CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #78: Menggantungkan Kenangan, dari Delman ke Ojek Online di Cicalengka
Delman bukan sekadar kendaraan, tetapi bagian dari identitas Cicalengka yang penuh warna. Sebuah kisah yang mungkin tidak akan terlupakan meskipun zaman berganti.

Andrian Maldini Yudha
Pegiat Literasi di RBM Kali Atas
17 Februari 2025
BandungBergerak.id – Cicalengka, sebuah kota kecil yang terletak di pinggiran Bandung, bukan hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan warisan budaya yang kerap membangkitkan kenangan akan masa lalu. Salah satu kenangan yang mengakar kuat di ingatan warga Cicalengka adalah keberadaan delman. Dulu, jejeran delman berderet rapi di sekitar Stasiun Cicalengka, siap menyambut penumpang yang baru turun dari kereta api. Bukan hanya sebagai alat transportasi, delman adalah bagian dari kehidupan yang lambat, penuh keakraban, dan memberi nuansa berbeda bagi siapa saja yang menggunakannya.
Delman membawa kita pada sebuah kenangan tentang perjalanan yang tidak terburu-buru, tentang percakapan dengan kusir yang sederhana namun penuh arti, dan tentang melintasi jalanan dengan hembusan angin yang sejuk. Waktu seakan melambat ketika berada di atas delman, seolah dunia di luar sana sedang beristirahat sejenak, memberi kesempatan bagi kita untuk menikmati setiap detik perjalanan yang penuh kedamaian.
Namun, seperti halnya waktu yang tak pernah berhenti berjalan, perubahan pun datang dengan membawa kecepatan dan efisiensi. Kini, delman yang dulunya selalu siap mengantar penumpang telah tergantikan oleh ojek online yang mendominasi jalanan Cicalengka. Dalam hitungan detik, kendaraan berbasis aplikasi ini mampu membawa kita ke tujuan dengan cepat, tanpa harus menunggu, tanpa harus berinteraksi dengan siapa pun selain pengemudi yang mungkin asing bagi kita. Peralihan dari delman ke ojek online tidak hanya menggambarkan perubahan dalam transportasi, tetapi juga mencerminkan perubahan dalam pola kehidupan masyarakat Cicalengka –dari yang lebih lambat dan penuh makna, menjadi serba cepat dan praktis.
Namun, ada yang hilang dari semua ini. Kehadiran ojek online memang memberikan kemudahan, tetapi kehangatan yang dulu tercipta dalam perjalanan menggunakan delman tak bisa tergantikan begitu saja. Kehilangan itu terasa lebih dalam ketika kita mengenang kembali kenangan tentang pertemuan-pertemuan singkat dengan kusir delman, tawa yang terukir dalam perjalanan, atau bahkan percakapan ringan tentang cuaca yang menghangatkan hati. Kini, kita tinggal mengenang itu semua, dan bertanya pada diri sendiri: apakah kenyamanan digital ini benar-benar sebanding dengan kenangan yang kita tinggalkan?
Cicalengka telah berubah, dan dunia digital membawa kemajuan yang tak terbantahkan. Namun, di tengah kemajuan itu, kita dihadapkan pada dilema: apakah kita siap melepaskan sesuatu yang pernah menjadi bagian dari kita, demi menerima kenyamanan yang datang begitu cepat dan tanpa ada ruang untuk bernafas? Tulisan ini akan mengajak kita untuk merenung, tidak hanya tentang perubahan transportasi, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga kenangan dan nilai-nilai kehidupan yang lebih manusiawi di tengah derasnya arus modernisasi. Mungkinkah ada ruang bagi kita untuk merayakan kedua dunia ini –sebuah dunia yang penuh kenangan tentang delman, dan dunia yang bergerak cepat menuju masa depan?

