Pendaftaran Kampus Merdeka 2022 Dibuka, di antaranya Program Kuliah di Luar Negeri IISMA
Program Kampus Merdeka menyediakan beragam beasiswa. Salah satunya beasiswa kuliah di luar negeri, yaitu IISMA, yang tahun ini kuotanya 1.000 mahasiswa.
Penulis Iman Herdiana23 Januari 2022
BandungBergerak.id - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka berlanjut di tahun 2022. Melalui program ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) masih terus memfasilitasi mahasiswa untuk mengikuti program berbagai program flagship seperti Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), dan program kuliah di luar negeri Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, mengatakan bahwa program program Kampus Merdeka diharapkan dapat meningkatkan pengalaman para mahasiswa di dunia kerja. Menurutnya, mahasiswa harus mendapatkan pengalaman di luar di bangku kuliah dengan langsung turun ke lapangan.
“Ke depannya tentu diharapkan tiap kampus mampu memberikan secara penuh SKS bagi adik-adik untuk melakukan program Kampus Merdeka,” ujarnya, mengutip laman resmi Dikti, Minggu (23/1/2022).
Disebutkan, program Kampus Merdeka merupakan upaya perubahan yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi agar bisa melampaui kemajuan yang bersifat dinamis. Seluruh kampus diharapkan semakin yakin bahwa program ini menjadi terobosan zaman, karena program seperti ini di luar negeri baru dilaksanakan di beberapa kampus ternama.
“Setiap kemajuan dibutuhkan perubahan. Bagaimana kita melangkah ke depan, kita harus keluar dari zona nyaman. Ada hal yang harus ditinggalkan dan menuju business unusual dengan melakukan inovasi juga terobosan baru untuk menciptakan SDM unggul,” tegasnya.
Ketua Project Management Officer Kampus Merdeka Erwin Tobing mengatakan, mahasiswa memberikan respons positif terhadap empat program flagship Kampus Merdeka. Untuk itu, Kemendikbudristek berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan program Kampus Merdeka di tahun 2022 dan akan merancang program yang sebelumnya belum ada di tahun 2021.
“Setidaknya terdapat empat program Kampus Merdeka di tahun 2021 yang sudah sukses melaksanakan kegiatan belajar di luar kampus. Terdapat 300 ribu mahasiswa yang datang dari 2.100 perguruan tinggi dari seluruh wilayah Indonesia yang mendaftar keempat program tersebut,” ungkapnya.
Ke depannya, Erwin mengungkapkan, langkah yang akan dilakukan oleh pelaksana Kampus Merdeka yaitu meningkatkan kualitas serta daya tampung yang maksimal di tahun 2022. Selain itu, ke depan perguruan tinggi diharapkan dapat menciptakan program Kampus Merdeka secara mandiri seperti yang diselenggarakan Kemendikbudrstek.
“Di tahun 2022-2023, kami ingin mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan Kemendikbudristek namun juga ingin mahasiswa ikut aktivitas kampus masing-masing,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bagi mahasiswa calon pendaftar Kampus Merdeka tahun 2022 untuk mencatat tanggal-tanggal penting kegiatan agar tidak tertinggal dan dapat berjalan secara optimal. Di tahun 2022, untuk program MSIB, Kemendikbudristek menyediakan kuota sebanyak 50 ribu mahasiswa dengan pembukaan pendaftaran terdiri dari dua gelombang yakni Januari-Juni dan Juli-Desember 2022. Untuk gelombang pertama, pendaftaran masih dibuka hingga 14 Januari 2022.
Baca Juga: Jadwal Pendaftaran dan Persyaratan Beasiswa Persiapan Studi Magister ke Luar Negeri
Info Beasiswa Unair, Studi ke Taiwan dan Beragam Pendanaan Kuliah lainnya
Mengenal Beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) Unpar
Kuota Program IISMA 2022 Sebanyak 1.000 Mahasiswa
Salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Tahun 2022 ini, program IISMA membuka kuota sebanyak 1.000 mahasiswa dan akan dilaksanakan di bulan Agustus dengan periode pendaftaran pada 1-31 Maret 2022.
