• Berita
  • Menjelang Ramadan Harga Beras masih Bergejolak, Komunitas Pasar Gratis Bandung Bergerak

Menjelang Ramadan Harga Beras masih Bergejolak, Komunitas Pasar Gratis Bandung Bergerak

Krisis harga beras diprediksi sampai musim panen raya. Lumbung Kota Pasar Gratis Bandung gerakan akar rumput di tengah gejolak harga kebutuhan pokok.

Poster sederhana ajakan solidaritas dari Pasar Gratis Bandung. (Instagram Pasar Gratis Bandung)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah27 Februari 2024


BandungBergerak.id – Masyarakat gelisah karena kenaikan harga beras. Pasar Gratis Bandung merespons gejolak harga kebutuhan pokok tersebut dengan membentuk gerakan Lumbung Kota. Salah satu bentuk gerakan simbolik di tengah melangitnya harga beras yang melampaui harga eceran tertinggi (HET) adalah dengan menyediakan beras gratis bagi warga Bandung yang membutuhkan.

“Kami mengajak kawan-kawan untuk terlibat dalam uji coba merespon kenaikan harga beras ini. Adapun bentuk teknisnya seperti berikut; 1. Menyebarkan gagasan, 2. Mengumpulkan beras & bentuk sembako lainnya, 3. Membagikan secara gratis,” tulis Pasar Gratis dalam keterangan resmi yang diterima BandungBergerak.id, Senin, 26 Februari 2024.

Praktik solidaritas yang digerakkan orang-orang muda Bandung ini akan dilakukan di ruang-ruang publik. Gerakan perdana akan Lumbung Kota akan digelar Kamis, 29 Februari 2024 di Cikapayang, Kota Bandung. Tidak hanya itu, diskusi menyoal mutual aid atau saling membantu dan saling medukung satu sama lain juga akan digelar, di samping pertunjukan musik dan lapakan gratis lainnya.

“Dari berbagai kekacauan itu, mungkinkah salah satu praktik mutual aid dapat kembali dilakukan? Ketika beras langka di berbagai produsen, mungkin kah masih ada jaringan yang mempunyai simpanan beras untuk dibagikan? Ketika harga beras mahal, mungkinkan ada individu yang sengaja membeli beras dua kali lipat untuk dibagikan? Ketika seseorang tidak bisa membeli beras, mungkinkan dia bisa mendapatkan secara gratis?” lanjut komunitas Pasar Gratis Bandung.

Mutual aid disebut berfungsi tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan material saja dengan kepedulian satu sama lain. Tetapi juga menyasar hal yang lebih fundamental yaitu menyerang sistem yang mengakibatkan banyak orang tidak dapat memiliki apa yang mereka butuhkan. Gerakan ini sekaligus mengekspos kegagalan sistem tata kelola pangan saat ini dan menunjukkan alternatifnya, yaitu gerakan Lumbung Kota.

Komunitas Pasar Gratis Bandung menjelaskan, gerakan Lumbung Kota untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar dan mengembangkan pemahaman bersama mengenai penyebab mengapa seseorang tidak bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Tujuan lainnya, untuk menggerakkan orang, memperluas solidaritas, dan membangun gerakan.

“Untuk menggalang kesadaran partisipatif, melatih pengorganisasian diri, dengan memecahkan masalah melalui tindakan kolektif ketimbang menunggu penyelamat,” tandas komunitas Pasar Gratis Bandung.

Krisis Harga Beras Diprediksi Berlangsung hingga Musim Panen Raya

Krisis harga beras diperkirakan akan berlangsung hingga panen raya tiba, yaitu Maret dan April 2024. Pengamat ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Bandung Acuviarta Kartabi menyebut, naiknya harga beras karena ada faktor gabungan antara produksi, tata kelola perdagangan, termasuk penyaluran bansos pada musim Pemilu 2024 kemarin.

Fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal atau disebut fenomena El Nino mempergaruhi naiknya harga beras dalam segi produksi. “Salah satunya faktor El Nino, stok tidak mencukupi meski data statistik mengatakan cukup,” kata Acu, dikutip di laman resmi Unpas, diakses Selasa, 27 Februari 2024.

