CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #67: Pesona Cicalengka dan Cerita di Balik Perbaikan Infrastrukturnya
Perbaikan Jalan Raya Cicalengka-Majalaya akhirnya dikerjakan kendati berdampak pada kemacetan panjang. Sayangnya ada yang memanfaatkannya untuk mencari cuan.
Andrian Maldini Yudha
Pegiat Literasi di RBM Kali Atas
1 Oktober 2024
BandungBergerak.id – Di sudut wilayah Bandung Timur, terletak sebuah daerah yang cukup dikenal masyarakat luas. Adalah Kecamatan Cicalengka, berada sekitar 34 kilometer dari Kota Bandung, dan 46 kilometer dari Soreang –yang menjadi ibu kota Kabupaten Bandung.
Cicalengka, apabila dilihat dari kaca mata geografis menjadi salah satu wilayah Kabupaten Bandung yang berada di ujung. Kecamatan ini bertetangga dengan dua kabupaten yakni Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang. Sehingga, apabila orang-orang hendak melakukan perjalanan ke dua wilayah tersebut, biasanya Cicalengka menjadi tempat transit atau persinggahan untuk mengambil rehat dan jeda dari letihnya perjalanan.
Pelbagai fasilitas transportasi ada di Cicalengka. Seperti angkot tujuan Cileunyi-Cicalengka, Cicalengka-Nagreg-Cijolang (Garut), Cicalengka-Majalaya, Cicalengka-Tanjungsari (Sumedang), dan masih banyak lagi yang lainnya. Akan tetapi, moda transportasi yang menjadi wajah ikonik di Cicalengka ialah kereta api dengan perhentiannya di Stasiun Cicalengka –sebuah stasiun yang menjadi pemberhentian terakhir bagi Kereta Api Lokal Bandung Raya, kereta api komuter di daerah Bandung Raya.
Tempat rekreasi dan wisata pun juga turut merias pesona dan keindahan Cicalengka. Di antaranya, ada Bukit Candi, Curug Cinulang, Dreamland, dan masih banyak lagi tempat wisata alam yang ada di Cicalengka. Tak heran jika wilayah di pelosok Bandung Timur ini tidak pernah sepi disambangi pelancong dari berbagai daerah.
Cicalengka yang berada di wilayah Bandung Timur pun merupakan sebuah wilayah sibuk dan memiliki pola aktivitas dinamis dalam kesehariannya. Sebut saja, di Cicalengka sendiri terdapat banyak sekali lembaga sekolah dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, pusat perbelanjaan, serta beberapa pabrik dan industri. Sehingga dengan adanya pelbagai hal tersebut, Cicalengka memang bisa disebut sebagai wilayah yang produktif dan sibuk.
Demi membuat nyaman pelancong atau pengguna fasilitas publik, Cicalengka sebagai wilayah yang indah dan strategis gencar melakukan pembangunan beragam infrastruktur. Pelbagai macam renovasi, pembenahan, dan pembangunan sedang berlangsung di sana.
Kendati Cicalengka memiliki daya semerbak dan dikenal masyarakat luas sebagai tempat yang seksi untuk dikunjungi, masih ada beberapa titik jalan raya utamanya yang tidak nyaman untuk dilintasi. Seperti jalan yang berlubang, bergerinjul, aspal yang terkelupas. Namun, pada beberapa waktu ke belakang sudah mulai mendapat perhatian dan perlahan dalam tahap renovasi.
Apabila kemarin di Cicalengka sedang gencar-gencarnya membangun Stasiun Cicalengka dan penambahan jalur kereta api ganda, maka sekarang renovasi sejumlah jalan raya utama mulai digulirkan.
Baca Juga: CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #64: Perlawanan Mahasiswa pada Revisi UU Pilkada
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #65: Warga Kampung Babakan Dka yang Terhalang Tembok Pembangunan
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #66: Perjalanan Membuat Sejarah
Di Balik Perbaikan Infrastruktur Jalan Raya Utama
Kecamatan Cicalengka memiliki tiga jalan raya utama yang selalu digunakan masyarakatnya. Yakni Jalan Raya Bypass yang menghubungkan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Jalan Raya Cicalengka yang menjadi jalan utama menuju Alun-alun Cicalengka, serta Jalan Raya Cicalengka-Majalaya yang menghubungkan Kecamatan Cicalengka dan Kecamatan Majalaya.
