Mahasiswa Mempertanyakan Pembangunan Gedung Galeri ISBI Bandung yang Lama Mangkrak
Pembangunan Gedung Galeri ISBI Bandung dimulai sejak 8 tahun lalu. Kini gedung ini dinyatakan memiliki masalah konstruksi sehingga akan dirobohkan.
Penulis Awla Rajul6 Februari 2022
BandungBergerak.id - Lima pemusik menabuh secara ritmik alat musik yang mereka pegang, diikuti gerakan tubuh yang menyesuaikan dengan pukulan. Bersamaan dengan ketukan musik, alat musik tiup khas Sunda mengalun mengiringi tabuhan kendang, dan alat musik pengiring lainnya.
Singa barong dari kelompok seni reak Juarta Putra, bersama mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, bergerak mengikuti alunan musik. Melalui kesenian – yang dipercaya bisa bikin pemainnya kesurupan – mahasiswa ISBI Bandung mempertanyakan transparansi pembangunan Gedung Galeri yang dibangun di depan kampus mereka, Jumat (4/2/2022).
Mereka beraksi dengan latar belakang gedung yang lama mangkrak. Gedung Galeri berlantai empat berbentuk bundar tersebut rencananya akan difungsikan sebagai ruang-ruang pameran, bioskop, maupun fungsi lainnya.
Namun, pembangunan gedung yang belum rampung hingga kini menjadi tanda tanya besar bagi mahasiswa. Terlebih ada kabar gedung ini akhirnya mau dirubuhkan karena konstruksinya bermasalah.
Pantauan BandungBergerak.id, di Gedung Galeri terpampang beberapa spanduk bernada kritis: “Kalau saja Gedung tidak Ada, Kuliah Kami Gratis”, “Usut Tuntas”, serta beberapa tulisan lainnya. Tampak juga robot-robotan dari kaleng bekas menggantung di lantai dua gedung. Sekitar bangunan dipagari seng yang marak dengan coretan dinding bernada protes.
Menurut Presiden Mahasiswa ISBI Bandung, Gilang, pembangunan Gedung Galeri mangkrak sejak 2014. Melalui aksi kesenian itu mereka menunggu kejelasan dari Rektor ISBI Bandung mengenai pembangunan Gedung Galeri.
“Jika tidak ada pun (kejelasan dari Rektor, red), kita akan terus-menerus mengadakan aksi. Karena gedung ini telah mangkrak sejak dibangun pada 2014. Sampai sekarang juga belum jadi. Dari 2014 bangunannya masih seperti ini,” jelas Gilang, saat ditemui di Kantor Studio Teater ISBI, selepas aksi.
Gilang menyebutkan, pihak Rektorat pada 27 Januari lalu mengeluarkan pengumuman dengan nomor: 337/IT8/RT.06.00/202 tentang larangan memasuki atau berkegiatan di sekitar Gedung Galeri karena kondisi bangunan yang tidak aman. Ia mempertanyakan kenapa surat tersebut baru keluar. Padahal bangunan tersebut sempat dijadikan lahan parkir.
“Surat tersebut pun baru keluar selepas aksi dari Forum Dosen, kenapa gak dari sebelum-sebelumnya? Bahkan sejak saya masuk ke sini, gedung ini masih tahap pembangunan, malah dijadikan lahan parkir motor. Kalau misal membahayakan, kenapa gak dari dulu gitu?” ungkap Gilang.
Baca Juga: Festival Budaya Nusantara ISBI Bandung: Membangkitkan kembali Ruang-ruang Kosong Gelap Akibat Pandemi
Nasihat Nyoman Nuarta di ISBI Bandung: Janganlah Material dan Teknologi Menguasai Kita
Pesan Solidaritas dari Festival Budaya Nusantara ISBI Bandung
Aksi Forum Dosen ISBI Bandung
Aksi mahasiswa ISBI Bandung itu dipantik oleh aksi yang dilakukan oleh Forum Dosen ISBI Bandung dua pekan sebelumnya yang menuntut perbaikan sistem dan transparansi pembangunan Gedung Galeri.
