ESAI TERPILIH MEI 2025: dari Usulan Gelar Pahlawan untuk Suharto, Kekerasan Seksual di Dunia Jas Putih, hingga Jalan Setapak Bobotoh Persib menuju Stadion GBLA
Esai Terpilih Mei 2025 membahas tema beragam, mulai dari kontroversi gelar pahlawan, kekerasan seksual, hingga minimnya akses transportasi publik di Bandung.

Tim Redaksi
Awak Redaksi BandungBergerak.id
16 Juni 2025
BandungBergerak.id - Kami kembali ingin menyapa para penulis esai melalui pengumuman Esai Terpilih Mei 2025. Pengumuman bulanan ini bukan ajang pemilihan esai terbaik yang terkesan ingin menafikan esai-esai lainnya, sebab seluruh tulisan yang masuk ke BandungBergerak.id memiliki kelebihan masing-masing, dengan ragam tema dan gaya penulisan yang berbeda-beda.
Setelah melalui diskusi melalui rapat redaksi, berikut ini Esai Terpilih Mei 2025 dan sedikit ulasannya:
MAHASISWA BERSUARA: Mengkritisi Usulan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Suharto. Esai ini ditulis Rahul Diva Laksana Putra, mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Semarang.
Rahul menyoroti riuhnya usulan Kementerian Sosial Republik Indonesia bersama tim peneliti dan pengkaji Gelar Pusat (TP2G) tentang nama-nama calon pahlawan nasional. Dari sepuluh nama yang diusulkan, satu nama menyedot perhatian lebih dari yang lain: Suharto, Presiden RI ke-2 yang memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade, dari 1967 hingga 1998.
Di satu sisi, Suharto dipuja sebagai “Bapak Pembangunan”. Di sisi lain, ia juga dikenang sebagai sosok otoriter yang banyak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang belum terselesaikan hingga kini. “Kontroversi ini menjadi cermin dari bagaimana bangsa ini belum selesai dengan masa lalunya,” tulis Rahul.
Pola Berulang Kekerasan Seksual dalam Dunia Jas Putih. Esai ini ditulis N.N., seorang warga sipil. Ia mengkritik otak mesum oknum jas putih (dari lingkungan medis). Ia menegaskan, kekerasan seksual tetap kesalahan, apa pun bentuknya.
“Di sini akan saya ceritakan sedikit (banyak) yang saya lihat, dengar dan alami sejak kuliah sampai bekerja. Sebagian besar korbannya adalah perempuan,” tulis N.N.
Jalan Terjal dari Stasiun Cimekar ke Stadion GBLA. Esai ini ditulis Muhammad Hafizh Firdaus, pegiat literasi dari Politeknik Negeri Bandung. Ia mengulas minimnya fasilitas transportasi publik warga Bandung melalui potret pejalan kaki dari Stasiun Cimekar menuju Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
“Bobotoh dan warga Bandung secara umum sudah punya niat baik -–memilih naik kereta, berjalan kaki, tidak membebani lalu lintas. Namun, publik justru disuguhi jalan setapak di antara parit dan pematang sawah. Tidak ada penerangan; tidak ada kejelasan,” tulis Muhammad Hafizh Firdaus.
Baca Juga: ESAI TERPILIH MARET 2025: tentang Stigma Pejalan Kaki, Cinta Malam Lebaran, Study Tour, dan Kemunduran Demokrasi
ESAI TERPILIH FEBRUARI 2025: Tentang Darurat Militer, Jamet untuk Anak Kabupaten Bandung, dan Ganja Medis
Demikian sedikit kilasan tiga Esai Terpilih bulan Mei 2025. Esai kiriman dari kawan-kawan menegaskan bahwa sampai saat ini tulisan masih menjadi medium tepat untuk menyampaikan gagasan ataupun kritik. Khusus bagi BandungBergerak.id, esai-esai kiriman para penulis adalah dukungan yang sangat berarti untuk keberlangsungan demokrasi, kebebasan berekspresi dan beropini, khususnya pengungkapan opini-opini kritis ke hadapan publik.
Selanjutnya, komunitas BandungBergerak, KawanBergerak akan menghubungi para penulis Esai Terpilih untuk mengatur pengiriman sertifikat dan kenang-kenangan. Seluruh biaya pengiriman ditanggung oleh BandungBergerak. Bisa juga para penulis berinisiatif menghubungi akun Instagram KawanBergerak atau nomor telepon 082119425310.
Kami menunggu kiriman esai-esai bermutu dari kawan-kawan semua. Esai bisa dikirim ke [email protected]. Mari terus menulis, terus berdampak! Sesekali, mari mengkritik!
***
*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB