• Narasi
  • ESAI TERPILIH APRIL 2023: Napak Tilas Pengadilan Masa Kolonial di Bandung, Membedah Buku Bacaan Anak Zaman Belanda

ESAI TERPILIH APRIL 2023: Napak Tilas Pengadilan Masa Kolonial di Bandung, Membedah Buku Bacaan Anak Zaman Belanda

Dewi Diana Saraswati dalam esainya mengulas Landraad, pengadilan khusus bumiputra. Jihad Alif Syaban Hidayat mengulas kiprah Belanda dalam mengenalkan modernitas.

Tim Redaksi

Awak Redaksi BandungBergerak.id

Dua esai terpilih April 2023 mengulas pengadilan dan buku anak di masa kolonial Belanda. (Foto dan desain: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)

9 Mei 2023


BandungBergerak.id - Di sepanjang April 2023, BandungBergerak.id menerima cukup banyak kiriman esai dari kawan-kawan baik dari dalam maupun luar Bandung. Tulisan-tulisan berbentuk opini maupun narasi itu semuanya bisa dibaca di sini

Kiriman esai dari kawan-kawan menegaskan bahwa sampai saat ini tulisan masih menjadi medium tepat untuk menyampaikan gagasan ataupun kritik. Khusus bagi BandungBergerak, esai-esai ini adalah dukungan sangat berarti.

Melanjutkan tradisi bulanan yang sudah kami rintis selama beberapa bulan terakhir, kami akan menyampaikan dua esai terpilih. Keduanya sama-sama berkisah tentang sejarah dengan topik dan pendekatan penulisan yang berbeda-beda.

Dua penulis tersebut, Dewi Diana Saraswati dengan esai berjudul “Landraad, Lembaga Pengadilan di Bandung Tempo Dulu #1”, dan Jihad Alif Syaban Hidayat dengan esai “Di Padesan, Salah Satu Cara Belanda Mengenalkan Modernitas”.

Dewi Diana Saraswati adalah penikmat sejarah Kota Bandung. Ia tergabung dalam beberapa komunitas, antara lain Braga Heritage, Sahabat Heritage Indonesia, dan Heritage Lover. Dalam esainya ia mengulas Landraad atau pengadilan khusus bagi bumiputra. Pada masa kolonial Belanda, Landraad didirikan di kota kabupaten di Jawa-Madura dan setiap ibu kota di Residentie di tanah seberang serta beberapa kota lainnya.

Lebih khusus lagi, Dewi membahas Landraad di Kota Bandung yang rupanya sempat beberapa kali berpindah-pindah. Tulisan menarik Dewi bisa ditemukan di sini

Baca Juga: ESAI TERPILIH MARET 2023: Menaruh Peduli pada Isu Kesehatan Mental, Menggugat Elitisme Mahasiswa
ESAI TERPILIH FEBRUARI 2023: Menagih Keberpihakan NU, Menyoal Cita-cita Menjadi Youtuber
ESAI TERPILIH JANUARI 2023: Mengkritik Perpu Cipta Kerja, Mengenang Djuanda Kartawidjadja

Esai terpilih berikutnya dari Jihad Alif Syaban Hidayat, mahasiswa Sastra Sunda Unpad. Ia membedah buku bacaan anak berjudul Di Padesan yang ditulis orang Belanda dan orang Sunda yaitu H. Schroo dan R. Djajadiredja. Buku ini pertama terbit pada tahun 1926 di Den Haag, Belanda.

Di Padesan menurut Jihad, dijadikan buku pendamping di sekolah-sekolah. Cerita di dalam buku ini cocok untuk anak-anak karena masing-masing penulis merupakan guru di masanya. Mereka mengenalkan dunia hewan dan tumbuhan dengan pendekatan ilmiah. Mereka juga mengkritik tradisi-tradisi bumiputra terkait dunia hewan dan tumbuhan yang dianggap tidak rasional. Tulisan Jihad bisa disimak di sini

BandungBergerak.id akan menghubungi kedua penulis esai terpilih untuk mengatur pengiriman sertifikat dan kenang-kenangan. Seluruh biaya pengiriman ditanggung oleh BB. Atau bisa juga para penulis esai terpilih berinisiatif menghubungi akun Instagram KawanBergerak atau nomor telepon 082119425310.

Selamat untuk kedua kawan penulis! Kami menunggu kiriman esai-esai bermutu dari kawan-kawan semua. Mari terus menulis, terus berdampak! Sesekali, mari mengkritik juga!

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//