• Cerita
  • Perjalanan Juara Persib dari Zaman Perserikatan hingga Liga Indonesia

Perjalanan Juara Persib dari Zaman Perserikatan hingga Liga Indonesia

Persib salah satu klub sepak bola di Indonesia yang bertabur prestasi. Klub berjuluk Maung Bandung ini sempat terdegradasi ke Divisi 1.

Konvoi bobotoh membuat macet total Jalan Pajajaran, Kota Bandung, saat menyambut kedatangan juara BRI Liga 1 2023/2024 Persib Bandung, 1 Juni 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Iman Herdiana2 Juni 2024


BandungBergerak.id - Persib kembali meraih juara Liga Indonesia setelah 10 tahun puasa gelar kasta tertinggi sepak bola di nusantara. Persib sah meraih kaimpiun usai menundukkan Madura United di final Liga 1 2023/2024. Maung Bandung terakhir kali menjuarai liga tahun 2014.

Jika merujuk ke belakang, perjalanan Persib di nusantara telah malang melintang. Atep Kurnia dalam buku “Maenbal: Sejarah Sepak Bola di Bandung Tahun 1900-1950” menjelaskan, sebelum lahir nama Persib, pada tahun 1923 di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB). BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu.

Sementara Risnandar Soendoro di laman Persib menulis, BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain bernama Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB).

Kembali ke hasil riset yang dilakukan Atep Kurnia, bahwa Persib merupakan klub sepak bola kelahiran 18 Maret 1934. Ia membeberkan fakta-fakta yang diberitakan Sipatahoenan edisi Senin, 19 Maret 1934 dalam laporan berjudul “PERSIB: Almarhum PSIB djeung NVB” dan “PSIB+NVB=PERSIB”.

Sipatahoenan memberitakan rapat komisi fusi dua klub bumiputra, PSIB dan NVB, yang telah diselenggarakan “kemarin di Institut Karangkaputran di Kepatihanweg, Bandung. Ketuanya Tuan Hoesijn Kartasasmita, yang merangkap dan memegang palu ketua rapat. Para undangannya terdiri atas pemuka dari PSIB dan NVB,” tulis Atep Kurnia

Prestasi Persib terukir sejak kelahiran klub ini maupun di masa kemerdekaan sampai sekarang. Merujuk perpustakaan scribd.com, di era Kompetisi Perserikatan Persib tampil tiga kali sebagai runner up, yakni tahun 1933 di Surabaya, tahun 1934 di Bandung, dan tahun 1936 di Solo. Juara satu Kompetisi Perserikatan kemudian diraih Persib pada tahun 1939 di Solo.

Baca Juga: Mencurigai Naskah Akademik Hari Lahir Persib, Menengok Skripsi Fajar Salam
Persib Lupa Tanggal Lahirnya Sendiri
Perjalanan Aing dari Dangding Hasan Mustapa ke Persib

Pemain Persib Bandung, David Da Silva berebut bolda dengan pemain Madura United, Hugo Gomes  pada pertandingan final leg ke 1 BRI Liga 1  di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, 26 Mei 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Pemain Persib Bandung, David Da Silva berebut bolda dengan pemain Madura United, Hugo Gomes pada pertandingan final leg ke 1 BRI Liga 1 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, 26 Mei 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Prestasi Persib kembali meningkat pada 1955-1957. Di sini muncul nama-nama seperti Aang Witarsa dan Ade Dana yang menjadi pemain tim nasional untuk berlaga di Olimpiade Melbourne 1956. Di ajang ini timnas Indonesia berhasil menahan imbang Uni Soviet sehingga harus menjalani pertandingan ulang. Di saat pertandingan ulang inilah Timnas Indonesia kalah dengan skor telak 4-0.

Persib makin disegani. Pada Kompetisi 1961 tim kebanggaan rakyat Jawa Barat ini kembali meraih juara setelah mengalahkan PSM Ujungpandang. Materi pemain Persib masa itu adalah Simon Hehanusa, Hermanus, Juju (kiper), Ishak Udin, Iljas Hadade, Rukma, Fatah Hidayat, Sunarto, Thio Him Tjhaiang, Ade Dana, Heengki Timisela, Wowo Sunaryo, Bazar, Omo Suratmo, Pietje Timisela, Suhendar, dll.

Karena prestasi itu, Persib ditunjuk PSSI mengikuti turnamen Piala Ang Khan di Pakistan pada 1962. Bintang Persib saat adalah Emen “Guru” Suwarman.

Namun, prestasi Persib kemudian mengalami pasang surut. Prestasi hanya meraih runner up pada 1966 setelah kalah dari PSM di Jakarta. Bahkan pada Kompetisi Perserikatan 1978-1989, Persib terdegradasi ke Divisi I.

Tim Junior Persib yang ditangani pelatih Marek Janita (Polandia) dan tim senior yang diarsiteki Risnandar Soendoro kemudian bersatu. Strategi ini berhasil mengangkat Persib promosi ke Divisi Utama dengan materi pemain Sobur (kiper), Giantoro, Kosasih B, Adeng Hudaya, Encas Tonif, dll.

Polesan Marek melahirkan para pemain seperti Robby Darwis, Adeng Hudaya, Adjat Sudrajat, Suryamin, Dede IsKandar, Boyke Adam, Sobur, Sukowiyono, Iwan Sunarya, dll.

