adalah hal biasa. Tapi bagi kawan netra acara ini sangat luar biasa. Menurut Samuel, film dan teman-teman netra merupakan dua hal yang tidak mungkin di satukan. Namun melalui kegiatan hasil kolaborasi tim BuahTangan, Voluntrip by KitaBisa, dan juga tim Koesroyo memungkinkan kemustahilan ini tercipta dengan cara Bioskop Bisik.
Reformasi TNI di Persimpangan Jalan
Esai ini ditulis Fathan Muslimin Alhaq, penulis konten lepas asal Jakarta. Menurutnya, Reformasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah bab penting dalam sejarah demokrasi Indonesia yang dimulai sejak tumbangnya rezim Orde Baru pada 1998. Reformasi ini “bukan sekadar penyesuaian kelembagaan, melainkan pergeseran paradigma besar dari kekuasaan bersenjata menuju pemerintahan berbasis supremasi sipil”.
MAHASISWA BERSUARA: Di Bandung Selatan, Setiap Pagi adalah Ujian
Esai ini ditulis Farhan Dwi Fadillah, mahasiswa Universitas Pasundan Bandung. Ia menceritakan warga Bandung selatan yang setiap hari mengarungi kemacetan. Lalu lintas yang padat membentuk karakter tersendiri bagi mereka.
“Mereka tumbuh dengan kesabaran, ketahanan, dan rasa humor yang tinggi. Macet bukan lagi sesuatu yang dikeluhkan, melainkan sudah menjadi bagian dari rutinitas yang harus dijalani. Di tengah kemacetan, sering terdengar obrolan ringan antara pengendara yang saling mengenal: “Eta deui galian, teu réngsé-réngsé!”, disambut tawa getir yang hanya bisa dimengerti oleh sesama korban jalan rusak,” tulis Farhan.
Farhan mengamati, di tengah kelelahan berlalu lintas muncul solidaritas kecil: saling memberi jalan, menolong motor yang mogok, atau sekadar berbagi payung saat hujan turun tiba-tiba. Di sinilah letak uniknya Bandung selatan: keras oleh keadaan, tapi hangat oleh rasa kebersamaan.
PELAJAR BERSUARA: Kritik Seksis pada Politisi Perempuan dan Pelanggengan Budaya Patriarki
Esai ini ditulis Nayla Wulandari, pelajar SMKN 26 Jakarta. Nayla menyoroti penggalan dari aksi protes massal akhir Agustus-September 2025 lalu. Ia mengkritik mural protes yang berbau seksisme dan merendahkan perempuan. Mural ini ditujukan kepada Puan Maharani, Ketua DPR.
Ia setuju bahwa Puan Maharani memang sosok elite politik yang pantas dikritik. Namun, kritik seksis pada politisi perempuan mengindikasikan realitas masyarakat yang masih patriarkal.
“Masyarakat yang patriarkal mengizinkan amarah untuk menyenggol detail nirsubstansi. Sehingga, seksisme terhadap elitis perempuan dianggap sepele. Kita luput menyadari kondisi objektif bahwa hari ini perempuan masih menjadi kelompok rentan dan korban mutlak masyarakat yang masih patriarkal,” tulis Nayla.
Baca Juga: ESAI TERPILIH AGUSTUS 2025: Dari Fenomena Bendera One Piece hingga Kaburnya Batas antara Pakar dan Pemengaruh
ESAI TERPILIH JULI 2025: dari Pelayanan Gangguan Kesehatan Mental di Jawa Barat hingga Kritik terhadap Kebijakan Masuk Sekolah Jam 06.30 Pagi
Demikian kilasan singkat Esai Terpilih bulan Oktober 2025. Tidak mudah untuk memilih tiga Esai Terpilih dari puluhan esai yang masuk ke meja redaksi, karena seluruhnya memiliki bobot dan mutu tersendiri.
Berkali-kali kami tekankan bahwa pengumuman Esai Terpilih bulanan BandungBergerak.id ini bukan ajang pemilihan esai terbaik yang terkesan ingin menafikan esai-esai lainnya. Pemilihan tiga Esai Terpilih tentu melewati beberapa pertimbangan (yang tidak sepenuhnya objektif) tim redaksi, tanpa bermaksud mengecilkan tulisan-tulisan lainnya yang seluruhnya terbaik dan untuk itu kami haturkan terima kasih dan hormat setulus-tulusnya.
Selanjutnya, BandungBergerak akan menghubungi para penulis Esai Terpilih untuk mengatur pengiriman sertifikat dan kenang-kenangan. Seluruh biaya pengiriman ditanggung oleh bandungbergerak. Atau bisa juga para penulis esai terpilih berinisiatif menghubungi akun Instagram KawanBergerak atau nomor telepon 082119425310. Selamat untuk kawan-kawan penulis!
Kami menunggu kiriman esai-esai bermutu dari kawan-kawan semua. Esai bisa dikirim ke [email protected]. Mari terus menulis, terus berdampak! Sesekali, mari mengkritik!
*Esai-esai BandungBergerak.id dapat disimak di tautan ini

