• Berita
  • Singa di Kebun Binatang Singapura Positif Covid-19, Bagaimana dengan Bandung Zoological Garden?

Singa di Kebun Binatang Singapura Positif Covid-19, Bagaimana dengan Bandung Zoological Garden?

Untuk memastikan kesehatan satwa, Kebun Binatang Bandung diperkuat oleh dua orang dokter hewan.

Singa koleksi Bandung Zoological Garden di Bandung, 29 Juli 2021. Kebun binatang ini termasuk kawasan wisata yang paling terdampak selama pandemi Covid-19. Manajemen telah menyiapkan skenario terburuk. (Foto: Prima mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana11 November 2021


BandungBergerak.idLima ekor singa di Kebun Binatang Singapura dinyatakan positif terpapar Covid-19. Diduga kuat singa-singa tersebut tertular virus corona dari karyawan yang positif Covid-19. Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden menyatakan telah mengantisipasi penularan Covid-19.

Humas Bandung Zoological Garden, Aan Sulhan mengatakan, antisipasi penularan Covid-19 pada satwa dilakukan dengan meningkatkan protokol kesehatan pada karyawan atau keeper.

“Karena penularan yang harus diantisipasi kan dari manusia ke hewan. Jadi kita mengantisipasinya dengan memastikan kesehatan para keeper,” kata Aan Sulhan, saat dihubungi BandungBergerak.id, Kamis (11/11/2021).

Ia bersyukur sejauh ini karyawan ataupun keeper di Kebun Binatang Bandung baik-baik saja. Total karyawan di Bandung Zoological Garden ada 84 orang. Jumlah ini menyusut karena sebelumnya ada 120 orang namun terpaksa dirumahkan karena dampak pagebluk.

Karyawan tersebut harus merawat 850 satwa berbagai jenis, termasuk karnivora seperti harimau atau singa. Menurutnya, sejauh ini karyawan Kebun Binatang Bandung juga telah menjalani vaksinasi Covid-19.

Namun dalam memastikan kesehatan karyawan, Bandung Zoological Garden tidak melakukan pemeriksaan kesehatan sendiri, melainkan merujuknya ke puskesmas. Di puskesmas inilah mereka harus menjalani tes PCR atau antigen jika memiliki gejala Covid-19.

“Kita kalau ada karyawan yang Covid-19 akan dirumahkan, kalau sembuh masuk lagi. Sejauh ini pada sehat semua,” katanya.

Para keeper yang bertugas merawat satwa diminta mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan, yakni selalu mensterilkan diri, mengenakan masker, dan protokol kesehatan lainnya.

“Insya allah kita waspada dan antisipasi (kejadian di Singapura),” tandasnya.

Baca Juga: Kebun Binatang Bandung dan Taman Satwa Cikembulan bakal Pasrahkan Satwanya ke Negara
Perwal Baru PPKM Kota Bandung: Sejumlah Destinasi Wisata Boleh Buka, termasuk Kebun Binatang Bandung dan Saung Angklung Udjo
Kebun Binatang Bandung Berharap Pengunjung Taat Prokes
Mengapa Tidak Mudah Menyertifikasi Lahan Kebun Binatang Bandung

Sedikitnya butuh 5 kilogram daging sapi segar untuk memberi makan si raja hutan per harinya. Harga daging sapi yang mahal membuat pengelola beralih ke daging ayam, untuk menyiasati krisis pakan akibat tidak ada pemasukan sejak PPKM Darurat.
Sedikitnya butuh 5 kilogram daging sapi segar untuk memberi makan si raja hutan per harinya. Harga daging sapi yang mahal membuat pengelola beralih ke daging ayam, untuk menyiasati krisis pakan akibat tidak ada pemasukan sejak PPKM Darurat.

Waspada Covid-19 pada Satwa

Untuk memastikan kesehatan satwa, Aan mengatakan Bandung Zoological Garden diperkuat oleh dua orang dokter hewan. Jika ada hewan sakit, dua dokter tersebut yang melakukan perawatan di ruangan khusus yang tidak bercampur dengan satwa sehat.

Skrining hewan dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan pakan. Contohnya, jika makanan yang diberikan tersisa dalam tiga hari berturut-turut, maka hewan tersebut diduga memiliki masalah kesehatan.

“Kalau makanannya gak habis, kita observasi selama tiga hari, apakah nafsu makannya ada masalah atau tidak. Kalau sakit, dokter telah menyiapkan perawatan,” terangnya.

Meski demikian, tim dokter Bandung Zoological Garden tidak melakukan tes PCR atau sejenisnya pada hewan-hewannya. Sebab penularan diyakini bersumber dari manusia, sehingga antisipasi utama harus dari manusianya.

“Kita amankan dulu tenaga keepernya. Untuk pemeriksaan hewan, kita lebih ke skrining fisiknya,” katanya.

Kunjungan Dibatasi

Pencegahan Covid-19 pada satwa juga diperlukan dari sisi pengungung. Menurut Aan, pihaknya membatasi jumlah pengunjung hingga 2.000 orang pada jam yang sama.

Misalnya, jika pukul 11.00 WIB jumlah pengunjung sudah mencapai 2.000 orang, maka kunjungan pada jam tersebut mulai diberlakukan buka tutup.

Namun situasi kunjungan terkini di Kebun Binatang Bandung tidak terlalu ramai. Misalnya pada akhir pekan, jumlah kunjungan berkisar antara 1.000 hingga 2.000 orang.

“Masih jauh dibandingkan dengan masa sebelum pandemi yang bisa mencapai 6.000 orang dalam sehari,” katanya.

Ia pun meminta pengunjung untuk menjalani protokol kesehatan secara ketat, termasuk mengikuti vaksinasi Covid-19.

Paparan Covid-19 pada Singa dari Karyawan

Laporan mengenai seekor singa di Kebun Binatang Singapura yang positif Covid-19 disampaikan Animal and Veterinary Service (AVS), Rabu (10/11/20212), seperti dilansir dari CNN.

Sehari sebelumnya, empat di Singapura telah terlebih dahulu positif Covid-19. Sehingga total ada lima singa yang terinfeksi virus corona.

AVS menyatakan, kasus positif pada singa di Kebun Binatang Singapura ditentukan berdasarkan tes PCR pada sampel feses. Selain itu, singa tersebut menunjukkan tanda-tanda sakit sejak 8 November.

Singa-singa Afrika tersebut kemudian diisolasi di kandangnya masing-masing. Mereka mendapat penanganan dari AVS yang bekerja sama dengan Mandai Wildlife Group, pengelola Kebun Binatang Singapura.

Mandai Wildlife Group mengatakan bahwa ada tiga penjaga hewan Night Safari Carnivore yang dinyatakan positif Covid-19. Night Safari Carnivore merupakan tempat wisata satwa di Singapura.

Dari tiga yang positif itu, dua orang di antaranya dinyatakan positif saat tidak bertugas. Selanjutnya, tes dilakukan pada anggota tim yang telah melakukan kontak dengan mereka. Hasilnya, seorang karyawan dinyatakan positif tanpa gejala.

"Mereka menerima (A) tes PCR positif konfirmasi pada 8 November," kata Mandai Wildlife Group.

Pameran singa di Night Safari sendiri telah ditutup sejak singa menunjukkan gejala seperti batuk, bersin dan lesu, dan mendorong pihak berwenang untuk melakukan tes Covid-19.

AVS mencatat bahwa menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), saat ini tidak ada bukti bahwa hewan berperan dalam penyebaran Covid-19 ke manusia. Namun, ada laporan tentang hewan yang dites positif setelah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi Covid-19.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//