• Berita
  • Anak-anak dan Orang-orang Muda Menyikapi Penurunan Kualitas Udara Kota Bandung dengan Aksi Berjalan Kaki

Anak-anak dan Orang-orang Muda Menyikapi Penurunan Kualitas Udara Kota Bandung dengan Aksi Berjalan Kaki

Generasi penerus, anak-anak dan orang-orang muda paling dirugikan dengan meningkatnya polusi karena tingginya jumlah kendaraan pribadi di Kota Bandung.

Fun Walk Bersama Anak dan Orang Muda yang digelar Child Campaigner Save the Children di Bandung, Jawa Barat, 10 November 2024. (Foto: Save the Children)

Penulis Iman Herdiana12 November 2024


BandungBergerak.idRatusan anak dan orang muda yang tergabung dalam Child Campaigner Save the Children di Jawa Barat, melakukan aksi nyata untuk berkontribusi mengurangi polusi udara di Bandung dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan transportasi umum serta berjalan kaki. Aksi ini dilakukan di tengah pertumbuhan kendaraan dan meningkatnya polusi yang mengepung Kota Bandung. 

Inisiasi aksi yang dinamai “Fun Walk Bersama Anak dan Orang Muda” merupakan bagian dari kampanye nasional Aksi Generasi Iklim Save the Chidren Indonesia. Kampanye ini dipimpin langsung oleh anak dan orang muda bertujuan untuk memastikan anak-anak dan keluarga yang paling terdampak dari krisis iklim dapat bertahan hidup dan beradaptasi. 

“Melalui Funwalk, kami mengajak anak-anak dan generasi muda menjadi bagian dari solusi nyata. Kegiatan ini bukan sekadar ajakan untuk berjalan kaki, tetapi sebuah langkah adaptasi dalam menghadapi parahnya polusi udara di Bandung. Sebagai bagian dari kampanye aksi Generasi Iklim Jawa Barat, Funwalk hadir untuk menciptakan gerakan yang terarah dan berdampak. Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup ramah lingkungan serta peran berjalan kaki dalam menjaga kualitas udara bersih,” jelas Rasyid (20 tahun), Anggota Child Campaigner Jawa Barat, dalam keterangan resmi yang diterima BandungBergerak, Senin, 11 November 2024.

Menilik data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung Agustus 2023, kualitas udara Kota Bandung masuk dalam kategori kualitas “sedang”, satu level di bawah angka kualitas “tidak sehat”. Faktor yang menyebabkan kualitas udara memburuk yakni sekitar 70 persen karena emisi gas transportasi, sisanya berasal dari rumah penduduk seperti pembakaran sampah, juga dari cerobong pabrik dan genset lainnnya.  Sementara saat ini jika dipantau melalui indeks kualitas udara IQAir pada 8 November 2024, udara di Kota Bandung sudah dalam kategori tidak sehat.

Observasi para Child Campaigner di Bandung juga melihat bahwa permasalahan polusi udara banyak disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk berjalan kaki dan menggunakan transportasi publik guna mengurangi polusi udara karena kendaraan bermotor. Tak hanya itu, perilaku merokok sembarangan terutama di tempat umum juga masih sering ditemukan.

Polutan yang merusak kualitas udara juga dapat menjadi kontributor utama terhadap perubahan iklim dalam mengubah komposisi atmosfer bumi.  Contoh nyata yang paling jelas adalah emisi gas rumah kaca yang berasal dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dapat meningkatkan kemampuan atmosfer untuk merespons panas, yang kemudian menyebabkan bumi semakin panas atau yang sering dikenal dengan pemanasan global. 

“Kesadaran tentang bahaya polusi udara di masyarakat masih menjadi tantangan besar,  padahal secara fakta polusi udara dapat mengakibatkan kesehatan anak terancam seperti gangguan pernapasan, berisiko terkena penyakit pneumonia penyebab kematian utama pada balita di dunia dan Indonesia. Aksi ratusan anak hari ini menjadi sangat penting sebagai solusi nyata untuk mengurangi polusi udara di Bandung,” Jelas Tata Sudrajat, Interim Chief of Advocacy, Campaign, Communication and Media – Save the Children Indonesia.

Baca Juga: Beban Orang Muda Indramayu Meningkat Setelah Ekonomi Orang Tua Terdampak PLTU
Kekerasan Seksual di Kampus Unpad, Isu Serius yang Harus Diperhatikan Secara Khusus
Bertandang ke Kampus UIN SGD Bandung: Semangat Warga Dago Elos dan Tamansari Melawan Ketidakadilan Penggusuran

Pertumbuhan Kendaraan di Kota Bandung

Merujuk dokumen Kota Bandung Dalam Angka 2006-2021, dalam waktu lima belas tahun terakhir jumlah kendaraan bermotor milik pribadi di Kota Bandung bertambah tiga kali lipat. Pada tahun 2005, tercatat sebanyak 651.584 unit kendaraan bermotor dengan komposisi 639.927 unit kendaraan bermotor nonumum (pribadi), dan 11.657 angkutan umum. Pada tahun 2020, jumlahnya sudah tercatat sebanyak 1.571.795 unit, terdiri dari 1.559.281 unit kendaraan bermotor nonumum dan 12.514 angkutan umum.

Dengan data tersebut, tak mengherankan jika kualitas udara Kota Bandung, yang secara topografi berbentuk mangkuk atau cekungan, cenderung menurun. Polusi akibat pembakaran mesin kendaraan cenderung mengendap di dalam mangkuk raksasa tersebut.  

Ada beragam faktor mengapa jumlah kendaraan di Kota Bandung tak terbendung, antara lain karena mudahnya memperoleh kendaraan. “Orang-orang bisa membeli kendaraan bermotor dengan cicilan dan deposit yang rendah. Karena itulah, tidak heran kalau jumlah kendaraan semakin banyak,” ujar Sony Wibowo, pakar transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB), ketika dihubungi BandungBergerak.id.  

Menurut Sony, para pemangku kepentingan di Kota Bandung belum memiliki keinginan yang kuat untuk memperbaiki sistem transportasi publik seperti DKI Jakarta.

*Kawan-kawan yang baik, silakan menengok artikel-artikel lainnya tentang Polusi Udara dalam tautan ini

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//