Acuviarta menjelaskan, dari segi tata kelola, kebijakan impor serta distribusi berpengaruh menentukan harga beras. Keterlambatan pemerintah pada kebijakan impor beras sebabkan kelangkaan di pasar dan harga menjadi naik.

Tidak hanya itu, Acuviarta menilai momentum Pemilu 2024 dengan ramainya program bantuan sosial disebut penyebab lain kenaikan harga beras. “Bansos mengambil beras dari pasar pemasok lokal, sehingga mengakibatkan kelangkaan. Paling tidak, (seharusnya) Bansos ini dari beras impor,” tuturnya.

Acuviarta menyarankan, pasokan beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) perlu dimaksimalkan serapannya. Pengawasan dan pengendalian oleh Satgas Pangan perlu dilakukan agar menekan praktik pedagang yang menimbun.

“Spekulan (tindakan pelaku pasar untuk mencari keuntungan besar) menjelang bansos meningkat, sehingga harga penjualan naik,” kata Acuviarta.

Acuviarta berharap agar beras dan pangan lainnya bisa diatasi terlebih pertengahan Maret sudah memasuki bulan Ramadan, mengingat pada momentum tahunan ini harga kebutuhan pokok biasa naik.

Baca Juga: Kebijakan Impor Beras Tak Berpihak kepada Petani
Kenaikan Harga Beras di Bandung Tahun Ini Paling Parah, Jor-joran Bansos Menjelang Pemilu 2024 Diduga Penyebabnya
Cerita di Balik Beras Singkong Kampung Adat Cirendeu

Warga Kecamatan Bandung Wetan antre untuk membeli beras dan bahan pangan murah di kolong jembatan layang Mochtar Kusumaatmadja, Bandung,  19 Februari 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Warga Kecamatan Bandung Wetan antre untuk membeli beras dan bahan pangan murah di kolong jembatan layang Mochtar Kusumaatmadja, Bandung, 19 Februari 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Sudah Seharusnya Pemerintah Menjaga Stabilitas Harga Beras

Harga beras premium saat ini berkisar 16.000 rupiah, melampaui HET 12.900 rupiah. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengatakan, pihaknya akan menurunkan harga beras 2.000 atau 3.000 rupiah dari harga pasaran saat ini dengan cara Operasi Pasar Murah dan Gerakan Pangan.

Gin Gin menjelaskan kenaikan harga beras disebabkan penurunan produksi di sejumlah daerah penghasil. "Sebetulnya hampir semua, bahkan tingkat nasional sedang terus mengalami kenaikan. Hari ini kita melakukan survei stok ketersediaan termasuk harga. Kita harap kenaikan ini tidak berlangsung lama," jelas Gin Gin, dari keterangan resmi yang diakses Selasa, 27 Februari 2024. 

Beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus dijaga oleh pemerintah. Ranni Resnia dan Astari Wirastuti dalam Kebijakan Stabilisasi Harga Besar mengatakan, antisipasi harga beras agar bisa stabil bisa dilakukan dengan mengatasinya saat masa paceklik.

“Stabilitas harga eceran beras dipengaruhi musim panen padi dalam negeri, seingga secara umum insiden kenaikan harga yang relaitif tinggi pada musim packelik yaitu bulan Desember-Februari,” katanya, dalam Buletin Ilmiah Perdagangan Vol.3, no,1 Juli 2009, diakses Selasa, 27 Februari 2024.

Pengaruh lainnya adalah, harga bahan bakar mesin (BBM) yang berfluktasi menyebabkan tidak stabilnya harga beras. Harga BBM menyebabkan mobilisasi stok beras Bulog kurang lancar, volume impor beras kurang memadai, dan volume operasi pasar beras yang dilakukan Bulog kurang cukup.

Ranni Resnia dan Astari Wirastuti meyakini kebijakan operasi pasar akan menstabilkan jika didukung dengan harga BBM yang stabil.

*Kawan-kawan dapat menikmati karya-karya lain Muhammad Akmal Firmansyah, atau juga artikel-artikel lain tentang Gejolak Harga Beras

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//