Ketua Keluarga Mahasiswa Teater (KMT), Sahrul, menjelaskan aksi Forum Dosen ISBI Bandung juga menuntut perihal penghapusan mata kuliah, pemecatan dosen yang sewenang-wenang, dan sebagainya.
“Dan mahasiswa lebih fokus ke pembangunan bangunan ini, karena banyak menyimpan banyak pertanyaan hadirnya gedung ini. Misalkan kenapa gedung ini dibangun di 2014 dan akan dirubuhkan kembali. Katanya konstruksi dan lainnya. Okelah Rektor dan pimpinan lainnya bilang gedung ini dalam proses perobohan. Tapi bukan hanya soal itu, pembangunannya yang tidak selesai juga kenapa?” terang Sahrul.
Sepengetahuan Sahrul, pembangunan gedung tersebut ada tiga tahap, yaitu tahap 2014, 2019, dan 2020. Pada tahap 2020 akan dilanjutkan pembangunannya, namun pihak penerima tender tidak mau melanjutkan karena ada kontruksi yang salah, membahayakan, dan tidak bisa dilanjutkan. Akhirnya akan dilakukan proses perobohan.
Sahrul mengaku terakhir kali melihat ada kegiatan pembangunan pada tahun 2020. Ia bilang, yang membuat mahasiswa geram, mengapa surat pengumuman pelarangan dari rektor mengenai penggunaan galeri baru keluar. Sedangkan Gedung Tari yang bersebelahan dengan Gedung Galeri kegiatannya terus beoperasi.
Gilang dan Sahrul juga merasa janggal dengan surat pengumuman rektor ISBI Bandung. Pihak rektorat menyebutkan bahwa surat tersebut merupakan arahan dari kementrian PUPR, namun ketika dilakukan pengecekan tidak ada lampiran. Mahasiswa sudah mengklarifikasi kepada pihak kampus mengenai surat pengumuman rektor, namun mereka belum mendapatkan jawaban yang jelas.
“Bahkan ketika surat itu keluar, humas ISBI saja tidak tau terkait surat itu. Bahkan seperti satpam saja baru tau dari kita,” tambah Gilang.
Audiensi dengan Rektorat
Pada November 2021 lalu, pihak BEM dan Ormawa sempat melakukan mediasi perihal pembangunan Gedung Galeri yang mangkrak dengan Rektor. Namun pihak kampus malah membahas mengenai penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitaran kampus yang dinilai kumuh.
“Rektor malah punya rencana untuk membersihkan PKL-PKL yang ada di depan. Dia tidak melihat yang ada di dalam soal gedung ini. Mereka mengkhawatirkan itu kumuh, justru ini (gedung yang mangkrak) lebih kumuh ketika dilihat dari depan. Banyaklah kejanggalan, seolah gedung ini ditutup-tutupi. Akhirnya mahasiswa banyak yang mempertanyakan,” jelas Sahrul.
Sahrul menyebutkan, pembangunan gedung galeri yang mangkrak ini perlu diusut. Sebab, banyak mahasiswa yang kesulitan membayar uang kuliah. Mestinya dana pembangunan gedung bisa digunakan untuk membantu mahasiswa membayar uang kuliah.
Sahrul juga menyebutkan sempat adanya tendesi pelarangan mahasiswa ikut campur mempertanyakan perihal gedung dari rektor. “Hal yang tampak besar seperti ini kenapa tidak boleh dipertanyakan, kenapa tidak boleh diketahui mahasiswa. Kan ini janggal sekali. Terus yang memberikan statement itu pun rektor. Apa yang ditakuti emang ketika hal ini diketahui oleh semua orang,” lanjut Sahrul.
Gilang menyebutkan bahwa aksi kecil-kecil berbentuk teatrikal, mural, maupun bentuk lainnya akan terus dilanjutkan sampai pihak kampus mau terbuka mengenai pembangunan gedung galeri. Ia bahkan berencana aksi akan dilakukan lebih besar jika pihak kampus tak kunjung memberikan transparansi.
BandungBergerak.id telah mengonfirmasi Humas ISBI Bandung, Minggu (6/2/2022), namun hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan.