• Berita
  • Merenungkan Kolam Renang Cihampelas yang Sudah Almarhum karena Digusur

Merenungkan Kolam Renang Cihampelas yang Sudah Almarhum karena Digusur

Foto kolam renang Cihampelas cukup menarik perhatian pengunjung pemeran foto “Bandung & Kisahnya” di Museum Kota Bandung. Kolam renang ikonik itu sudah lama digusur.

Pengunjung melihat paparan sejarah kolam renang Cihampelas yang sudah lenyap berganti jadi apartemen pada pemeran foto Bandung & Kisahnya di Musium Kota Bandung, Minggu, 29 September 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Prima Mulia6 Oktober 2023


BandungBergerak.idPengunjung melihat sebuah bingkai foto dengan subyek seorang anak kecil habis berenang di area sisa konstruksi kolam renang Cihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung. Foto karya pewarta foto Tribun Jabar Zelphi ini dipamerkan pada pemeran foto “Bandung & Kisahnya” di Museum Kota Bandung, 27 September sampai 4 Oktober 2023 lalu.

Foto kolam renang Cihampelas (Pemandian Tjihampelas) tersebut cukup menyedot perhatian pengunjung. Beberapa orang bahkan menyesalinya mengingat kolam renang ini tinggal nama alias sudah almarhum.

Foto tersebut diambil Zelphi pada bulan April 2010 sekaligus menjadi salah satu dokumentasi paling apik tentang kolam renang Cihampelas yang ikonik, sebelum digusur dan berubah menjadi apartemen mewah.

Herni, wisatawan asal Tangerang, salah satu pengunjung yang menyesalkan lenyapnya bangunan kolam renang Cihampelas. Sambil mengamati foto, tadinya Herni mengira kolam tersebut masih ada. Namun wanita berhijab ini terperanjat saat membaca keterangan foto bahwa kolam renang segera digusur untuk dibangun apartemen.

"Sangat disayangkan bangunannya sudah hilang. Ini kan supaya warga Kota Bandung juga bisa mengenal sejarah kotanya sendiri. Jika masih ada malah bisa jadi obyek wisata," kata Herni, Minggu, 29 September 2023.

Pameran ini memang memajang sejumlah foto yang mengkritik kebijakan pemerintah. Namun foto tentang lenyapnya kolam renang Cihampelas yang sangat bersejarah menjadi tema paling miris. Kolam renang pertama di Hindia Belanda yang dibangun tahun 1904 ini kini hanya bisa dilihat di dinding museum. Foto tersebut menjadi saksi dinamika sejarah pembangunan infrastruktur kota di masa kolonial.

« Sayang juga ya kalau sudah hilang. Saya kan dari Tangerang, di sana jarang ada bangunan-bangunan kolonial, jadi kalau ke Bandung senang lihat bangunan-bangunan tuanya masih ada. Tadi saya lihat juga bangunan heritage pos jaga perlintasan kereta api Jalan Braga," kata turis asal Tangerang lainnya, Edita (34 tahun).

Hal senada disampaikan juga oleh seorang pelajar dari SMA Kartika KPAD Bandung. "Sayang aja sih bangunan dari bagian sejarah kota bisa ilang," kata Nayla (15 tahun). Ia bersama teman-teman sekelas dan beberapa guru sedang ada kegiatan belajar di luar sekolah.

Kolam renang Cihampelas dulunya merupakan kolam ikan milik keluarga Homann, pemilik hotel Savoy Homann. Lalu area ini dibangun jadi kolam renang sebagai bentuk pelayanan bagi tamu-tamu hotel. Dulunya, kolam ini hanya diperuntukan bagi tamu hotel (Belanda dan Eropa). Verboden voor honden en inlanders (Anjing dan pribumi dilarang masuk).

Kolam ini terhitung cukup lengkap pada masanya, menyediakan 3 buah kolam, pertama berukurang 25 X 50 meter berkedalaman 1,2 hingga 2 meter, kemudian kolam kedua berukuran 12 X 12 meter, berkedalaman 1,1 meter, sedangkan kolam ketiga berukuran 8 X 3 meter berkedalam 80 centimeter khusus untuk anak-anak.

Pemkot Bandung akhirnya menggusur kolam renang bersejarah itu. Walau banyak protes dan kecaman dari kalangan pemerhati sejarah dan lingkungan, pemerintah melalui Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung bergeming. Pemerintah berkukuh kolam renang Cihampelas bukan cagar budaya. Saat ini di kawasan bekas kolam renang berdiri apartemen The Jarrdin.

