• Kolom
  • MEMOAR ANAK BETAWI PERANTAU #47:Titin Namanya

MEMOAR ANAK BETAWI PERANTAU #47:Titin Namanya

Dalam benakku selalu terlintas ingin punya istri yang sama-sama kerja dan tinggal di Bandung agar kalau sudah punya rumah bisa tetap singgah ke rumah keluarganya.

Asmali

Anak Betawi yang menghabiskan lebih dari 40 tahun hidupnya di Bandung. Banyak menghabiskan waktu membaca buku-buku bertema agama dan sosial.

Titin. (Foto: Asmali)

13 Oktober 2024


BandungBergerak.id – Di lain waktu aku bertemu lagi dengan perempuan yang kutemui di tempat temanku kemarin. Kali ini aku duduk satu mobil bersamanya. Berempat dengan dua temanku yang lain yang merupakan pasangan suami istri. Dari situ aku baru mengenal dia lebih dekat. Sapaan akrabnya Titin.

Sebetulnya kami berempat beda divisi tetapi masih bekerja di kantor yang sama.

Hari ini temanku dan istrinya mengajakku dan Titin untuk pergi ke arah Purwakarta. Ke mana tujuannya, entah aku lupa.

Sepanjang perjalanan aku tidak banyak bicara. Aku duduk di depan di samping temanku yang sedang mengemudi.

Sebaliknya Titin dan istri temanku selalu ngobrol di kursi belakang karena mereka memang bersahabat. Yang dibicarakan mereka berdua di antaranya tentang seorang cowok yang sedang kuliah S2 di Yogyakarta. Sepertinya cowok itu adalah pacar Titin.

Aku diam saja, karena aku belum begitu mengenal mereka, apalagi cowok yang di Yogyakarta. Aku tidak memberi komentar. Tetapi aku dengar dia kuliah di Fakultas Hukum.

Baca Juga: MEMOAR ANAK BETAWI PERANTAU #44: Hari Ini, 41 Tahun lalu, Enyak Meninggal Dunia
MEMOAR ANAK BETAWI PERANTAU #45: Hari Ini, 41 Tahun Lalu, Enyak Meninggal Dunia (Bagian 2)
MEMOAR ANAK BETAWI PERANTAU #46: Setelah Enyak Tiada

Tertarik

Entah apa yang aku rasakan saat itu. Namun aku rasa aku sudah tertarik pada Titin sejak pertemuan pertama kami di rumah temanku. Cuma kalau aku dengar dia sudah punya cowok yang bahkan sarjana, ya aku jujur saja tidak berani. Apalah aku hanya lulusan STM.

Aku lalu tenggelam dalam pikiran-pikiranku. Dengan siapa jodohku nanti dan orang mana kira-kira yang akan jadi istriku? Aku begini adanya, enggak berani bersaing, tapi aku pengennya punya istri cantik walaupun aku ini orangnya pas-pasan.

Aku ini sudah tidak punya orang tua, jadi pengennya, dapat istri yang sayang padaku, menerima aku, bisa bekerja sama, dan tinggal sekitar Bandung.

Dalam benakku selalu terlintas pengen punya istri yang sama-sama kerja dan tinggal di Bandung agar kalau sudah punya rumah nanti, tetap bisa singgah ke rumah keluarganya.

Ya begitulah.

Sekembalinya dari Purwakarta menuju Bandung, istri temanku memilih duduk di depan dan secara tidak di sengaja aku duduk di belakang bersama Titin. Hadis berambut lurus panjang dan berkulit putih itu.

Aku tidak banyak bercerita tentangku selama duduk di belakang dengannya, tapi sesekali Titin dengan istri temanku masih ngobrol.

Aku belum tahu siapa Titin.

*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Memoar Anak Betawi Perantau

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//