• Berita
  • Sejumlah Makam di TPU Cikadut Amblas

Sejumlah Makam di TPU Cikadut Amblas

Hujan deras membuat puluhan makam di TPU khusus Covid-19 Cikadut amblas dan sejumlah makam di TPU Cikutra longsor.

Kondisi makam di TPU Cikadut yang amblas akibat tingginya intensitas hujan di Kota Bandung, Kamis (11/11/2021). Beberapa kondisi makam rusak akibat gerusan air. (Foto: Bambang Firmansyah/BandungBergerak.id)

Penulis Bani Hakiki11 November 2021


BandungBergerak.idDerasnya hujan yang melanda Kota Bandung pada Rabu (10/11/20210) kemarin mengakibatkan sejumlah makam jenazah Covid-19 di TPU Cikadut amblas. Kondisi serupa juga pernah terjadi pada bulak Oktober lalu.

Menurut Koordinator Pemangku Jenazah Tim C TPU Cikadut, Sony Santoso fenomena ini sangat wajar terjadi di lokasi makam dengan tingkat kepadat tanah yang rendah. Apalagi lokasi makam khusus Covid-19 ini digali secara masif dalam waktu yang singkat. Penggunaan alat berat juga dinilai cukup mengganggu struktur tanah yang sejak awal rentan.

Sejak hujan mengguyur dari siang menuju sore hari, sudah terlihat beberapa genangan air di sekitar area pemakaman. Seiring hujan semakin deras, volume air pun kian meningkat dan daya serap tanah tidak mampu menopangnya karena tidak banyak pohon berada di sekitar lokasi.

“Tanahnya gembur keadaannya, sebelum jadi makam juga sering amblas soalnya emang gak banyak pohon di daerah sini. Terus, kemarin-kemarin kan sempet ada alat berat dan sehari bisa menggali lebih dari dua puluh liang, jaraknya berdekatan,” papar Sony saat disambangi di lokasi, Kamis (11/11/2021).

Para petugas setempat baru bisa memantau lebih rinci kondisi lapangan pada Kamis (11/11/2021). Dari pantauan tersebut, ada sekitar 20 liang makam yang amblas. Jika diakumulasikan keseluruhan peristiwa serupa sejak Oktober lalu, tercatat sebanyak lebih dari 30 makam yang amblas.

Selain faktor alamiah akibat cuaca, kondisi itu juga disinyalir terjadi karena kualitas kayu peti jenazah Covid-19 yang tidak sesuai standar. Rendahnya kualitas tersebut mengakibatkan pelapukan terlalu dini sebelum kepadatan kayu dapat menyesuaikan tekanan tanah. Belum lagi daya serap air tanah yang cenderung lambat membuat kayu dalam keadaan lembap untuk waktu yang tak dapat diperkirakan para petugas.

Area permakaman yang paling banyak mengalami penurunan tanah berada di wilayah bagian barat, jaraknya sekitar satu kilometer dari area parkir. Bahkan, terpantau banyak bekas longsor di sekitar wilayah tersebut berupa jalur aliran air dengan kedalaman sekitar 30-60 sentimeter dan pepohonan tumbang dengan akar yang mencuat keluar tanah. Bagi ahli waris yang akan berkunjung disarankan menghindari cuaca hujan karena ada lumpur tebal hampir di seluruh wilayah sehinggi cenderung sulit dilintasi.

Sony berserta anggotanya segera memperbaiki kondisi makam sejak pagi karena dikhawatirkan hujan deras akan kembali melanda pada siang hari. Sampai saat ini, belum ada kerusakan krusial yang memerlukan pengangkutan ulang jenazah
“Sekarang teh ada 20-an (makam) yang amblas, baru dihitung pasti tadi pagi. Banyak ahli waris yang membawa peti (jenazah) seadanya, kayunya butut (jelek) jadi gampang lapuk gak kuat nahan tanah yang makin padat,” ujarnya.

Sementara itu, tidak ada prosesi pemakaman yang dilakukan hingga sekitar pukul satu siang di TPU Cikadut. Menurut Sony, keadaan pemakaman kini jauh lebih tenang ketimbang ketika angka kematian korban Covid-19 melonjak tinggi di Kota Bandung. Saat ini, sudah ada sekitar lebih dari 4.000 liang lahat dari total 5.000 yang disediakan. Namun jumlah tersebut belum dapat dikonfirmasi oleh pihak UPT setempat karena alesan belum melakukan rekap data terbaru.

Baca Juga: BMKG Bandung Memprediksi Cuaca Ekstrem masih Terjadi Sepekan ke Depan
Per 15 November Pasar Cihapit dan Pasar Kosambi Bebas Plastik, Apa yang Bisa Diharapkan?
Lemahnya Sistem Drainase Jadi Penyebab Banjir Kota Bandung
Pembangunan Kolam Retensi Kota Bandung Habiskan Dana Puluhan Miliar Rupiah, Warga masih Khawatir Banjir
Kota Bandung: Musim Kering Krisis Air, Musim Hujan Terancam Banjir

Kondisi makam di TPU Cikadut yang amblas akibat tingginya intensitas hujan di Kota Bandung, Kamis (11/11/2021). Beberapa kondisi makam rusak akibat gerusan air. (Foto: Bambang Firmansyah/BandungBergerak.id)
Kondisi makam di TPU Cikadut yang amblas akibat tingginya intensitas hujan di Kota Bandung, Kamis (11/11/2021). Beberapa kondisi makam rusak akibat gerusan air. (Foto: Bambang Firmansyah/BandungBergerak.id)

Longsor Di TPU Cikutra

Pada hari yang sama, hujan deras yang mengguyur Kota Bandung juga menyebabkan permasalahan tanah di TPU Cikutra. Lokasinya terjadi di sekitar kawasan bantaran anak Sungai Cidurian, di mana tebing yang membatasi runtuh karena dorongan volume air. Longsor pun membuat sejumlah makam rusak.

Kepala UPT Cikutra, Sumpena mengungkapkan ada empat makam dan jenazahnya yang mengalami kerusakan total dan berpotensi hilang terbawa arus sungai yang saat itu mengalir sangat deras. Kini, pihaknya sedang berkoordinasi dengan keempat keluarga ahli waris yang makamnya tergerus longsor tersebut.

“Kita lihat nanti situasinya seperti apa dan makam sebelahnya (kondisinya) gimana. Akan kami koordinasikan ke pihak keluarga untuk dipindahkan letak makamnya,” katanya ketika dihubungi, Kamis (11/11/2021).

Terhitung dalam tiga tahun terakhir, kejadian ini sudah menjadi langganan di area pemakaman tersebut. Namun, belum ada penanganan serius dari pihak berwenang kecuali pembuatan batas permakaman berjarak 500 meter dari bantaran sungai pada tahun 2019.

Fenomena makam amblas pernah dialami TPU Cikutra pada tahun 2019 di lokasi yang sama. Pada Mei 2020, peritiwa tersebut kembali terjadi, menyebabkan puluhan jenazah sempat hilang terbawa longsor. Para petugas telah mengevakuasi sejumlah jenazah yang terdampak, meskipun beberapa lainnya dinyatakan hanyut dan hilang terbawa arus sungai.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//