• Berita
  • Protes terhadap Kolonialisme Israel dalam Aksi Menari Memperingati Hari Lahir Sukarno di Palestine Walk

Protes terhadap Kolonialisme Israel dalam Aksi Menari Memperingati Hari Lahir Sukarno di Palestine Walk

Seniman tari dari komunitas Mataholang memperingati hari lahir Sukarno dengan tarian di Jalan Palestine Walk, Bandung. Menyerukan kemerdekaan Palestina.

Chrysti Maharani, Gatot Gunawan,, dan Angeline Azhar membawakan tarian dengan tema Sukarno's Message, di Palestine Walk, Bandung, 5 Juni 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah5 Juni 2024


BandungBergerak.id - Tiga orang penari telanjang kaki di atas Jalan Palestine Walk, Alun-alun Kota Bandung, Rabu, 5 Juni 2024. Melalui seni gerak bertajuk Sukarno's Massage mereka menyuarakan kemerdekaan Palestina.

Angeline Azhar dan Chrysti Maharani Dewi, para penari, memakai adat Sunda, jari tangan mereka melengkung sembari memegang poster bertulisan pidato Sukarno. "Palestina merupakan masalah yang paling penting di Timur Tengah. Kolonialisme belum mati hanya berubah bentuknya," demikian pesan pertunjukan seni jalanan ini.

Sementara itu, seniman tari lainnya, Gatot Gunawan tampil memakai pakaian Bung Karno. Ia menari sembari memegang bendera Palestina dan Indonesia. Koordinator Komunitas Mataholang ini menuturkan, aksi bertepatan dengan hari kelahiran Sukarno ke-123 tahun.

"Di ulang tahun Sukarno, mengambil tema-nya Sukarno Massage, semangat perjuangan, terhadap perjuangan Palestina begitu tinggi antikolonialisme dan imperialisme," ujar Gatot, ditemui BandungBergerak.id.

Komunitas Mataholang menjadikan sejarah sebagai aksi pertunjukan. Komunitas memandang permasalahan Palestina dan Israel bagian dari sejarah keberpihakan Indonesia pada semangat antikolonial.

"Urusan Palestina dan Israel adalah bagian dari sejarah perlawanan Indonesia terhadap penjajahan atas dunia, dan menegaskan sikap politik bebas aktif Indonesia," kata Gatot.

Tarian dengan tema Sukarnos Message, di Palestine Walk, Bandung, 5 Juni 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Tarian dengan tema Sukarnos Message, di Palestine Walk, Bandung, 5 Juni 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Spirit Sang Putera Fajar Membela Palestina

Gatot menegaskan, aksi ini bukan sekadar propaganda. Bapak bangsa telah memberi contoh sejak awal bahwa republik harus merebut kemerdekaannya. Ini terbukti dalam konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung di mana Palestina dibahas dan diundang.

"Di sisi lain, Bung Karno tidak mengundang Israel. Bahkan, beberapa kali surat resmi dari Israel untuk membuka perwakilan diplomatik di Indonesia tak pernah ditanggapi Bung Karno," ujar Gatot.

Selain di dunia politik dan diplomasi, Sukarno membela Palestina di dunia olahraga. Menurut Gatot, saat Asian Games tahun 1962, Tim Nasional Indonesia menolak bertanding dengan Israel yang berimbas Indonesia keluar dari IOC dan membentuk Ganefo (Games of the New Emerging Forces). Langkah ini sebagai bentuk perlawanan Indonesia terhadap hegemoni Barat melalui olahraga.

Baca Juga: Kronologi Perjalanan Sukarno di Bandung 1921-1934
SISI LAIN SCHOEMAKER #12: Menjadi Mentor Sukarno
Sukarno dan Bandung sebagai Kota Pemuda

Tarian dengan tema Sukarnos Message, di Palestine Walk, Bandung, 5 Juni 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Tarian dengan tema Sukarnos Message, di Palestine Walk, Bandung, 5 Juni 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Menyuarakan Perlawanan Dengan Seni Tari

Aksi pertunjukan jalanan ini dilakukan selama 4 jam. Penari Angeline Azhar mengatakan, aksi ini tak lepas dari riuh gelombang dukungan terhadap Palestina yang saat ini tengah terjadi. Menurutnya, aksi 4 jam menari memperingati hari lahir Bung Karno bagian tak terpisahkan dari riak gelombang dukungan terhadap Palestina.

"Dengan memahami situasi kebatinan rakyat Indonesia atas Palestina, sebagaimana yang telah Bung Karno ajarkan dalam sejarah bangsa, dan melihat situasi warga sipil Palestina saat ini yang digempur secara brutal oleh Israel," ujar Angelina.

Menurut perempuan 23 tahun ini, penjajahan yang dilakukan oleh Israel menyengsarakan juga kaum perempuan. Oleh karenanya, seniman para seniman tari tergerak untuk melakukan aksi selama 4 jam sebagai bentuk dukungan moral dan spiritual kepada warga Palestina.

"Seniman sering kali terabaikan, kita bikin performing art memberitahu bahwa seniman ikut serta pada masyarakat," jelas Angelina.

Aksi tari ini berjalan dari pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Angelina berharap agar warga Indonesia terus menerus mendukung upaya kemerdekaan Palestina dan menyuarakan kegelisahan tentang Palestina.  Sebab hal tersebut seusai dengan pesan Bung Karno.

“Jadi Sukarno pernah bilang, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina maka sepanjang itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel," ujar Angelina.

Suara gelombang kemerdekaan Palestina di kalangan seniman Kota Bandung bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, seniman pantomime Wanggi Hoed menggelar aksi jalan kaki pada Jumat 8 Maret 2024. Wanggi menuturkan, ada spirit yang ditularkan di Ibu Kota Asia Afrika, Bandung untuk Palestina.

"Ternyata ini juga terkoneksi dengan Bandung Spirit. Di mana di situ ada nilai hak asasi manusia yang diangkat. Kita melihat lagi ke dalam, ini adalah ingatan sejarah," ujar Wanggi.

*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan Muhammad Akmal Firmansyah atau menggali informasi lebih lanjut mengenai Sejarah Sukarno

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//