Baca Juga: CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #75: Dari Hijau ke Abu-abu, Nasib Bukit Candi Cicalengka
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #76: Kereta Melaju, Sumber Air Terganggu
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #77: Relokasi Stasiun Cicalengka, antara Restorasi Sejarah dan Modernisasi Infrastruktur
Pergulatan Transportasi dan Identitas Kota
Di Cicalengka, sebuah transformasi yang tak terelakkan telah membawa perubahan drastis pada cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Dulu, seiring dengan kedatangan kereta api yang membawa penumpang dari jauh, jejeran delman yang siap mengantar mereka menjadi pemandangan yang akrab di sekitar stasiun. Kehadiran delman bukan hanya tentang transportasi, tetapi juga simbol kehidupan yang lebih sederhana dan hangat –kehidupan yang bisa kita nikmati dengan santai, dalam perjalanan menuju tujuan yang lebih dekat dengan kedamaian.
Seiring berjalannya waktu, delman perlahan menghilang, tergantikan oleh ojek online yang datang dengan tawaran kemudahan dan kecepatan. Dalam hitungan detik, kita bisa meluncur ke tujuan kita dengan cepat, tanpa harus menunggu, tanpa harus bertukar sapa dengan sesama penumpang. Di sisi lain, ada kenyamanan yang tak bisa dipungkiri dalam kecepatan digital ini, tetapi ada juga sebuah kekosongan yang muncul di hati mereka yang merindukan kedekatan yang tercipta di atas delman. Dunia modern ini tidak mengenal kompromi. Semua serba instan, serba cepat, dan serba digital.
Delman, meskipun lambat, menghadirkan sebuah pengalaman yang jauh lebih intim. Kita bisa berbincang dengan kusir, merasakan angin yang menyapa wajah, menikmati setiap detik perjalanan yang lebih terasa. Bukan hanya sekedar mencapai tujuan, tetapi menikmati proses perjalanan itu sendiri. Ada kenangan yang tak terhitung jumlahnya, tentang percakapan santai, senyum yang terukir, dan suara kuda yang mengiringi perjalanan. Delman menjadi bagian dari identitas Cicalengka yang tak akan terlupakan.
Dunia terus bergerak maju, dan kita tak bisa menahan arus perubahan. Tetapi kita perlu merenung sejenak –apakah kita telah kehilangan sesuatu yang lebih berharga dalam proses ini? Kehilangan delman bukan sekadar tentang menyingkirkan alat transportasi lama, tetapi tentang meninggalkan sebuah cara hidup yang lebih lambat namun penuh makna. Sebuah pertanyaan muncul: adakah kita benar-benar siap untuk meninggalkan kenangan itu?

Menggantungkan kenangan bukan berarti melawan perubahan, melainkan merayakan apa yang telah pergi dan menyadari bahwa kenangan tersebut tetap hidup dalam diri kita. Cicalengka kini telah berubah, dan perubahan itu bisa dilihat di setiap sudut kota. Stasiun yang dulu menjadi saksi bisu perjalanan panjang penumpang delman kini semakin sepi, namun kenyataan bahwa ojek online telah menggantikannya membawa kita pada sebuah perenungan tentang apa yang hilang dan apa yang baru.
Perubahan itu, meskipun sulit diterima, adalah keniscayaan. Seperti halnya kehidupan yang terus berputar, zaman pun tak berhenti melaju. Keberadaan delman yang dulu akrab di Cicalengka kini menjadi bagian dari sejarah, namun ia tak sepenuhnya hilang. Kenangan itu masih terukir dalam ingatan mereka yang pernah merasakannya. Bagi mereka, delman bukan sekadar kendaraan, tetapi bagian dari identitas Cicalengka yang penuh warna. Sebuah kisah yang mungkin tidak akan pernah terlupakan meskipun zaman telah berganti.
Tentu saja, kita tak bisa menahan datangnya modernitas. Ojek online menawarkan kemudahan, kecepatan, dan fleksibilitas yang luar biasa. Dunia digital kini menyentuh hampir setiap aspek kehidupan, dan transportasi adalah salah satu yang paling terlihat perubahannya. Namun, meski kepraktisan ini sangat menarik, kita harus bertanya –apakah kita hanya menginginkan kenyamanan tanpa mengenal siapa kita, atau apakah kita juga ingin mempertahankan sisi manusiawi yang membuat kita merasa lebih hidup?
Delman mungkin telah pergi, namun kita masih bisa merayakan kenangan itu dengan cara kita sendiri. Kita bisa menggantungkan kenangan itu bukan hanya di ingatan, tetapi juga dalam cerita, foto, dan cara kita berbicara tentang Cicalengka. Kenangan tentang delman bisa menjadi bagian dari warisan budaya yang tak akan mudah pudar. Kita bisa merayakan kenangan itu bukan hanya dengan berpegang pada masa lalu, tetapi juga dengan memadukannya dengan kemajuan yang ada di depan mata.
Perubahan ini, meskipun membawa kesedihan, juga membawa harapan. Kecepatan dan efisiensi yang datang bersama transportasi digital seperti ojek online dapat memberikan peluang untuk Cicalengka berkembang lebih pesat. Namun, kita tak boleh lupa bahwa yang membuat Cicalengka istimewa adalah keragaman pengalaman dan kenangan yang ada di dalamnya. Kenangan itu adalah harta yang tak ternilai, yang tak akan pernah hilang meskipun zaman terus berubah.
Kini, saat kita menyaksikan perubahan yang sedang terjadi, marilah kita menerima bahwa dunia ini terus berputar. Namun, marilah kita juga menyadari bahwa kenangan –seperti delman yang dulu berderap di jalanan Cicalengka– selalu punya tempat yang spesial di hati kita. Kita tak perlu menahan perubahan, tetapi kita bisa memastikan bahwa kenangan itu tetap hidup dalam setiap cerita, dalam setiap napas kita, dan dalam setiap langkah kita menuju masa depan yang lebih cemerlang.
* Tulisan kolom CATATAN DARI BANDUNG TIMUR merupakan bagian dari kolaborasi BandungBergerak.id dan Lingkar Literasi Cicalengka. Simak tulisan-tulisan lain Andrian Maldini Yudha atau artikel-artikel lain tentang Cicalengka.