• Berita
  • Warga Sumedang di Pengungsian mulai Terserang Penyakit, Mereka Membutuhkan Dapur Umum dan Pakaian

Warga Sumedang di Pengungsian mulai Terserang Penyakit, Mereka Membutuhkan Dapur Umum dan Pakaian

Gempa Sumedang menyisakan rasa traumatik bagi warga. Tinggal di pengungsian membuat mereka mudah terserang flu dan batuk. Sejauh ini belum ada dapur umum.

Anak-anak dan orang tua mereka tinggal di pengungsian pascagempa Sumedang, Senin, 1 Januari 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Prima Mulia3 Januari 2024


BandungBergerak.id - “Saya masih trauma. Gak berani diam di rumah mending di tenda pengungsian saja sama yang lain," kata Rani Nurjanah (36 tahun), di tenda pengungsian Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Senin malam, 1 Januari 2024.

Malam itu Rani membawa keluarganya keluar ke tanah lapangan di ujung kampung bersama suami, empat orang anaknya, dan Entin, ibunya yang berusia 70 tahun. Di tanah lapangan itu sudah berdiri tenda besar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menampung warga yang mengungsi.

“Ke rumah paling nyuci dan mandi saja. Ngeri masih ada gempa-gempa susulan, yang saya tahu kalau gempa itu kan cuma rasanya kaya pening saja. Ini pas gempa ke 3 yang malam-malam itu (31 Desember 2023 pukul 20.34.24 WIB dengan magnitudo 4.8) badan rasanya seperti didorong keras saat kita berlarian keluar rumah, suara-suara berderak seperti sesuatu yang mau runtuh, pokoknya ngeri sekali malam itu,” lanjut Rani.

Pengalaman mencekam di malam pergantian tahun itu yang menancap kuat di ingatan warga. Sampai hari kedua pascagempa bumi, warga masih merasa aman berkumpul di teras rumah masing-masing. Saat malam tiba mereka menginap di tenda pengungsian. Seperti Dedi Supriadi (63 tahun) yang siang itu tengah bersantai dengan beberapa tetangga.

Bangunan rumah yang hancur akibat gempa Sumedang, Senin, 1 Januari 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Bangunan rumah yang hancur akibat gempa Sumedang, Senin, 1 Januari 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

 "Ada yang memilih tidur di teras rumah atau halaman rumah, banyak juga yang bermalam di tenda pengungsian. Besoknya kembali lagi ke rumah masing-masing dan berkegiatan seperti biasa. Jadi ada yang masih trauma, ada juga yang terpaksa ngungsi sementara karena atap atau genting rumahnya belum diperbaiki," kata Dedi.

Suasana di Kampung Babakan Hurip telah kembali terlihat normal. Sisa-sisa material bangunan atau atap rumah yang berserakan di jalan atau gang tak lagi terlihat. Rata-rata bangunan rumah mengalami kerusakan ringan, beberapa rumah mengalami kerusakan sedang. Umumnya dinding retak-retak, plesteran semen mengelupas, plafon roboh, genting pecah. Beberapa ada yang sebagian dinding atau sebagian atap rumahnya roboh.

Masih di wilayah desa yang sama, ada beberapa tenda pengungsian yang didirikan, hanya saja ukurannya lebih kecil, termasuk tenda pengungsi dari Dinas Sosial. Sampai 1 Januari 2024 belum terlihat ada dapur umum di pos pengungsian Kampung Babakan Hurip atau memang belum dibutuhkan saya juga tidak tahu. Namun bantuan bahan-bahan pangan sudah terlihat di posko bencana tak jauh dari tenda pengungsi.

Sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Sumedang dan warga masyarakat meningkatan upaya mitigasi bencana, mulai dari membangun konstruksi tahan gempa, membangun jalur-jalur evakuasi yang sifatnya struktural sampai yang nonstruktural seperti meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya dalam menghadapi bencana gempa bumi.

