• Pemerintah
  • Data Intensitas Banjir di Kota Bandung 2003-2020, Meninggi Seiring Fenomena Penurunan Muka Tanah

Data Intensitas Banjir di Kota Bandung 2003-2020, Meninggi Seiring Fenomena Penurunan Muka Tanah

Intensitas banjir di Kota Bandung mengalami tren kenaikan dalam 10 tahun terakhir. Terkait erat dengan fenomena penurunan muka tanah yang terjadi merata.

Penulis Sarah Ashilah26 Januari 2022


BandungBergerak.id - Banjir, bersama sampah dan kemacetan, masih menjadi permasalahan kronis yang dihadapi Kota Bandung. Dari tahun ke tahun, warga mengeluhkannya. Titik-titik banjir genangan, selain banjir bandang (fast flood) yang mengancam di kawasan Bandung utara, seolah menjadi rutinitas di setiap musim hujan.

Banjir merupakan salah satu bentuk bencana hidrometeorologi, yaitu fenomena yang diakibatkan oleh curah hujan, temperatur, kelembaban, dan angin. Curah hujan tinggi, ditambah letaknya di dasar cekungan, membuat Kota Bandung rentan banjir.

Merujuk artikel jurnal Penilaian Bahaya dan Arahan Mitigasi Banjir di Cekungan Bandung yang disusun oleh Muhammad Fitrah Irawan, Yayat Hidayat, dan Boedi Tjahjono dari Institut Pertanian Bogor (IPB), kita mengetahui bahwa wilayah Cekungan Bandung memiliki indeks kelembaban topografi yang tinggi. Artinya, wilayah ini berpotensi menghadapi bencana banjir, yakni ketika air akan berkumpul pada wilayah cekungan terendah.

Data intensitas kejadian banjir yang terjadi di Kota Bandung dalam kurun 2003-2020 secara umum menunjukkan tren peningkatan, meski terjadi secara fluktuatif. Lonjakan intensitas banjir, mencapai 25 kali, terjadi pada tahun 2010, lalu diikuti penurunan. Pada 2018, lonjakan intensitas banjir kembali terjadi. Kali ini bahkan mencapai 54 kali.

Baca Juga: Data Suhu Rata-rata Kota Bandung 2014-2020, Memanas dalam Dua Tahun Terakhir
Data Kelembaban Udara Rata-rata di Kota Bandung 2014-2020, Terendah di Tahun 2019

Heri Andreas dari Kelompok Keilmuan Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Insitut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan, lewat penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 2000, diketahui bahwa muka tanah di Kota Bandung rata-rata turun 1-20 sentimeter setiap tahunnya. Penelitian ini memprediksikan, jika terletak di pinggir pantai, Kota Bandung berpotensi menjadi kota yang tenggelam.

Tidak heran, di musim penghujan fenomena banjir semakin kerap terjadi di Kota Bandung karena penurunan muka tanah. Pengambilan air tanah yang berlebihan menjadi salah satu penyebab utama.

“Dulu zona merah di sekitar kawasan industri. Sekarang ke mana-mana, penurunan muka tanahnya relatif merata,” kata Heri Andreas, saat dihubungi BandungBergerak.id, melalui sambungan telepon, Senin (5/4/2021) lalu. 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//