Sementara pertukaran Mahasiswa Merdeka akan memulai pendaftaran pada 1-25 Juni 2022 bagi 20 ribu mahasiswa. Terakhir, Kampus Mengajar akan membuka dua gelombang dengan kuota 25 ribu mahasiswa. Untuk gelombang pertama, pendaftaran Kampus Mengajar sudah resmi ditutup bulan Desember 2021.
Khusus mengenai IISMA, program kuliah di luar negeri ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menempuh kuliah di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri yang menjadi mitra Kemendikbudristek selama satu semester. Mahasiswa yang mengikuti program IISMA juga akan mendapatkan konversi SKS sesuai dengan peraturan Kemendikbudristek.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Paristiyanti Nurwardani, menyampaikan bahwa di era digital mahasiswa harus mempunyai berbagai macam pelatihan agar pelajaran atau capaian yang dipelajari di perkuliahan harus benar-benar terpakai saat bekerja.
Ia berharap melalui program IISMA, hasil dari pembelajaran selama satu semester di luar negeri bisa dibawa ke dalam negeri agar bisa membanggakan Indonesia. Melalui program IISMA, mahasiswa harus mengenal sistem dan apapun yang ada di kampus baru.
“Jadi selama terjun di dunia baru di luar negeri kalian belajar best practice dari tempat kalian transfer di luar negeri, bawa ke dalam negeri buat bangga diri sendiri, orang tua, perguruan tinggi, dan Indonesia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Paristiyanti Nurwardani menjelaskan biaya program IISMA cukup besar dalam 1 semester dengan jumlah kuota 200 orang. Sehingga ia berharap para mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. “Tolong lakukan studi sebaik-baiknya. Belum ada program sebagus ini kecuali di Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” tandasnya.
Ia berpesan agar para mahasiswa dapat membawa bendera merah putih dan jiwa Garuda Pancasila, karena para mahasiswa peserta IISMA ini adalah duta-duta bangsa Indonesia. “Mahasiswa harus memiliki masa depan yang lebih cemerlang karena sekarang mendapatkan dukungan dana yang cukup besar untuk belajar, gunakan kesempatan ini baik-baik,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Subpokja Program IISMA Junaidi mengatakan bahwa program IISMA ini membawa banyak tantangan, karena program ini hadir ketika kita hidup di masa pandemi sehingga banyak sekali tantangan dalam melakukan penyesuaian terhadap program ini.
Junaidi menjelaskan, dalam pelaksanaannya, program IISMA mengharapkan adanya kompetensi-kompetensi yang dapat diberikan kepada para mahasiswa. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan mitra perguruan tinggi luar negeri untuk memilihkan, mengkurasi perkuliahan yang ada sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
“Seperti adaptive thinking, cross cultural, dan lain sebagainya. Sehingga matakuliah yang diambil tidak hanya dari prodi masing-masing,” ungkap Junaidi.
John Roberto Sampe sebagai mahasiswa peserta yang lolos dalam program IISMA ke University of Limerick, Irlandia, menyebutkan keuntungan berkuliah di luar negeri adalah pengalaman interkultural dengan komunitas global.
“Jadi kita tidak hanya berinteraksi dengan komunitas orang Irlandia asli, tetapi saya berinteraksi dengan mahasiswa internasional. Jadi kita bisa bertukar budaya, makanan, seperti yang disebut oleh ibu Paris layaknya seorang ambassador atau duta kampus,” ujarnya.
Selain itu, tugas yang berkualitas juga membuahkan ilmu yang baru serta melatih soft skill yang dimilikinya. Terkait kompetensi yang ia dapatkan, meskipun John merupakan mahasiswa jurusan hukum, tetapi di IISMA ini dirinya diberi kesempatan belajar selain mata kuliah hukum seperti communication cross culture, politik, international relations, dan lainnya.
“Selain itu dosen-dosen disini sangat membuka komunikasi untuk memfasilitasi mahasiswa. Selanjutnya kita bisa berkontribusi yang signifikan di komunitas kita masing-masing,” tambahnya.