Di antara ketiga jalan raya utama itu, Jalan Raya Cicalengka-Majalaya sedang dalam perbaikan dan pembenahan. Jalan ini tidak hanya menjadi jalan penghubung antara Kecamatan Cicalengka dan Kecamatan Majalaya saja. Apabila kita menyusuri jalan ini dari arah Cicalengka, maka jalan ini bisa menjadi alternatif pula untuk menuju daerah Ciparay, Banjaran, serta Soreang. Oleh karena itu Jalan Raya Cicalengka-Majalaya menjadi jalan utama yang cukup vital keberadaannya bagi masyarakat.
Jalan Cicalengka-Majalaya menjadi jalan yang sibuk dan setiap harinya selalu saja ada kendaraan-kendaraan seperti truk, kontainer, dan kendaraan-kendaraan besar lainnya yang berlalu-lalang. Tak heran juga karena di sepanjang jalan ini terdapat berbagai industri dan pabrik yang aktif beroperasi.
Kurang lebih 2 atau 3 tahun ke belakang, jalan ini memiliki reputasi yang buruk. Kondisi jalan yang berlubang dan aspal-aspal yang sudah terkelupas tentu sangat berpotensi membuat seorang pengendara terjatuh saat mengendarai kendaraan, yang akan berimbas pada kecelakaan lalu lintas. Kini jalan itu sedang dalam fase pembenahan dan perbaikan. Mesin-mesin berat seperti excavator, bulldozer, dan stoom berjejer di sepanjang jalan itu –menandakan bahwa jalan sedang dalam tahap pengerjaan.
Terlepas dari keadaan jalan ini yang sedang dalam perbaikan, ternyata jalan ini masih tetap sibuk seperti biasanya. Pembedanya, kendaraan yang lalu-lalang harus berjalan tersendat hingga menyebabkan rentetan kemacetan yang panjang.
Alih-alih sedang dalam tahap perbaikan, jalan itu mesti tetap digunakan untuk menopang pelbagai kesibukan masyarakat Cicalengka. Tak mengherankan, seperti halnya kesibukan pabrik dan industri, kendaraan-kendaraan besar memang harus berlalu-lalang untuk menopangnya dan menghantarkan keperluan bahan-bahan material pabrik.
Entah bagaimana mulanya, warga sekitar (ada pula yang menyebut diinisiasi ormas tertentu) mengatur kendaraan yang lewat di Jalan Cicalengka-Majalaya dengan sistem buka tutup. Di sela-sela saat kendaraan-kendaraan itu berhenti dan mengantre gilirannya, orang-orang itu meminta sumbangan dengan menyodorkan celengan pada para pengendaranya.
Kemacetan yang terjadi akibat perbaikan jalan itu rupanya dijadikan peluang untuk mencari cuan bagi orang-orang sekitar atau ormas-ormas tertentu. Warga sekitar pun ada yang mengeluhkan fenomena ini. Warga yang hendak berangkat kerja ke pabrik dengan melewati jalan ini, sering kali harus menyisihkan uang untuk mereka yang mencari meminta sumbangan di jalan itu. Sopir-sopir truk industri pun juga harus melakukan hal yang serupa.
Menurut beberapa warga yang melintasi jalan ini, sistem buka-tutup itu tidak efektif, justru malahan membuat jalan menjadi makin macet dan juga malah menghambat jalannya perbaikan jalan itu.
Fenomena-fenomena seperti ini, yang barangkali akan membuat orang yang hendak datang ke Cicalengka untuk melancong malah dibuat tidak nyaman. Mereka yang hendak melintas dengan kendaraan pribadi, dengan serta merta harus menyiapkan uang receh untuk para pencari sumbangan ini. Masyarakat mengharapkan adanya peninjauan langsung dari pihak kepolisian yang tentunya, yang lebih memiliki wewenang dan lebih memiliki otoritas untuk mengatur lalu-lintas dengan adanya sistem buka-tutup jalan di sana.
* Tulisan kolom CATATAN DARI BANDUNG TIMUR merupakan bagian dari kolaborasi BandungBergerak.id dan Lingkar Literasi Cicalengka. Simak tulisan-tulisan lain Andrian Maldini Yudha atau artikel-artikel lain tentang Cicalengka.