Foto kolam renang Cihampelas yang sudah lenyap berganti jadi apartemen pada pemeran foto Bandung & Kisahnya di Musium Kota Bandung, Minggu, 29 September 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Foto kolam renang Cihampelas yang sudah lenyap berganti jadi apartemen pada pemeran foto Bandung & Kisahnya di Musium Kota Bandung, Minggu, 29 September 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Baca Juga: Dampak Penggusuran Sawah dalam Pertunjukan Seni Ciganitri Kiwari
Pameran Foto Kisah Senyap, dari Penggusuran Tamansari hingga Kerusakan Sungai di Papua
Penggusuran Rumah di Kota Bandung Menjadi Perhatian Mahasiswa

Y.A. Pasrah dalam makalah yang diunggah di laman Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung (2020) menjelaskan, dahulunya Cihampelas merupakan tempat hunian yang nyaman, tenang, dan udaranya segar. Terdapat tempat yang menjadikan Cihampelas sebagai daerah yang memiliki sejarah yang ikonik. Tempat tersebut adalah “Europa Zwembad” yang kemudian berganti nama menjadi “Pemandian Tjihampelas”.

Pemandian Tjihampelas merupakan salah satu kolam renang tertua di Kota Bandung. Kolam renang ini semula merupakan kolam ikan milik Maria Homann (istri dari Adolf Homann pemilik hotel Homann). Kolam renang tersebut dibangun secara sederhana pada tahun 1904. Letak kolam berada di sisi jalan kecil Tjihampelaslaan (Jalan Taman Hewan) yang menghubungkan Lembangweg (Jalan Cihampelas) dan Ghijselsweg (Jalan Tamansari).

“Kolam renang ini juga terkenal karena airnya berasal dari mata air yang banyak ditemukan di tepi Sungai Cikapundung,” terang Y.A. Pasrah, diakses Jumat, 6 Oktober 2023.

Pemandian Tjihampelas juga merupakan tempat yang sangat eksklusif karena hanya diperuntukkan bagi bangsa belanda dan Eropa lainnya. Sementara penduduk pribumi tidak bisa menggunakannya bahkan untuk masuk saja tidak diperbolehkan. Mereka dianggap nista dan disamakan dengan binatang. Terbuti dengan papan peringatan “Anjing dan pribumi dilarang masuk!”. Setelah Belanda kalah bertekuk lutut pada Jepang, peringatan tersebut tidak ada lagi.

“Dalam perkembangannya, Pemandia Tjihampelas tinggal kenangan. Bangunannya sudah rata dengan tanah digantikan dengan gedung milik perorangan. Meskipun sempat diwarnai protes, pembangunan gedung tersebut tetap terjadi,” ungkapnya.

Sarifin dan Muslim Bin Ilyas dalam makalah yang diunggah di laman Universitas Negeri Makassar 2021 menjelaskan, kolam renang Cihampelas memiliki kaitan erat dengan sejarah renang di Indonesia.

Sejak sebelum kemerdekaan, di nusantara telah ada beberapa kolom renang yang indah dan baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk belajar berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam renang yang dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja.

Memang waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak, akan tetapi harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para pengunjung tertentu tidak bisa membayar tiket masuk untuk berenang.

“Salah satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900 adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904. Sesuai dengan tempat kelahiran kolam renang Cihampelas, maka awal dari kegiatan olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari Bandung,” tulis Sarifin dan Muslim Bin Ilyas.

Pada tahun 1917 di Bandung berdiri perserikatan berenang Bandungse Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung. Perserikatan ini membawahi 7 perkumpulan yang diantaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO, dan KWEEKSCHOOL.

Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan perkumpulanperkumpulan berenang dalam tahun yang sama. Kemudian barulah di tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan kota-kota seperti: Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang.

“Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antardaerah. Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekor-rekornya juga menjadi rekor di negeri Belanda,” lanjutnya.

Kini, baik kolam renang Cihampelas maupun sejarahnya telah lenyap digusur.

Karya 21 Jurnalis Bandung

Sebagian besar karya foto pada pameran “Bandung & Kisahnya” di Museum Kota Bandung tak berhubungan dengan isi museum yang menonjolkan perjalanan sejarah kota sejak masih sebuah kampung lalu berubah menjadi kota yang disiapkan jadi ibu kota Hindia Belanda. Beberapa foto justru menonjolkan kondisi Bandung saat ini yang sedang tidak baik-baik saja. Bersanding dengan foto-foto cantik terkait kemajuan kota.

Ada 64 bingkai foto karya 21 orang jurnalis yang dipamerkan dengan titi mangsa tahun 2007 sampai 2023. "Pameran ini digelar agar para pengunjung bisa tahu perjalanan dan perkembangan kota dari lensa para jurnalis. Bukan hanya tentang keindahan dan kemajuan kota saja, tapi ada juga kritik didalamnya," kata Ginanjar Arief, Ketua Pelaksana pameran.

Pameran ini cukup menyedot perhatian dari pengunjung. Tujuan utama pengunjung sebenarnya melihat sejarah perjalanan Kota Bandung. Namun bingkai-bingkai foto yang dipamerkan cukup jadi daya tarik juga untuk sekadar mengetahui informasi dan perkembangan kota dari balik lensa jurnalis.

*Mari membaca lebih lanjut tulisan-tulisan Prima Mulia, atau artikel-artikel tentang Penggusuran di Kota Bandung 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//