"Per 1 Januari 2024 sampai pukul 12.00 siang, kami mencatat 69 unit rumah terdampak gempa, 82 KK atau 264 jiwa memilih tinggal di tenda pengungsian karena sebagian rumah mereka rusak dan masih trauma gempa susulan," kata Willy, petugas dari BPBD Kabupaten Sumedang.

Baca Juga: Gempa Sumedang Menyebabkan Puluhan Rumah Rusak dan Ratusan Pasien Rumah Sakit Dievakusi
Warga Sumedang Mengalami Trauma, sebagian masih Tinggal di Pengungsian
Menelisik Potensi Gempa Bandung Raya, Pemerintah Perlu Berkomitmen Membangun Pengetahuan Mitigasi Bencana

Pengungsi di Kampung Babakan Hurip, Sumedang, Senin, 1 Januari 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Pengungsi di Kampung Babakan Hurip, Sumedang, Senin, 1 Januari 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Pengungsi Terserang Penyakit

Siang itu, sejumlah petugas kesehatan dari Puskesmas setempat melakukan pemeriksaan kesehatan pada warga. Batuk dan pilek jadi penyakit yang paling umum diderita anak-anak dan orang dewasa. Saat malam hari udara di wilayah Sumedang kota cukup dingin, pakaian hangat dan selimut sangat dibutuhkan terutama bagi anak-anak dan warga lanjut usia.

Dari data Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 2 Januari 2024, jumlah rumah terdampak akibat rentetan gempa bumi Sumedang  (sampai gempa susulan dengan kekuatan  4,5 magnitudo pada 1 Januari 2024 pukul 20.46.48) sudah  menembus 464 unit dengan rincian 303 rumah rusak ringan, 92 rumah rusak sedang, dan 69 rumah rusak berat.

Dampak gempa juga merusak 14 unit fasilitas pendidikan, 7 rumah ibadah, dan 2 sarana umum. Jumlah pengungsi sementara sudah mencapai 548 orang. Data ini masih bisa berubah karena masih ada potensi gempa-gempa susulan.

Penanganan pasien rawat inap di RSUD Sumedang yang semula dilakukan di tenda-tenda darurat juga berangsur mulai bisa dipindahkan ke ruangan yang sudah dinyatakan aman sesuai hasil asesmen sebelumnya.

Namun sebagian pasien memilih untuk tetap menjalani perawatan di tenda darurat setelah terjadi lagi gempa susulan. Kementerian Kesehatan dikabarkan sudah mengirimkan 2 tenda khusus opname dan 1 tenda khusus untuk tindakan operasi.

Warga Sumedang menjalani pemeriksaan kesehatan di tenda pengungsian pascagempa Sumedang, Senin, 1 Januari 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Warga Sumedang menjalani pemeriksaan kesehatan di tenda pengungsian pascagempa Sumedang, Senin, 1 Januari 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Rentetan gempa bumi yang melanda Sumedang sejak 31 Desember 2023 sampai 1 Januari 2024 diakibatkan akivitas sesar Cileunyi Tanjungsari. Badan Geologi mencatat kejadian gempa serupa di Sumedang pernah terjadi tahun 1972. Pada tahun 2022 juga tercatat gempa berkekuatan magnitudo 2,7.

BMKG mencatat gempa susulan cukup kuat terjadi pada 1 Januari 2024 dengan kekuatan magnitudo 4,5, dengan pusat gempa di darat pada jarak 4 kilometer utara Sumedang dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa susulan terjadi lagi pada 2 Januari 2024 pukul 14.35.22 WIB dengan kekuatan magnitudo 2,7 yang berpusat di darat pada jarak 8 kilometer tenggara Sumedang dengan kedalaman 10 kilometer. Sejak 31 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024, telah tujuh kali aktivitas gempa bumi terjadi di Sumedang.

*Silakan membaca laporan-laporan jurnalistik lainnya dari Prima Mulia, kawan-kawan juga bisa menyimak berita-berita tentang gempa bumi

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//