Kesaksian Warga ketika Gang Kampung Braga Dicekam Banjir
Banjir di Gang Kampung Braga terjadi karena Sungai Cikapundung meluap dan menjebol rumah-rumah warga. Sebanya 600 rumah terdampak.
Penulis Prima Mulia12 Januari 2024
BandungBergerak.id - Kawasan Jalan Braga yang selama ini dikenal sebagai destinasi wisata kebanggaan Kota Bandung, mencekam pada Kamis malam, 11 Januari 2024. Kampung kota yang posisinya di balik jalan kota tua itu dilanda banjir bandag karena meluapnya Sungai Cikapundung.
Banjir bandang datang ketika warga bersiap beristirahat menjelang magrib. Sungai Cikapundung yang membelah permukiman tersebut meluap, menjebol beberapa rumah, dan mengakibatkan banjir bandang dengan ketinggian air di atas satu meter.
Ada 250 kepala keluarga yang terdampak banjir dengan jumlah jiwa lebih dari 1.000 orang dimana sebagian warga terpaksa mengungsi ke beberapa toko dan gedung di kawasan Jalan Braga.
Andin (28 tahun), salah seorang warga Kampung Braga, mengatakan air masuk ke perkampungan mulai sore. Padahal hujan tidak teralu lebat mengguyur Braga. Meski demikian hari itu hujan rata mengguyur kawasan Bandung.
"Jadi tadi di lapang sini airnya sepinggang saat evakuasi warga dan segala jenis perabotan. Kulkas dan televisi di rumah saya udah terbalik semua kesapu banjir," kata Andin.
Warga pun sibuk menyingkirkan material dan sampah yang mengapung di gang-gang kampung. Pantauan BandungBergerak.id di RW 8 Kampung Braga, tepatnya di Gang Apandi, rumah-rumah warga Kampung Braga dipenuhi air berlumpur serta sampah yang terbawa bandang. Di beberapa sudut kampung banjir mulai surut.
Baca Juga:
Titik Banjir Mengepung Bandung, Tanggul di Kampung Braga Jebol
Waspada di Tanah Rawan Bencana Jawa Barat
Data 8 Kolam Retensi di Kota Bandung 2020, Bukan Solusi Paripurna Menuntaskan Banjir
Nyaris semua akses gang dan jalan kampung tertutup lumpur dan sisa air banjir. Perabotan di dalam rumah-rumah warga berantakan semua tersapu air yang masuk ke dalam rumah dengan ketinggian lebih dari 1 meter.
"Baru lagi banjir gede gini, dulu pernah juga yang besar tahun 2019. Tadi sore-sore ya air mulai masuk, dari arah dapur yang besar karena dapur saya kan dekat dengan Cikapundung. Ngambang semua perabotan saat air masuk rumah," kata Eti (55 tahun). Saat itu Eti tengah membersihkan bagian dalam rumahnya bersama suami dan anaknya.
Petugas Damkar, SAR, Tagana, dan polisi juga terlihat bolak balik memasuki kampung untuk membantu evakuasi warga serta melakukan asesmen dan mendata apa saja yang dibutuhkan pengungsi saat ini.
Suasana di Kampung Braga cukup mencekam malam itu. Sampah, lumpur, perabotan, tanaman-tanaman yang roboh, berserakan di mana-mana. Hujan dan kondisi minim cahaya juga menylulitkan warga yang masih bolak balik ke rumah-rumah mereka untuk mengambil barang-barang penting. Debit air Sungai Cikapundung juga masih sangat besar, walau banjir di area kampung yang lebih tinggi sudah surut.
Menurut Kordinator Keamanan RW 06 Kampung Braga, Slamet Setiabudi, ada 6 RT di RW 08 yang semuanya terdampak banjir bandang.
"Ada 250 KK, itu lebih dari 1.000 jiwa yang terdampak, tidak ada warga luka atau korban jiwa. Untuk sementara warga diungsikan dulu ke Sampono (gedung bagian belakang toko parfum) dan jika bertambah jumlahnya bisa ke Braga City Walk yang membuka tempat untuk warga yang harus mengungsi," kata Slamet.
BPBD Jawa Barat merinci banjir di kawasan Braga berdampak pada 600 unit rumah, di Gang Apandi RW 8 sebanyak 250 rumah, di Gang Apandi Rw 4 250 rumah, di Gang Apandi Rw 3 dan 7 100 rumah. Warga yang mengungsi sebanyak 150 jiwa.
*Kawan-kawan yang baik bisa membaca tulisan-tulisan lain dari Prima Mulia atau artikel lain tentang Bencana Banjir