• Berita
  • PKL Dalem Kaum: Beri Kami Tempat Berdagang yang Layak!

PKL Dalem Kaum: Beri Kami Tempat Berdagang yang Layak!

Pemkot Bandung keukeuh merelokasi PKL Dalem Kaum ke basement Alun Alun Bandung yang bagi para PKL tidak layak untuk tempat jualan.

Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) Dalem Kaum masih menanti kabar baik terkait nasib mereka setelah penertiban yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Bandung, Sabtu, 25 Mei 2024. (Foto: Noviana Rahmadani/BandungBergerak.id)

Penulis Noviana Rahmadani29 Mei 2024


BandungBergerak.id - Di tengah hiruk pikuk aktivitas perdagangan di sekitar kawasan Dalem Kaum, terdapat beberapa sosok yang duduk termenung di pinggiran jalan, Sabtu, 25 Mei 2024. Mereka bukan sekadar menongkrong melainkan para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang terkena dampak langsung dari penggusuran Kamis, 23 Mei 2024 lalu.

Penjagaan ketat masih dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung di lokasi penggusuran Jalan Dalem Kaum. Saat didekati, ekspresi sedih dan kebingungan terpancar dari wajah para PKL. Seakan menggambarkan betapa sulitnya mereka menjalani hari-hari pascapenertiban paksa yang videonya beredar luas. Sekilas pandang saja sudah cukup untuk merasakan atmosfer penuh kepahitan yang melingkupi mereka.

Salah satu di antara mereka, Dewor mengaku sama sekali tak bisa melapak atau berdagang di Jalan Dalem Kaum. “Sekarang kita enggak bisa dagang imbas peristiwa itu,” ungkap Dewor, saat ditemui BandungBergerak.id

Selama bertahun-tahun, jalanan menjadi panggung tempat ia berjuang mencari nafkah. Dewor telah melapak di Dalem Kaum sejak 2005. Sejak dahulu ia menggantungkan nasib pada berdagang. Ketika petugas Satpol PP tak melakukan penyisiran, ia berdagang dengan perasaan bak seekor kucing yang selalu dikejar oleh anjing.

“Akhirnya penjagaan dari Satpol PP jadi ketat, sebelum itu kan udah enak dagang. Udah bisa dagang (kalau) datang Satpol PP kita menghindar dulu, abis itu bisa dagang  lagi,” cerita Dewor.

Dewor dan sejumlah PKL Dalem Kaum lainnya tidak diberikan alternatif oleh pihak berwajib setelah lapak mereka ditertibkan. Mereka merasa tertinggal dan tidak diakui sebagai bagian dari warga negara yang berhak mencari nafkah. “Bagaimana di lapangan ini kondusif akhirnya kita bisa dagang lagi,” harap Dewor.

Sementara itu, Ginting, turut merasakan kepahitan serupa. Ia baru melapak menjajakan tas di Dalem Kaum selama dua tahun lalu. Penggusuran membuatnya tak berpenghasilan lagi. Saat ini ia mengaku sudah tak pulang selama satu minggu lamanya.

“Ongkos dari mana neng, sebentar-sebentar diusir,” cerita Ginting, dengan nada penuh kekhawatiran akan nasibnya dalam beberapa waktu ke depan.

Ginting tak bisa berbuat banyak untuk mencari penghasilan lain selain berdagang. Baginya, berdagang merupakan sumber penghasilan utama.

“Capek neng sebenarnya tapi mau gimana lagi sumber keuangan cuma ini, mau alih profesi dengan menjadi ojek online motor engga ada. Walapun dari berdagang belum tentu (penghasilannya) tapi ada harapanlah,” ungkap Ginting.

Baca Juga: PKL Dalem Kaum Menolak Relokasi dan Menuntut Diizinkan Berjualan Kembali
PKL Dalem Kaum Memperjuangkan Nasib ke DPRD Kota Bandung
Tak Ada Sentuhan Humanis dalam Penertiban PKL Dalem Kaum

Relokasi, Antara Kepentingan Pemkot dan Nasib PKL 

Dalam menghadapi dampak penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Dalem Kaum, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung, Rasdian Setiadi, menawarkan alternatif dengan memberikan opsi relokasi ke area basement. "Pemkot juga sudah beri solusi. Memindahkan para PKL ke kawasan basemenT. Di sana sudah ditata, mana area kuliner, mana area non kuliner," kata Rasdian dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Bandung, 25 Mei 2024.

Pemkot Bandung bergeming dengan suara-suara para PKL yang menolak relokasi ke basement Alun Alun Bandung. Asep, sosok yang ditokohkan di antara PKL Dalem Kaum, menyatakan memindahkan PKL ke basement bukanlah jawaban yang tepat.

“Basement itu untuk badan perparkiran bukan untuk perjualan pedagang kaki lima,” ungkap Asep.

Ia juga menyoroti kekhawatiran baru di kalangan para pedagang, salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah potensi munculnya persaingan yang lebih ketat di lingkungan basement. “Di situ sudah ada PKL tetap,” kata Asep, ia khawatir terjadi polemik di antara sesama PKL.

*Kawan-kawan yang baik, mari membaca lebih lanjut tulisan-tulisan lain dari Noviana Rahmadani, atau artikel-artikel tentang Pedagang Kaki Lima

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//