• Berita
  • BMKG Bandung Memprediksi Cuaca Ekstrem masih Terjadi Sepekan ke Depan

BMKG Bandung Memprediksi Cuaca Ekstrem masih Terjadi Sepekan ke Depan

Kawasan Sukaluyu yang sebelumnya tidak pernah banjir, musim hujan kali ini kebanjiran.

Awan tebal menggantung di langit Kota Bandung, 1 April 2021. Sebagian daerah di Jawa Barat masuk musim musim hujan. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Bani Hakiki11 November 2021


BandungBergerak.idCuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang diprediksi akan terus mengguyur Kota Bandung dan sekitarnya selama sepekan ke depan. Sementara musim hujan sendiri masih panjang yang puncaknya akan terjadi antara Januari dan Februari 2022.

Dengan kondisi cuaca tersebut, bencana banjir tak bisa dihindari lagi. Bencana banjir bahkan sudah lebih dulu menimpa kawasan Bandung Selatan yang masuk wilayah Kabupaten Bandung. Sedangkan di Kota Bandung, banjir melanda sejumlah titik yang sebelumnya tidak pernah kebanjiran.

Badang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung BMKG merekomendasikan agar dilakukan manajemen air hujan, termasuk menambah luas tanam sebagai resapan air hujan. Akan tetapi kenyataannya pembangunan terus bergerak, kawasan-kawasan resapan banyak yang beralih fungsi menjadi tempat hunian atau sarana komersil.

Salah satu titik banjir terbaru terjadi di Kelurahan Sukaluyu-Cihaurgeulis, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Warga setempat menyebut belum pernah mengalami banjir sebelumnya. Namun pada Rabu (10/11/2021) pukul 15.00 WIB, banjir bandang menerjang kawasan itu, tepatnya di Gang Sukaluyu perbatasan menuju Cihaurgeulis. Ketinggian air di permukiman warga diperkirakan melebihi pinggang orang dewasa.

Menurut penuturan warga sekitar, Roni Suganda (48), potensi banjir sudah mulai terlihat ketika volume air di drainase utama yang melintasi wilayah tersebut semakin meninggi sejak pukul 14.00 WIB. Warga tidak mengira luapan air bakal terus bertambah hingga membanjiri permukiman.

“Ini karena hujan dari siang terus tambah deras, selokan meluap. Lumayan ini hampir satu gang semua kena banjir cuma kalau kerugian belum tahu, ini pertama kali. Ini juga masih banjir, tadi pas puncaknya lebih tinggi lagi,” tuturnya di lokasi pascabanjir mulai menyurut.

Warga mengatakan hujan deras disertai angin kencang membuat arus air mengalir sama derasnya melalui gang tersebut dari arah Cihaurgeulis. Banjir di gang padat penduduk tersebut bertahan selama kurang lebih satu jam. Ketika dihubungi kembali via telepon, Roni melaporkan banjir baru benar-benar surut sekitar pukul 17.00 seiring hujan mereda.

Saat ini, warga belum menentukan strategi apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi banjir ke depan. Menurut Kepala RT09 Cihaurgeulis, Khairul Judis, sementara ini, warga akan lebih dulu fokus membantu korban, termasuk menyiapkan tempat evakuasi sementara. Tercatat lebih dari 10 kepala keluarga terdampak banjir.

“Ke depannya belum tahu ya, soalnya selama ini, gak pernah ada penyumbatan di selokan besar itu. Mungkin karena emang air bawaan dari tempat lain, jadi gak terprediksi juga kan. Kemungkinan, nanti kita bakal beberes dulu dan mikirin yang rumahnya kebanjiran tidur di mana sementara,” katanya kepada Bandungbergerak.id, Rabu (10/11/2021).

Baca Juga: La Nina Membawa Cuaca Ekstrem di Bandung Raya
Data 8 Kolam Retensi di Kota Bandung 2020, Bukan Solusi Paripurna Menuntaskan Banjir
Dampak Bencana Perubahan Iklim Diperkirakan Lebih Dahsyat dari Pandemi Covid-19
Bandung Kota Rawan Bencana (1): Kebakaran dan Sesar Lembang
Bandung Kota Rawan Bencana (2): Banjir dan Krisis Air Bersih

Bandung Waspada Banjir dan Sambaran Petir

BMKG meramalkan musim hujan akan berlangsung hingga pertengahan tahun depan. Saat ini, curah hujan rata-rata di wilayah Jawa Barat berada di angka 70 persen. Artinya, cukup tinggi. Sehingga bencana hidrometeorologi seperti hujan dan longsor harus diwaspadai.

Dalam jangka pendek, cuaca ekstrem Kota Bandung bakal terus meningkat hingga satu pekan ke depan bulan November ini. Bukan hanya banjir dan longsor, wilayah Bandung Raya juga termasuk ke dalam wilayah yang rawan sambaran petir.

Merujuk data kajian petir termutakhir hingga akhir Oktober 2021. BMKG Kota Bandung mencatat kecepatan petir tertinggi di Bandung, terutama di sekitar wilayah Bandung Barat dengan kecepatan mencapai 65,4. Angka tersebut menunjukkan nilai tertinggi di antara 27 wilayah kabupaten/kota di Jawa Barat.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan kondisi demikian berlaku selama musim hujan terjadi serta terus memuncak hingga Januari 2022 dan setelahnya. Meskipun begitu warga diimbau agar tetap tenang dan memanfaatkan kondisi dengan aktivitas yang positif.

“Memasuki musim hujan, tahun ini (masyarakat) diharapkan dapat melakukan manajemen air dengan baik, seperti dengan menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk, danau dan badan air lainya yang berguna untuk periode musim kemarau tahun depan,” imbaunya ketika dihubungi, Rabu (10/11/2021).

Kamis (11/11/2021) ini, cuaca Bandung Raya diprediksi berawan sejak pagi hingga siang hari disusul hujan ringan hingga sedang menuju sore. Sedangkan prakiraan untuk malam hingga dini hari umumnya cerah berawan.

Masyarakat diharapkan bisa selalu menjaga kesehatan agar tingkat imunitas tetap terjaga di masa pagebluk Covid-19 karena iklim saat ini yang berpotensi besar menyebabkan sakit.

Suhu di Kota Bandung diperkirakan cukup dingin, antara 20,3-28,8 derajat Celcius. Untuk daerah Lembang dan sekitarnya kisaran suhu lebih dingin lagi antara 17,7-25,3 derajat Celcius. Kelembapan berkisar antara 58-87 persen. Kecepatan angin maksimum diperkirakan bakal lebih tenang dari hari sebelumnya di antara 16-18 kilometer per jam.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//