Hasil binaan Marek membawa Persib lolos ke final bertemu PSMS pada Kompetisi Perserikatan 1982-1983 dan 1984-1985. Namun dua kali Persib harus puas sebagai runner up setelah kalah adu penalti. Pada final 1984-1985 itu, Indonesia mencatat rekor jumlah penonton di Senayan yang membeludak.

Persib berhasil meraih kembali juara pada Kompetisi Perserikatan 1986 di Stadion Senayan. Dengan arsitek Nandar Iskandar, Maung Bandung mengalahkan Perseman Manokwari dengan skor tipis 1-0 melalui gol tunggal Djadjang Nurdjaman.

Materi pemain Persib di final tersebut masih hasil polesan Marek Janota seperti Sobur, Boyke Adam (kiper), Robby Darwis, Adjat Sudrajat, Sukowiyono, Yana Rodiana, Adeng Hudaya, Sarjono, Iwan Sunarya, Sidik Djafar, dll.

Gelar juara berikutnya diraih Persib pada Kompetisi Perserikatan tahun 1990 setelah mengalahkan Persebaya 2-0 melalui gol bunuh diri Subangkit dan Dede Rosadi. Saat itu persib ditangani pelatih Ade Dana dengan asisten Dede Rusli dan Indra Thohir diperkuat Samai Setiadi (kiper), Robby Darwis, Adeng Hudaya, Ade Lamso, Adjat Sudrajat, Dede Iskandar, Djadjang Nurdjaman.

Pada kompetisi penutup perserikatan 1993-1994 Persib meraih gelar juara setelah final mengalahkan PSM 2 0 melalui gol Yudi Guntara dan Sutiono Lamso. Persib berhak membawa pulang Piala Presiden untuk selamanya karena kompetisi ini di tahun berikutnya berubah nama menjadi Liga Indonesia yang pesertanya dari Galatama dan Perserikatan. Era ini dikenal sebagai era sepak bola profesional.

Saat merebut gelar juara Kompetisi Perserikatan terakhir, trio pelatih yang menangani Persib adalah Indra Thohir, Djadjang Nurdjaman, dan Emen “Guru” Suwarman. Materi pemainnya, Aris Rinaldi (kiper), Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi, Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Yusuf Bachtiar, Asep Kustiana, Sutiono Lamso, Kekey Zakaria, Yudi Guntara.

Persib kembali mencatatkan namanya dalam sejarah kompetisi Liga Indonesia dengan menggenggam trofi juara setelah menaklukkan Petrokimia Putra di hadapan kurang lebih 80 ribu penonton (1994-1995).

Berikutnya, di level internasional prestasi Persib cukup mengesankan karena sempat berlaga sampai perempat final Piala Champion Asia. Namun di tanah air Persib harus merelakan Piala Liga Indonesia jatuh ke tangan saudara sekota Bandung Raya yang menjadi juara Liga Indonesia II.

Di masa pelatih Jaya Hartono Persib harus puas menempati peringkat tiga dalam kompetisi yang menggunakan format satu wilayah Piala LI IX/2003. Di Liga Super Indonesia II 2009/2010 Persib ditangani Robby Darwis dan menempati peringkat keempat klasmen akhir.

Mencatat Sejarah Baru

Perjalanan panjang Persib selalu mencatat sejarah baru, setidaknya bagi asisten pelatih kiper Persib I Made Wirawan yang mengalami mengangkat trofi juara Liga 1 2023/2024. Dalam sejarah Persib, setdaknya sejak era Liga Indonesia, baru ada dua sosok yang berhasil meraih gelar juara sebagai kiper dan pelatih penjaga gawang. Keduanya adalah Anwar Sanusi dan I Made Wirawan.

“Away, sapaan akrab Anwar Sanusi menjadi orang pertama yang meraih prestasi itu. Sebagai kiper, ia turut mengantarkan Persib menjuarai Liga Indonesia 1994/1995. Sedangkan sebagai pelatih kiper, gelar juara dirasakannya pada saat PERSIB menjadi kampiun Liga Super Indonesia 2014,” demikian tulis laman resmi Persib.

Jejak itu diikuti Made setelah Persib menjuarai Liga 1 2023/2024. Saat ini, Made merupakan asisten pelatih kiper Persib. Sebelumnya, Made adalah penjaga gawang utama saat Persib menjuarai Liga Super Indonesia 2014. Made pun menyambut gembira pencapaiannya itu.

"Pastinya luar biasa meraih juara sebagai pemain dan asisten kiper saat ini. Ini adalah musim pertama saya sebagai pelatih dan langsung juara. Luar biasa membanggakan pastinya," kata Made di Surabaya, Sabtu 1 Juni 2024.

Prestasi ini diharapkan menjadi awal baik dalam karier kepalatihannya. Made berharap prestasi terbaik bisa kembali dicapainya di musim-musim mendatang. "Semoga lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.

Made memutuskan pensiun sebagai pemain pada musim lalu. Dia langsung diangkat menjadi bagian tim pelatih kiper mendapingi Luizinho Passos. 

*Kawan-kawan bisa menyimak lebih lanjut mengenai sejarah Persib dalam tautan berikut ini

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//